PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Peran guru sangat menentukan dalam membentuk karakter anak didik di tengah tsunami informasi dan era serba digital saat ini. Guru dituntut untuk inovatif, memiliki semangat tinggi dan jadi teladan.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Riau Dr H Mahyudin MA saat membuka kegiatan pengenalan kurikulum prototipe menuju pendidikan abad 21 di MAN 2 Pekanbaru, Kamis (24/3).
Mahyudin menjelaskan, kurikulum prototipe atau kurikulum merdeka ini merupakan kurikulum yang disederhanakan sebagai opsi tambahan untuk diterapkan oleh satuan pendidikan pada tahun ajaran 2022/2023. Setiap lembaga pendidikan menurutnya dihadapkan pada pilihan penggunaankurikulum 2013 atau lurikulum prototipe. Hal ini dengan harapan dapat mendorong pembelajaran sesuai kemampuan siswa.
"Melalui sosialisasi ini kami berharap para guru madrasah dapat mempersiapkan diri dalam menerapkan kurikulum prototipe. Guru madrasah perlu mengubah mindset dalam pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Karena kurikulum ini lebih fleksibel dan meneguhkan peran utama guru sebagai pendidik profesional," sebut Mahyudin didampingi Kepala Kantor Kemenag Kota Pekanbaru Drs H Abdul Karim MPd.
Sementara itu Kepala MAN 2 Pekanbaru Ghafardi SAg MPd mengatakan, terdapat tiga karakter utama kurikulum prototipe. pertama, pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan soft skill dan 8 karakter. Yaitu iman, takwa, akhlak mulia, gotong royong, kebhinekaan global,kemandirian, nalar kritis, dan kreativitas.
Lalu karakter yang kedua, fokus pada materi esensial untuk memberikan cukup pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar, seperti literasi dan numerasi. Karakter ketiga adalah fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran sesuai dengan kemampuan siswa. Hal inijuga terkait dengan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Ghafardi bersyukur, MAN 2 mendapat kesempatan dan berpeluang menjadi penggerak kurikulum baru ini.
"Kegiatan diikuti oleh 71 guru MAN 2 Pekanbaru. Kami berharap para guru di sini dapat menjadi penggerak kurikulum prototipe di Riau," harap Ghafardi.
Pada sosialisasi tersebut, juga dijabarkan sejumlah langkah implementasi kurikulum prototipe tersebut pada madrasah. Di antaranya penerapan sesuai konteks dan karakteristik madrasah, penerapan secara terbatas pada setiap tingkat madrasah di setiap provinsi. Lalu soalregulasi yang longgar sebagai penguatan aturan yang dirujuk, yaitu Keputusan Menteri Agama 184 Tahun 2019.
Selain itu, implementasi kurikulum baru ini juga perlu pemberdayaan jabatan fungsional pengembang teknologi pembelajaran (PTP) dan pengawas.(end)