PELALAWAN (RIAUPOS.CO) — Riau, khususnya Pekanbaru dan Pelalawan bakal terus diselimuti kabut asap. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Riau mencatat ada lima titik panas (hot spot) di Kabupaten Pelalawan, Jumat (23/8). Dari jumlah tersebut, dua di antaranya convidence di atas 70 persen.
Meski hot spot menurun drastis, namun hingga saat ini kabut asap masih tetap bertahan menyelimuti sejumlah kecamatan di Negeri Seiya Sakata ini khususnya Kecamatan Pangkalan Kerinci. Hingga saat ini, di sejumlah lokasi api masih membakar lahan. Seperti yang terjadi di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) tepatnya di Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui.
Di lokasi ini, api terlihat belum padam total. Bahkan, tim gabungan masih terlihat berjibaku memadamkan api. "Ya, titik api belum padam total karena masih terlihat muncul di kawasan TNTN Ukui. Tim gabungan TNI, Polri, Satpol PP, Damkar, BPBD, perusahaan dan MPA, masih berjibaku memadamkan api. Kapolres dan Kepala BPBD Pelalawan pun ikut turun memadamkan api," ujar Heri, seorang warga Desa Lubuk Kembang Bunga kecamatan Ukui kepada Riau Pos, kemarin (23/8).
"Sepertinya, hari ini (kemarin, red) pemadaman api difokuskan di kawasan TNTN ini. Baik melalui darat maupun udara menggunakan helikopter WB (water booming). Lokasi kebakaran itu cukup jauh ke dalam dan jaringan pun sangat sulit sehingga tidak bisa melakukan komunikasi melalui seluler," tambah Heri saat dihubungi melalui selulernya.
Di tempat terpisah, Kepala Balai TNTN Pelalawan Halasan Tulus ketika dikonfirmasi Riau Pos mengatakan, dirinya tidak mengetahui secara pasti kondisi terbaru karhutla di TNTN tersebut. Pasalnya, saat ini dirinya berada di Jakarta untuk memenuhi panggilan Menteri KLHK RI Siti Nurbaya membahas permasalahan di TNTN.
"Saya masih di Jakarta dipanggil ibu menteri. Jadi saya tidak tahu secara pasti perkembangan terkini karhutla di TNTN. Tapi setahu saya, sudah ada ratusan hektare lahan yang terbakar di kawasan ini sehingga sejumlah habitat seperti gajah jinak, telah diungsikan ke tempat yang aman atau jauh dari kebakaran," paparnya.
Diungkapkannya, pihaknya bersama tim gabungan terpadu karhutla Pelalawan telah berupaya maksimal untuk melakukan penanggulangan karhutla di kawasan TNTN khususnya di Desa Lubuk Kembang Bunga Kecamatan Ukui. Hanya saja, musim kering serta hembusan angin yang kencang, membuat kebakaran tersebar dan meluas akibat adanya bunga api.
"Jadi, sebenarnya karhutla di kawasan TNTN ini tidak terlalu luas. Apalagi kondisi lahan di kawasan ini bukan gambut melainkan tanah mineral. Hanya saja, kondisi cuaca serta hembusan angin kencang, membuat kebakaran menjadi menyebar. Contohnya hari ini (kemarin, red) kita fokuskan pemadaman api di lahan terbakar seluas 3 hektare dan berhasil padam, tapi akibat angin bertiup kencang, sehingga bunga api yang terbang tertiup angin ini menyebabkan munculnya titik api baru," bebernya. (amn/rir/hsb)