Sabtu, 26 Juli 2025

Tempat Penampungan Air Tidak Layak

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) โ€” Sejumlah waduk, kolam retensi dan danau untuk penampungan debit air saat banjir di Kota Pekanbaru sangat memprihatikan, terlihat waduk yang dipenuhi lumut, sampah, pendangkalan dan terjadi penyumbatan di aliran air.

Seperti terlihat di waduk Cipta Karya, Kecamatan Tampan. Waduk yang berada di Jalan Cipta Karya itu saat ini kondisi memprihatinkan, waduk terlihat dipenuhi lumut dan sampah-sampah plastik.

Aroma busuk tercium.  Ikan-ikan juga banyak yang mati. Diduga karena air sudah tercemar.

Saat musim penghujan, debit air di waduk tinggi. Akibatnya, air waduk meluap menggenangi perumahan warga. Pasalnya, tembok drainase di dekat waduk sudah lama ambruk dan tidak ada perhatian pemerintah kota untuk memperbaikinya.

โ€œKetika debit air di waduk tinggi, kemudian debit air di drainase juga tinggi, maka air meluber masuk ke dalam rumah, tingginya setinggi mata kaki lah,โ€ kata salah seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya itu, Senin (21/10).

Baca Juga:  Macet di Tugu Songket, Polisi Rekayasa Lalu Lintas

Sementara itu, kondisi kolam retensi taman kota di Jalan Diponegoro juga memprihatinkan. Kondisi kolam dipenuhi rumput-rumput dan eceng gondok, terlihat kolam sangat dangkal karena lumpur yang dalam.

Kondisi kolam juga terlihat dipenuhi sampah, seperti sampah plastik memenuhi selokan, sehingga aliran air sangat terhambat, selain itu gorong-gorong di lokasi kolam juga terlihat dipenuhi dengan sampah dan lumpur, sehingga aliran air sangat terhambat. Sedangkan, kolam retensi di terminal AKAP, kondisinya terlihat bersih.

Pengamat lingkungan Tengku Ariful mengatakan, waduk-waduk yang ada saat ini harus di keruk, kemudian harus dibarengi dengan penaburan bibit ikan dengan berbagai pola estetika yang baik.

โ€œPersoalannya sekarang, waduk itu setelah dibangun tidak pernah di kontrol lagi, bagaimana pengendapan pasir, sampah, plastik yang tidak terkendali, itu tidak pernah di kontrol dengan baik oleh pemrintah setempat,โ€ kata Tengku Ariful.

Baca Juga:  Reni Dapat Kursi Roda Bantuan dari Kerabat

Ia mengatakan, seharusnya pembersihan tempat penampungan air harus dilakukan secara periodik minimal tiga kali setahun, yakni pada saat penghujung musim kemarau, pada saat masa transisi kemarau ke musim penghujan, kemudian rentan even-even penting yang digelar di Kota Pekanbaru.

โ€œPada saat kegiatan yang menghimpun massa terlalu banyak  itu pasti menghasilkan sampah yang sangat besar, itu harus kontrol harus ada pasukan kuning itu harus dikerahkan, agar kebersihan itu harus terjaga dengan rutin,โ€ katanya.

Namun dosen Unri itu juga mengatakan, sikap masyarakat juga harus dibenahi. Perilaku masyarakat dengan reformasi prilaku yang menjadi kata kunci untuk kenyaman masyarakat dalam persoalan ini. โ€œTetapi persoalan sekarang, ada tidak ketersedian tempat sampah yang memadai, ada tidak kepatuhan masyarakat untuk hal itu,โ€ katanya.(*9)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) โ€” Sejumlah waduk, kolam retensi dan danau untuk penampungan debit air saat banjir di Kota Pekanbaru sangat memprihatikan, terlihat waduk yang dipenuhi lumut, sampah, pendangkalan dan terjadi penyumbatan di aliran air.

Seperti terlihat di waduk Cipta Karya, Kecamatan Tampan. Waduk yang berada di Jalan Cipta Karya itu saat ini kondisi memprihatinkan, waduk terlihat dipenuhi lumut dan sampah-sampah plastik.

Aroma busuk tercium.  Ikan-ikan juga banyak yang mati. Diduga karena air sudah tercemar.

Saat musim penghujan, debit air di waduk tinggi. Akibatnya, air waduk meluap menggenangi perumahan warga. Pasalnya, tembok drainase di dekat waduk sudah lama ambruk dan tidak ada perhatian pemerintah kota untuk memperbaikinya.

โ€œKetika debit air di waduk tinggi, kemudian debit air di drainase juga tinggi, maka air meluber masuk ke dalam rumah, tingginya setinggi mata kaki lah,โ€ kata salah seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya itu, Senin (21/10).

- Advertisement -
Baca Juga:  Juru Parkir Wajib Dilindungi

Sementara itu, kondisi kolam retensi taman kota di Jalan Diponegoro juga memprihatinkan. Kondisi kolam dipenuhi rumput-rumput dan eceng gondok, terlihat kolam sangat dangkal karena lumpur yang dalam.

Kondisi kolam juga terlihat dipenuhi sampah, seperti sampah plastik memenuhi selokan, sehingga aliran air sangat terhambat, selain itu gorong-gorong di lokasi kolam juga terlihat dipenuhi dengan sampah dan lumpur, sehingga aliran air sangat terhambat. Sedangkan, kolam retensi di terminal AKAP, kondisinya terlihat bersih.

- Advertisement -

Pengamat lingkungan Tengku Ariful mengatakan, waduk-waduk yang ada saat ini harus di keruk, kemudian harus dibarengi dengan penaburan bibit ikan dengan berbagai pola estetika yang baik.

โ€œPersoalannya sekarang, waduk itu setelah dibangun tidak pernah di kontrol lagi, bagaimana pengendapan pasir, sampah, plastik yang tidak terkendali, itu tidak pernah di kontrol dengan baik oleh pemrintah setempat,โ€ kata Tengku Ariful.

Baca Juga:  APBD 2022 Diminta Sentuh Visi Misi Pemko

Ia mengatakan, seharusnya pembersihan tempat penampungan air harus dilakukan secara periodik minimal tiga kali setahun, yakni pada saat penghujung musim kemarau, pada saat masa transisi kemarau ke musim penghujan, kemudian rentan even-even penting yang digelar di Kota Pekanbaru.

โ€œPada saat kegiatan yang menghimpun massa terlalu banyak  itu pasti menghasilkan sampah yang sangat besar, itu harus kontrol harus ada pasukan kuning itu harus dikerahkan, agar kebersihan itu harus terjaga dengan rutin,โ€ katanya.

Namun dosen Unri itu juga mengatakan, sikap masyarakat juga harus dibenahi. Perilaku masyarakat dengan reformasi prilaku yang menjadi kata kunci untuk kenyaman masyarakat dalam persoalan ini. โ€œTetapi persoalan sekarang, ada tidak ketersedian tempat sampah yang memadai, ada tidak kepatuhan masyarakat untuk hal itu,โ€ katanya.(*9)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) โ€” Sejumlah waduk, kolam retensi dan danau untuk penampungan debit air saat banjir di Kota Pekanbaru sangat memprihatikan, terlihat waduk yang dipenuhi lumut, sampah, pendangkalan dan terjadi penyumbatan di aliran air.

Seperti terlihat di waduk Cipta Karya, Kecamatan Tampan. Waduk yang berada di Jalan Cipta Karya itu saat ini kondisi memprihatinkan, waduk terlihat dipenuhi lumut dan sampah-sampah plastik.

Aroma busuk tercium.  Ikan-ikan juga banyak yang mati. Diduga karena air sudah tercemar.

Saat musim penghujan, debit air di waduk tinggi. Akibatnya, air waduk meluap menggenangi perumahan warga. Pasalnya, tembok drainase di dekat waduk sudah lama ambruk dan tidak ada perhatian pemerintah kota untuk memperbaikinya.

โ€œKetika debit air di waduk tinggi, kemudian debit air di drainase juga tinggi, maka air meluber masuk ke dalam rumah, tingginya setinggi mata kaki lah,โ€ kata salah seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya itu, Senin (21/10).

Baca Juga:  Polisi Jangan Santai Tangani Kasus Pelecehan Anak

Sementara itu, kondisi kolam retensi taman kota di Jalan Diponegoro juga memprihatinkan. Kondisi kolam dipenuhi rumput-rumput dan eceng gondok, terlihat kolam sangat dangkal karena lumpur yang dalam.

Kondisi kolam juga terlihat dipenuhi sampah, seperti sampah plastik memenuhi selokan, sehingga aliran air sangat terhambat, selain itu gorong-gorong di lokasi kolam juga terlihat dipenuhi dengan sampah dan lumpur, sehingga aliran air sangat terhambat. Sedangkan, kolam retensi di terminal AKAP, kondisinya terlihat bersih.

Pengamat lingkungan Tengku Ariful mengatakan, waduk-waduk yang ada saat ini harus di keruk, kemudian harus dibarengi dengan penaburan bibit ikan dengan berbagai pola estetika yang baik.

โ€œPersoalannya sekarang, waduk itu setelah dibangun tidak pernah di kontrol lagi, bagaimana pengendapan pasir, sampah, plastik yang tidak terkendali, itu tidak pernah di kontrol dengan baik oleh pemrintah setempat,โ€ kata Tengku Ariful.

Baca Juga:  Ajak Masyarakat Makmurkan Masjid Melalui GSSB

Ia mengatakan, seharusnya pembersihan tempat penampungan air harus dilakukan secara periodik minimal tiga kali setahun, yakni pada saat penghujung musim kemarau, pada saat masa transisi kemarau ke musim penghujan, kemudian rentan even-even penting yang digelar di Kota Pekanbaru.

โ€œPada saat kegiatan yang menghimpun massa terlalu banyak  itu pasti menghasilkan sampah yang sangat besar, itu harus kontrol harus ada pasukan kuning itu harus dikerahkan, agar kebersihan itu harus terjaga dengan rutin,โ€ katanya.

Namun dosen Unri itu juga mengatakan, sikap masyarakat juga harus dibenahi. Perilaku masyarakat dengan reformasi prilaku yang menjadi kata kunci untuk kenyaman masyarakat dalam persoalan ini. โ€œTetapi persoalan sekarang, ada tidak ketersedian tempat sampah yang memadai, ada tidak kepatuhan masyarakat untuk hal itu,โ€ katanya.(*9)

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari