Jumat, 22 November 2024

Pemko Pekanbaru Siapkan Rp10 M untuk Lab Uji Swab

- Advertisement -

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Rencana pengadaan laboratorium uji swab oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru sedang berjalan. Disiapkan anggaran Rp10 miliar agar lab nantinya bisa beroperasi dan melakukan pengujian terhadap 1.000 sampel swab per hari.

Penambahan kasus terkonfirmasi positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Pekanbaru bukannya menurun, tapi malah semakin mengkhawatirkan. Ahad (20/9) kemarin, kasus konfirmasi positif bertambah 120  orang. Ini membuat, total pasien positif berjumlah 2.405 orang. Dari jumlah ini, 416 orang sembuh dan pulang dari rumah sakit, 391 orang sembuh isolasi mandiri,  368 orang masih dirawat di rumah sakit, 1.190 orang  isolasi mandiri  dan 40 orang  meninggal (data Provinsi Riau 47).

- Advertisement -

Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT akhir pekan kemarin mengatakan, laboratorium biomolekuler itu nantinya akan memiliki kapasitas untuk memeriksa sampel swab hingga 1.000 sampel dalam sehari.

"Pemerintah Kota dalam proses pembelian alat labor untuk tes tersebut, dengan  kapasitas rencananya 1.000 sampel sehari," ungkapnya.

Menurutnya, selama ini Pemko Pekanbaru hanya mengandalkan alat dari laboratorium biomolekuler yang dimiliki pemprov di RSUD Arifin Achmad. Pemeriksaan sampel swab di laboratorium itu hanya memiliki kapasitas 1.500 hingga 1.600 sampel sehari. Sementara sampel swab yang masuk dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Riau mencapai 4 ribu sampel dalam sehari.

- Advertisement -

"Jadi sampel yang masuk itu menumpuk, dengan lab kapasitas 1.600 sehari, maka sampel swab yang kami kirimkan menunggu hingga tiga hari baru keluar hasilnya," terangnya.

Sementara dikatakan Firdaus pemerintah harus melakukan 3T (test, treatment, dan tracking) dalam memutus mata rantai penyebaran. Maka dibutuhkan lab sendiri untuk mempercepat tes yang dilakukan dalam melacak kontak erat pasien positif.

Baca Juga:  Sinyal Terganggu, ASN SulitAbsen Digital

Dia menargetkan pengadaan laboratorium biomolekuler dapat terealisasi hingga dua pekan kedepan. Saat ini Dinas terkait tengah mempersiapkan teknis pembelian alat laboratorium tersebut.

"Nanti ditambah dengan perekrutan tenaga kontrak kesehatan yang mencapai 200 orang dalam penanganan covid-19 ini, kita harapkan dapat mengendalikan virus ini," ungkapnya.

Plh Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy menambahkan Wako Pekanbaru mengatakan, saat ini pihaknya masih mempersiapkan kelengkapan dokumen untuk pengadaan laboratorium ini.

"Dalam kajian, kita juga sedang melengkapi dokumen pendukungnya untuk pengadaan laboratorium tersebut," katanya.

Pihaknya masih melakukan kajian alat mana yang akan dibeli dalam pengadaan laboratorium ini. Pihaknya telah mempersiapkan anggaran untuk pengadaan mencapai Rp10 miliar. Diperkirakannya pengadaan laboratorium tersebut dapat terealisasi paling lambat hingga dua pekan ke depan.

"Mudah-mudahan satu atau dua pekan ini dapat terealisasi," jelasnya.

Dalam ekspose yang telah digelar oleh Diskes Pekanbaru, untuk biaya pengadaan laboratorium  mencapai Rp9 Miliar. Menurutnya, biaya tersebut cukup besar dan akan dipertimbangkan kembali. Selain itu untuk biaya operasional cukup tinggi.

Dia menyebut, seiring berjalan waktu untuk biaya pemeriksaan sampel swab per orang membutuhkan biaya Rp600 ribu. Dinilainya dilihat dari segi kebutuhan, Pekanbaru memang butuh untuk pemeriksaan swab. Karena saat ini hanya Pemprov Riau yang memiliki laboratorium biomolekuler.

Harapkan PSBM Pekanbaru Diikuti Daerah Tetangga
Dalam pada itu, hingga Ahad (20/9) malam, PSBM di Kota Pekanbaru sudah efektif berjalan enam hari di Kecamatan Tampan.

Baca Juga:  Bantuan Sembako Disiapkan untuk Korban Banjir

Firdaus menegaskan, pihaknya memikirkan bagaimana ekonomi masyarakat terus tumbuh dan masyarakat produktif, karena itu diadakan PSBM.

"Ini akan jadi role model sebagaimana yang diusulkan Kapolda Riau. Sehingga tidak hanya Pekanbaru, tapi juga kawasan metro Pekansikawan," jelasnya.

Sementara itu, Ahad dini hari kemarin, 394 orang terjaring oleh tim gabungan penindakan pelanggar protokol kesehatan penerapan PSBM di Kecamatan Tampan. Tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan BPBD Kota Pekanbaru, menggelar razia sejak Sabtu (19/9) malam pukul 21.00 WIB.

Ratusan pelanggar protokol kesehatan itu terjaring diberbagai tempat, seperti toko, warung makan, dan jalan raya di hari ke empat penerapan PSBM berlangsung.

"Dalam giat malam tadi, tim gabungan mendapati warga yang melanggar cukup banyak. Total 394 orang yang terjaring," kata Plt Kepala Satpol PP Kota Pekanbaru, Burhan Gurning.

Dirincikannya, dari 394 orang yang terjaring, 47 orang diantaranya dikenakan sanksi tertulis. Mereka diminta membuat pernyataan agar tidak jualan lagi melebihi batas jam yang ditentukan. Pada umumnya nya yang terjaring adalah pedagang.

Kemudian sanksi teguran sebanyak 297 orang, mereka adalah warga yang masih berkeliaran di luar rumah diatas pukul 21.00WIB. Lalu sanksi kerja sosial sebanyak 47 orang dan sebanyak 3 orang pelanggar protokol kesehatan KTP-nya disita oleh petugas.

"Intinya kami mendisiplinkan masyarakat, agar masyarakat tertib menjalankan protokol kesehatan. Apalagi wilayah itu sudah PSBM, kita minta juga kerja sama masyarakat, kalau bisa jangan ada lagi yang melanggar," ujarnya.(ali)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Rencana pengadaan laboratorium uji swab oleh Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru sedang berjalan. Disiapkan anggaran Rp10 miliar agar lab nantinya bisa beroperasi dan melakukan pengujian terhadap 1.000 sampel swab per hari.

Penambahan kasus terkonfirmasi positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Pekanbaru bukannya menurun, tapi malah semakin mengkhawatirkan. Ahad (20/9) kemarin, kasus konfirmasi positif bertambah 120  orang. Ini membuat, total pasien positif berjumlah 2.405 orang. Dari jumlah ini, 416 orang sembuh dan pulang dari rumah sakit, 391 orang sembuh isolasi mandiri,  368 orang masih dirawat di rumah sakit, 1.190 orang  isolasi mandiri  dan 40 orang  meninggal (data Provinsi Riau 47).

- Advertisement -

Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT akhir pekan kemarin mengatakan, laboratorium biomolekuler itu nantinya akan memiliki kapasitas untuk memeriksa sampel swab hingga 1.000 sampel dalam sehari.

"Pemerintah Kota dalam proses pembelian alat labor untuk tes tersebut, dengan  kapasitas rencananya 1.000 sampel sehari," ungkapnya.

- Advertisement -

Menurutnya, selama ini Pemko Pekanbaru hanya mengandalkan alat dari laboratorium biomolekuler yang dimiliki pemprov di RSUD Arifin Achmad. Pemeriksaan sampel swab di laboratorium itu hanya memiliki kapasitas 1.500 hingga 1.600 sampel sehari. Sementara sampel swab yang masuk dari seluruh kabupaten/kota di Provinsi Riau mencapai 4 ribu sampel dalam sehari.

"Jadi sampel yang masuk itu menumpuk, dengan lab kapasitas 1.600 sehari, maka sampel swab yang kami kirimkan menunggu hingga tiga hari baru keluar hasilnya," terangnya.

Sementara dikatakan Firdaus pemerintah harus melakukan 3T (test, treatment, dan tracking) dalam memutus mata rantai penyebaran. Maka dibutuhkan lab sendiri untuk mempercepat tes yang dilakukan dalam melacak kontak erat pasien positif.

Baca Juga:  Miliki Segera Hunian Exclusive Berkonsep Resort

Dia menargetkan pengadaan laboratorium biomolekuler dapat terealisasi hingga dua pekan kedepan. Saat ini Dinas terkait tengah mempersiapkan teknis pembelian alat laboratorium tersebut.

"Nanti ditambah dengan perekrutan tenaga kontrak kesehatan yang mencapai 200 orang dalam penanganan covid-19 ini, kita harapkan dapat mengendalikan virus ini," ungkapnya.

Plh Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy menambahkan Wako Pekanbaru mengatakan, saat ini pihaknya masih mempersiapkan kelengkapan dokumen untuk pengadaan laboratorium ini.

"Dalam kajian, kita juga sedang melengkapi dokumen pendukungnya untuk pengadaan laboratorium tersebut," katanya.

Pihaknya masih melakukan kajian alat mana yang akan dibeli dalam pengadaan laboratorium ini. Pihaknya telah mempersiapkan anggaran untuk pengadaan mencapai Rp10 miliar. Diperkirakannya pengadaan laboratorium tersebut dapat terealisasi paling lambat hingga dua pekan ke depan.

"Mudah-mudahan satu atau dua pekan ini dapat terealisasi," jelasnya.

Dalam ekspose yang telah digelar oleh Diskes Pekanbaru, untuk biaya pengadaan laboratorium  mencapai Rp9 Miliar. Menurutnya, biaya tersebut cukup besar dan akan dipertimbangkan kembali. Selain itu untuk biaya operasional cukup tinggi.

Dia menyebut, seiring berjalan waktu untuk biaya pemeriksaan sampel swab per orang membutuhkan biaya Rp600 ribu. Dinilainya dilihat dari segi kebutuhan, Pekanbaru memang butuh untuk pemeriksaan swab. Karena saat ini hanya Pemprov Riau yang memiliki laboratorium biomolekuler.

Harapkan PSBM Pekanbaru Diikuti Daerah Tetangga
Dalam pada itu, hingga Ahad (20/9) malam, PSBM di Kota Pekanbaru sudah efektif berjalan enam hari di Kecamatan Tampan.

Baca Juga:  Pencuri Kotak Amal Disanksi Bersihkan Masjid

Firdaus menegaskan, pihaknya memikirkan bagaimana ekonomi masyarakat terus tumbuh dan masyarakat produktif, karena itu diadakan PSBM.

"Ini akan jadi role model sebagaimana yang diusulkan Kapolda Riau. Sehingga tidak hanya Pekanbaru, tapi juga kawasan metro Pekansikawan," jelasnya.

Sementara itu, Ahad dini hari kemarin, 394 orang terjaring oleh tim gabungan penindakan pelanggar protokol kesehatan penerapan PSBM di Kecamatan Tampan. Tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Dinas Perhubungan, Satpol PP, dan BPBD Kota Pekanbaru, menggelar razia sejak Sabtu (19/9) malam pukul 21.00 WIB.

Ratusan pelanggar protokol kesehatan itu terjaring diberbagai tempat, seperti toko, warung makan, dan jalan raya di hari ke empat penerapan PSBM berlangsung.

"Dalam giat malam tadi, tim gabungan mendapati warga yang melanggar cukup banyak. Total 394 orang yang terjaring," kata Plt Kepala Satpol PP Kota Pekanbaru, Burhan Gurning.

Dirincikannya, dari 394 orang yang terjaring, 47 orang diantaranya dikenakan sanksi tertulis. Mereka diminta membuat pernyataan agar tidak jualan lagi melebihi batas jam yang ditentukan. Pada umumnya nya yang terjaring adalah pedagang.

Kemudian sanksi teguran sebanyak 297 orang, mereka adalah warga yang masih berkeliaran di luar rumah diatas pukul 21.00WIB. Lalu sanksi kerja sosial sebanyak 47 orang dan sebanyak 3 orang pelanggar protokol kesehatan KTP-nya disita oleh petugas.

"Intinya kami mendisiplinkan masyarakat, agar masyarakat tertib menjalankan protokol kesehatan. Apalagi wilayah itu sudah PSBM, kita minta juga kerja sama masyarakat, kalau bisa jangan ada lagi yang melanggar," ujarnya.(ali)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari