PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STIKes Payung Negeri Pekanbaru menggelar seminar keperawatan dan bedah film PPNI.
Kegiatan tersebut bertemakan ‘’Strategi Penanggulangan HIV/AIDS dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0’’ Kamis (20/6). Hadir Ketua PPNI Riau H Elia Tarigan SKM, Ketua STIKes Payung Negeri Pekanbaru Hj Ns Deswinda SKep MKes, Ketua Pelaksana Ns Dendy Kharisna MKep, dosen dan undangan lainya.
Seminar ini mendatangkan pemateri di antaranya Ns Alfitri MKep Sp Kmb (konselor HIV Nasional) dan dosen STIKes Payung Negeri Ns Stephanie Dwiguna MNurse.
Ketua PPNI Riau H Elia Tarigan SKM mengatakan, sebagai perawat atau tenaga kesehatan harus terus mengasah kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. ‘’Sebagai tenaga perawat kesehatan dan calon perawat bisa terus menambah ilmu di bidangnya untuk menghadapi revolusi industri 4.0 dan bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat luas,’’ papar Elia.
Ketua Pelaksana Ns Dendy Kharisna MKep sekaligus dosen pengajar Prodi S1 Keperawatan menjelaskan, kegiatan ini kerja sama DPK PPNI STIKes PN Pekanbaru dan didasari atas kekhawatiran dan keprihatinan akan meningkatnya angka kejadian HIV-AIDS di Indonesia terutama di Provinsi Riau, terkhusus pada generasi muda penerus bangsa. ‘’Kami memperoleh data dari Depkes, bahwa Riau menempati peringkat 14 HIV dan kasus Aids ke-6 nasional. Peserta yang hadir lebih 700 peserta dari mahasiswa, umum dan ada delapan sekolah tingkat SLTA yang kami undang dan kaum milenial. Kami berharap peserta bisa terhindar dari dampak bahaya HIV dan mendapat pemahaman bagaimana mencegah HIV dari pemateri serta menjadi agen pemutus rantai penularan HIV,’’ ujar Dendy.
Sementara dari salah satu peserta seminar, Prodi S1 keperawatan Stikes Payung Negeri Semester 2 asal daerah Anambas, Ferdian mengatakan, dengan kegiatan ini dia mendapatkan ilmu dan pencerahan baru. ‘’Dengan seminar ini saya bisa dapat banyak ilmu, mengetahui penyebab, dampak dan bagaimana cara terhindar dari bahaya HIV apalagi kebanyakan korbanya adalah kaum muda, milenial seperti usia saya,’’ ujarnya.(rul/c)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dewan Pengurus Komisariat (DPK) Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) STIKes Payung Negeri Pekanbaru menggelar seminar keperawatan dan bedah film PPNI.
Kegiatan tersebut bertemakan ‘’Strategi Penanggulangan HIV/AIDS dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0’’ Kamis (20/6). Hadir Ketua PPNI Riau H Elia Tarigan SKM, Ketua STIKes Payung Negeri Pekanbaru Hj Ns Deswinda SKep MKes, Ketua Pelaksana Ns Dendy Kharisna MKep, dosen dan undangan lainya.
- Advertisement -
Seminar ini mendatangkan pemateri di antaranya Ns Alfitri MKep Sp Kmb (konselor HIV Nasional) dan dosen STIKes Payung Negeri Ns Stephanie Dwiguna MNurse.
Ketua PPNI Riau H Elia Tarigan SKM mengatakan, sebagai perawat atau tenaga kesehatan harus terus mengasah kemampuan sesuai dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. ‘’Sebagai tenaga perawat kesehatan dan calon perawat bisa terus menambah ilmu di bidangnya untuk menghadapi revolusi industri 4.0 dan bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat luas,’’ papar Elia.
- Advertisement -
Ketua Pelaksana Ns Dendy Kharisna MKep sekaligus dosen pengajar Prodi S1 Keperawatan menjelaskan, kegiatan ini kerja sama DPK PPNI STIKes PN Pekanbaru dan didasari atas kekhawatiran dan keprihatinan akan meningkatnya angka kejadian HIV-AIDS di Indonesia terutama di Provinsi Riau, terkhusus pada generasi muda penerus bangsa. ‘’Kami memperoleh data dari Depkes, bahwa Riau menempati peringkat 14 HIV dan kasus Aids ke-6 nasional. Peserta yang hadir lebih 700 peserta dari mahasiswa, umum dan ada delapan sekolah tingkat SLTA yang kami undang dan kaum milenial. Kami berharap peserta bisa terhindar dari dampak bahaya HIV dan mendapat pemahaman bagaimana mencegah HIV dari pemateri serta menjadi agen pemutus rantai penularan HIV,’’ ujar Dendy.
Sementara dari salah satu peserta seminar, Prodi S1 keperawatan Stikes Payung Negeri Semester 2 asal daerah Anambas, Ferdian mengatakan, dengan kegiatan ini dia mendapatkan ilmu dan pencerahan baru. ‘’Dengan seminar ini saya bisa dapat banyak ilmu, mengetahui penyebab, dampak dan bagaimana cara terhindar dari bahaya HIV apalagi kebanyakan korbanya adalah kaum muda, milenial seperti usia saya,’’ ujarnya.(rul/c)