Minggu, 7 Juli 2024

Suami Sembuh, Istri dan Anak Positif

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kasus positif corona (Covid-19) di Riau kembali bertambah. Senin (20/4), empat orang terkonfirmasi positif Covid-19. Dari empat pasien tersebut, tiga di antaranya warga Kota Pekanbaru.

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona di Riau, dr Indra Yopi mengatakan, dengan total pasien positif corona di Riau menjadi 34. Dikatakan Indra Yopi, pasien positif ke-31 adalah SY (39) warga Kecamatan Rumbai, Pekanbaru. Yang bersangkutan pernah melakukan perjalanan ke Bekasi. Pasien positif ke-32, yakni MRS (19), warga Kecamatan Tampan. Untuk pasien positif ke-33 adalah DA (42) yang juga warga Kecamatan Tampan. MRS dan DA merupakan kontak erat dengan pasien positif sebelumnya yakni SS (47) yang sudah dinyatakan sembuh.

- Advertisement -

"DA ini juga merupakan kontak erat pasien SS. Ini ditemukan berdasarkan kontak tracing yang dilakukan. DA adalah istri SS, dan MRS adalah anak dari DA dan SS," ujar Indra Yopi.

Dikatakan Indra Yopi, pasien positif ke-34 adalah IRD (24) yang merupakan warga Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Yang bersangkutan merupakan kontak erat dengan pasien positif corona sebelumnya di Kampar, yakni S (42) atau berstatus sebagai anaknya.

"Dengan adanya penambahan empat pasien positif corona ini, Dinas Kesehatan Riau bersama pihak terkait juga terus melakukan tracing kontak untuk mengetahui siapa saja yang berkemungkinan terjangkit virus corona," sebutnya.

- Advertisement -

Untuk update orang dalam pemantauan (ODP) di Riau, hingga saat ini total berjumlah 41.148, dan yang sudah selesai menjalani pemantauan sebanyak 29.542 sehingga yang masih berstatus ODP sebanyak 11.606.

"Untuk PDP (pasien dalam pengawasan, red) total berjumlah 369. Yang masih menjalani perawatan sebanyak 165 pasien, yang dinyatakan sehat 166 dan meninggal 38 pasien. Untuk kasus positif corona dari total 34 pasien, sembilan sudah sehat, empat meninggal dan 21 masih dirawat," jelasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, laboraturium biomolekuleir di RSUD Arifin Achmad untuk pemeriksaan sampel swab pasien suspect corona di Riau sudah mulai beroperasi sejak Senin (20/4) pagi. Pihaknya juga sudah mengumpulkan sampel swab pasien dari beberapa rumah sakit di Riau.

"Laboratorium pemeriksaan sampel swab sudah mulai diuji coba. Total sudah ada 200-an sampel swab pasien yang dikumpulkan dari beberapa rumah sakit di Riau," katanya.

Direktur RSUD Arifin Achmad dr Nuzelly Husnedi mengatakan, dengan adanya laboratorium tersebut, sejak Jumat (17/4) lalu, pihaknya tidak lagi mengirimkan sampel swab pasien suspect corona di Riau ke Jakarta. Hal tersebut karena sampel swab sudah bisa diteliti di Riau.

"Petugas operator laboratorium ini akan dibagi menjadi dua shift, jadi laboratorium akan beroperasi sampai malam. Hal tersebut untuk melakukan percepatan dalam hal pemeriksaan sampel swab pasien," ujarnya.

Dengan adanya upaya percepatan tersebut, lanjut Nuzelly, pasien PDP yang ternyata negatif corona akan langsung dipulangkan. Hal tersebut tentunya juga akan menghemat penggunaan APD oleh tenaga medis.

"Karena selama ini, untuk menangani PDP yang hasil swab-nya belum keluar, tenaga medis harus menggunakan APD," ujarnya.

Baca Juga:  Popnas XVI Akan Pertandingkan 26 Cabor

Dalam waktu dekat ini, pihaknya akan memfokuskan pemeriksaan sampel swab PDP di Riau. Jika semua PDP sudah diperiksa, maka akan bergeser kepada kontak tracing PDP atau pasien positif corona.

"Kalau kedua kategori itu sudah diperiksa semuanya, maka pemeriksaan sampel swab akan dilakukan untuk ODP di Riau. Tapi untuk saat ini, skala prioritas tetap untuk PDP terlebih dahulu," jelasnya.

Sementara Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar juga menyambut baik sudah bisa beroperasinya laboratorium pemeriksaan sampel swab pasien suspect. Hal itu tentunya bisa mempercepat penanganan pasien yang nantinya ditemukan positif corona.

"Sekarang sudah ada dua alat PCR untuk pemeriksaan sampel swab pasien suspect. Selain itu ternyata di BBPOM Pekanbaru juga memiliki alat PCR. Kami saat ini sedang berusaha melakukan pinjam pakai alat tersebut sehingga nantinya ada tiga alat PCR di Riau yang bisa digunakan," ujarnya.

Terkait pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Gubri menyebut selain Pekanbaru, Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis juga dalam waktu dekat ini akan mengusulkan PSBB. Pasalnya, kedua daerah itu saat ini sudah banyak ditemukan pasien positif corona.

"Dumai dan Bengkalis sudah siap melaksanakan PSBB. Sekarang mereka sedang mempersiapkan proposalnya untuk diusulkan ke Kementerian Kesehatan," katanya.

Selain itu, Gubri mengaku pihaknya saat ini tengah menyiapkan kajian terhadap dua kabupaten/kota tersebut yang telah menyatakan siap melaksanakan PSBB.

"Saya sudah sampaikan ke Plh Bupati Bengkalis dan Wali Kota Dumai agar mulai disosialisasikan kepada masyarakat, agar nanti mereka lebih siap kalau PSBB sudah mendapat persetujuan dari Kemenkes," ujarnya.

Tiga Pasien Postif Baru di Pekanbaru
Jumlah warga Kota Pekanbaru yang terkait Covid-19 masih menunjukkan tren meningkat. Senin (20/4), terdapat pertambahan tiga pasien terkonfirmasi positif dan 13 pasien dalam pengawasan (PDP) baru. Dua dari tiga kasus positif baru ini adalah istri dan anak dari pasien positif yang sebelumnya sudah dinyatakan sembuh.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP mengatakan dari data yang diterima, total pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dengan penambahan tiga kasus adalah 17 orang. Ini lima orang sembuh dan sudah pulang,   sembilan orang masih dirawat isolasi, dan tiga orang meninggal dunia. Dari tiga pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dirincikan, positif pertama adalah SY (60) pria warga Limbungan Rumbai. Dia mempunyai riwayat gejala Covid-19, dan ada riwayat perjalanan dari luar daerah yakni Bekasi lalu sempat transit di Lampung.

"Ini merupakan pasien PDP yang masuk rumah sakit 8 April lalu," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP.

Kemudian pasien positif Covid-19 selanjutnya adalah DA (42) wanita warga Kelurahan Sialang Munggu. Dia adalah kontak erat pasien positif Covid-19. Yakni istri pasien SS yang sudah sembuh dan dinyatakan boleh pulang. Lalu pasien positif baru yang terakhir adalah MRS (19) wanita, anak DA dan SS.

Baca Juga:  Warga Pekanbaru Diimbau Tak Pulang Kampung 

"Kontak erat dari SS. Sudah didapatkan tracing-nya sebelum PSBB. Dirawat di RSUD Arifin Achmad," paparnya.

Dijelaskannya pula, kemarin terdapat satu orang PDP yang meninggal dunia. Pasien ini adalah warga Kecamatan Marpoyan Damai. "Meninggal hari ini  Tuan SKA (20), PDP warga Marpoyan Damai," imbuhnya.

Derita Penyakit Penyerta TB Paru Berat
PDP di Kabupaten Pelalawan yang meninggal dunia kembali bertambah. Sebelumnya ada dua warga yakni di Kelurahan Pangkalankerinci Kota berinisial CN (57) dan warga Kelurahan Kerinci Timur berinisial DS (37). Pada Ahad (19/4) bertambah satu orang berinisial SH setelah diisolasi tiga hari di RSUD Selasih Pangkalankerinci. Sehingga total warga PDP yang mengembuskan napas terakhir di Pelalawan berjumlah sebanyak 3 orang.

Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Pelalawan H Asril SKM MKes mengatakan, PDP itu berjenis kelamin perempuan berusia 50 tahun. Warga Kelurahan Kerinci Timur itu memiliki riwayat penyakit penyerta yaitu TB paru kronis dan pneumonia. Yang bersangkutan tidak memiliki riwayat bepergian ke luar daerah.

"Jadi, saat masuk RSUD Selasih Pangkalan Kerinci, kondisi kesehatan SH sudah parah. Sehingga setelah tiga hari dirawat, nyawanya tidak tertolong. Sedangkan pasien itu sudah dites swab, tetapi hasil laboratoriumnya belum keluar. Artinya, belum bisa dipastikan apakah pasien itu positif atau negatif corona," terangnya.

Diungkapkan Asril, jumlah PDP di Pelalawan bertambah dua orang, sehingga saat ini total PDP di Pelalawan sebanyak 23 orang. Kedua PDP ini berasal dari Kecamatan Ukui dan Pangkalankerinci yang masih menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Selasih Pangkalan Kerinci dan RS Awal Bros Pekanbaru dengan keluhan penyakit TB paru.

"Jadi, saat ini ada sebanyak 23 PDP di Pelalawan. Dimana dari jumlah itu, 6 PDP masih dirawat di ruang isolasi RSUD Selasih Pangkalankerinci, RSUD Arifin Ahmad dan RS Awal Bros Pekanbaru. Sementara itu, 14 PDP sudah pulang ke rumah karena telah sehat. Dan 3 PDP lainnya meninggal dunia," ujarnya.

PDP Bengkalis 27 Orang
Di Bengkalis, PDP Covid-19 bertambah 1 orang, sehingga menjadi 27 orang, Senin (20/4). Demikian Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bengkalis Johansyah Syafri.

"Sesuai dengan data yang kami terima dari Dinas Kesehatan (Dinkes), PDP di Kabupaten Bengkalis memang bertambah 1 orang. PDP tersebut berinsial HN (68), laki-laki, dan merupakan penduduk Kecamatan Bengkalis," ujar Kepala Diskominfotik Bengkalis itu.

Dikatakan Johan, HN yang mulai kemarin dirawat di RSUD Bengkalis, tidak memilik riwayat perjalanan ke negara atau daerah terjangkit Covid-19.

"Hanya memiliki riwayat kontak erat atau kontak fisik dengan keluarga yang pulang dari negara terjangkit Malaysia," terangnya.

Sesuai catatan yang diperolehnya dari Dinkes, sebelum dirawat (diisolasi) di RSUD Bengkalis, HN mengalami sesak napas. Sesak disertai batuk berdahak. Batuk lebih kurang dua pekan dan positif deman. Kemudian, pengambilan swab pertama HN sudah dilakukan kemarin, hasilnya belum diketahui.(sol/ali/amn/esi)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kasus positif corona (Covid-19) di Riau kembali bertambah. Senin (20/4), empat orang terkonfirmasi positif Covid-19. Dari empat pasien tersebut, tiga di antaranya warga Kota Pekanbaru.

Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona di Riau, dr Indra Yopi mengatakan, dengan total pasien positif corona di Riau menjadi 34. Dikatakan Indra Yopi, pasien positif ke-31 adalah SY (39) warga Kecamatan Rumbai, Pekanbaru. Yang bersangkutan pernah melakukan perjalanan ke Bekasi. Pasien positif ke-32, yakni MRS (19), warga Kecamatan Tampan. Untuk pasien positif ke-33 adalah DA (42) yang juga warga Kecamatan Tampan. MRS dan DA merupakan kontak erat dengan pasien positif sebelumnya yakni SS (47) yang sudah dinyatakan sembuh.

"DA ini juga merupakan kontak erat pasien SS. Ini ditemukan berdasarkan kontak tracing yang dilakukan. DA adalah istri SS, dan MRS adalah anak dari DA dan SS," ujar Indra Yopi.

Dikatakan Indra Yopi, pasien positif ke-34 adalah IRD (24) yang merupakan warga Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Yang bersangkutan merupakan kontak erat dengan pasien positif corona sebelumnya di Kampar, yakni S (42) atau berstatus sebagai anaknya.

"Dengan adanya penambahan empat pasien positif corona ini, Dinas Kesehatan Riau bersama pihak terkait juga terus melakukan tracing kontak untuk mengetahui siapa saja yang berkemungkinan terjangkit virus corona," sebutnya.

Untuk update orang dalam pemantauan (ODP) di Riau, hingga saat ini total berjumlah 41.148, dan yang sudah selesai menjalani pemantauan sebanyak 29.542 sehingga yang masih berstatus ODP sebanyak 11.606.

"Untuk PDP (pasien dalam pengawasan, red) total berjumlah 369. Yang masih menjalani perawatan sebanyak 165 pasien, yang dinyatakan sehat 166 dan meninggal 38 pasien. Untuk kasus positif corona dari total 34 pasien, sembilan sudah sehat, empat meninggal dan 21 masih dirawat," jelasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, laboraturium biomolekuleir di RSUD Arifin Achmad untuk pemeriksaan sampel swab pasien suspect corona di Riau sudah mulai beroperasi sejak Senin (20/4) pagi. Pihaknya juga sudah mengumpulkan sampel swab pasien dari beberapa rumah sakit di Riau.

"Laboratorium pemeriksaan sampel swab sudah mulai diuji coba. Total sudah ada 200-an sampel swab pasien yang dikumpulkan dari beberapa rumah sakit di Riau," katanya.

Direktur RSUD Arifin Achmad dr Nuzelly Husnedi mengatakan, dengan adanya laboratorium tersebut, sejak Jumat (17/4) lalu, pihaknya tidak lagi mengirimkan sampel swab pasien suspect corona di Riau ke Jakarta. Hal tersebut karena sampel swab sudah bisa diteliti di Riau.

"Petugas operator laboratorium ini akan dibagi menjadi dua shift, jadi laboratorium akan beroperasi sampai malam. Hal tersebut untuk melakukan percepatan dalam hal pemeriksaan sampel swab pasien," ujarnya.

Dengan adanya upaya percepatan tersebut, lanjut Nuzelly, pasien PDP yang ternyata negatif corona akan langsung dipulangkan. Hal tersebut tentunya juga akan menghemat penggunaan APD oleh tenaga medis.

"Karena selama ini, untuk menangani PDP yang hasil swab-nya belum keluar, tenaga medis harus menggunakan APD," ujarnya.

Baca Juga:  Kelonggaran Usaha, Bantu Ekonomi Bangkit

Dalam waktu dekat ini, pihaknya akan memfokuskan pemeriksaan sampel swab PDP di Riau. Jika semua PDP sudah diperiksa, maka akan bergeser kepada kontak tracing PDP atau pasien positif corona.

"Kalau kedua kategori itu sudah diperiksa semuanya, maka pemeriksaan sampel swab akan dilakukan untuk ODP di Riau. Tapi untuk saat ini, skala prioritas tetap untuk PDP terlebih dahulu," jelasnya.

Sementara Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar juga menyambut baik sudah bisa beroperasinya laboratorium pemeriksaan sampel swab pasien suspect. Hal itu tentunya bisa mempercepat penanganan pasien yang nantinya ditemukan positif corona.

"Sekarang sudah ada dua alat PCR untuk pemeriksaan sampel swab pasien suspect. Selain itu ternyata di BBPOM Pekanbaru juga memiliki alat PCR. Kami saat ini sedang berusaha melakukan pinjam pakai alat tersebut sehingga nantinya ada tiga alat PCR di Riau yang bisa digunakan," ujarnya.

Terkait pembatasan sosial berskala besar (PSBB), Gubri menyebut selain Pekanbaru, Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis juga dalam waktu dekat ini akan mengusulkan PSBB. Pasalnya, kedua daerah itu saat ini sudah banyak ditemukan pasien positif corona.

"Dumai dan Bengkalis sudah siap melaksanakan PSBB. Sekarang mereka sedang mempersiapkan proposalnya untuk diusulkan ke Kementerian Kesehatan," katanya.

Selain itu, Gubri mengaku pihaknya saat ini tengah menyiapkan kajian terhadap dua kabupaten/kota tersebut yang telah menyatakan siap melaksanakan PSBB.

"Saya sudah sampaikan ke Plh Bupati Bengkalis dan Wali Kota Dumai agar mulai disosialisasikan kepada masyarakat, agar nanti mereka lebih siap kalau PSBB sudah mendapat persetujuan dari Kemenkes," ujarnya.

Tiga Pasien Postif Baru di Pekanbaru
Jumlah warga Kota Pekanbaru yang terkait Covid-19 masih menunjukkan tren meningkat. Senin (20/4), terdapat pertambahan tiga pasien terkonfirmasi positif dan 13 pasien dalam pengawasan (PDP) baru. Dua dari tiga kasus positif baru ini adalah istri dan anak dari pasien positif yang sebelumnya sudah dinyatakan sembuh.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP mengatakan dari data yang diterima, total pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dengan penambahan tiga kasus adalah 17 orang. Ini lima orang sembuh dan sudah pulang,   sembilan orang masih dirawat isolasi, dan tiga orang meninggal dunia. Dari tiga pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dirincikan, positif pertama adalah SY (60) pria warga Limbungan Rumbai. Dia mempunyai riwayat gejala Covid-19, dan ada riwayat perjalanan dari luar daerah yakni Bekasi lalu sempat transit di Lampung.

"Ini merupakan pasien PDP yang masuk rumah sakit 8 April lalu," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP.

Kemudian pasien positif Covid-19 selanjutnya adalah DA (42) wanita warga Kelurahan Sialang Munggu. Dia adalah kontak erat pasien positif Covid-19. Yakni istri pasien SS yang sudah sembuh dan dinyatakan boleh pulang. Lalu pasien positif baru yang terakhir adalah MRS (19) wanita, anak DA dan SS.

Baca Juga:  Trotoar Disulap Jadi Indah

"Kontak erat dari SS. Sudah didapatkan tracing-nya sebelum PSBB. Dirawat di RSUD Arifin Achmad," paparnya.

Dijelaskannya pula, kemarin terdapat satu orang PDP yang meninggal dunia. Pasien ini adalah warga Kecamatan Marpoyan Damai. "Meninggal hari ini  Tuan SKA (20), PDP warga Marpoyan Damai," imbuhnya.

Derita Penyakit Penyerta TB Paru Berat
PDP di Kabupaten Pelalawan yang meninggal dunia kembali bertambah. Sebelumnya ada dua warga yakni di Kelurahan Pangkalankerinci Kota berinisial CN (57) dan warga Kelurahan Kerinci Timur berinisial DS (37). Pada Ahad (19/4) bertambah satu orang berinisial SH setelah diisolasi tiga hari di RSUD Selasih Pangkalankerinci. Sehingga total warga PDP yang mengembuskan napas terakhir di Pelalawan berjumlah sebanyak 3 orang.

Juru Bicara Percepatan Penanganan Covid-19 Pelalawan H Asril SKM MKes mengatakan, PDP itu berjenis kelamin perempuan berusia 50 tahun. Warga Kelurahan Kerinci Timur itu memiliki riwayat penyakit penyerta yaitu TB paru kronis dan pneumonia. Yang bersangkutan tidak memiliki riwayat bepergian ke luar daerah.

"Jadi, saat masuk RSUD Selasih Pangkalan Kerinci, kondisi kesehatan SH sudah parah. Sehingga setelah tiga hari dirawat, nyawanya tidak tertolong. Sedangkan pasien itu sudah dites swab, tetapi hasil laboratoriumnya belum keluar. Artinya, belum bisa dipastikan apakah pasien itu positif atau negatif corona," terangnya.

Diungkapkan Asril, jumlah PDP di Pelalawan bertambah dua orang, sehingga saat ini total PDP di Pelalawan sebanyak 23 orang. Kedua PDP ini berasal dari Kecamatan Ukui dan Pangkalankerinci yang masih menjalani perawatan di ruang isolasi RSUD Selasih Pangkalan Kerinci dan RS Awal Bros Pekanbaru dengan keluhan penyakit TB paru.

"Jadi, saat ini ada sebanyak 23 PDP di Pelalawan. Dimana dari jumlah itu, 6 PDP masih dirawat di ruang isolasi RSUD Selasih Pangkalankerinci, RSUD Arifin Ahmad dan RS Awal Bros Pekanbaru. Sementara itu, 14 PDP sudah pulang ke rumah karena telah sehat. Dan 3 PDP lainnya meninggal dunia," ujarnya.

PDP Bengkalis 27 Orang
Di Bengkalis, PDP Covid-19 bertambah 1 orang, sehingga menjadi 27 orang, Senin (20/4). Demikian Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bengkalis Johansyah Syafri.

"Sesuai dengan data yang kami terima dari Dinas Kesehatan (Dinkes), PDP di Kabupaten Bengkalis memang bertambah 1 orang. PDP tersebut berinsial HN (68), laki-laki, dan merupakan penduduk Kecamatan Bengkalis," ujar Kepala Diskominfotik Bengkalis itu.

Dikatakan Johan, HN yang mulai kemarin dirawat di RSUD Bengkalis, tidak memilik riwayat perjalanan ke negara atau daerah terjangkit Covid-19.

"Hanya memiliki riwayat kontak erat atau kontak fisik dengan keluarga yang pulang dari negara terjangkit Malaysia," terangnya.

Sesuai catatan yang diperolehnya dari Dinkes, sebelum dirawat (diisolasi) di RSUD Bengkalis, HN mengalami sesak napas. Sesak disertai batuk berdahak. Batuk lebih kurang dua pekan dan positif deman. Kemudian, pengambilan swab pertama HN sudah dilakukan kemarin, hasilnya belum diketahui.(sol/ali/amn/esi)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari