Masjid Pertama di Kecamatan Tampan

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Masjid Nurul Huda, telah dibangun puluhan tahun lalu. Dari masjid yang dulunya hanya terbuat dari papan dan berbentuk panggung, kini berdiri megah menjadi tempat singgah para musafir untuk melaksanakan salat, juga tempat beribadah bagi warga sekitarnya.

Salah seorang ninik mamak di lokasi yang berdekatan dengan masjid, Abdul Kahar Datuk Monti bercerita, masjid tersebut telah berdiri bahkan sebelum ia dilahirkan puluhan tahun yang lalu. ‘’Saya tak tahu sejak kapan masjid ini berdiri, yang jelas sudah ada sebelum saya dilahirkan,’’ katanya, Ahad (19/5).

Abdul yang lahir di tahun 1964 ini mengatakan, berubahnya bentuk bangunan masjid dimulai sekitar 20 tahun lalu. Ia bercerita, di masa mudanya, belum ada masjid lain di sepanjang jalan dari Arengka hingga Rimbo Panjang.

- Advertisement -

Dahulu, masjid berbentuk panggung ini hanya muat sekitar 100 orang, kini mampu menampng hingga seribu orang. Saat ini  bangunan Masjid Nurul Huda berukuran sekitar 20×20 meter. Terdapat juga areal parkir.

Masjid ini dibangun melalui swadaya masyarakat. Terinspirasi dari Masjid Agung yang berada di daerah Kubang. ‘’Masjid ini dulu terinspirasi dari masjid yang di Kubang sana, maka dibentuklah masjid yang mirip,’’ terangnya.

- Advertisement -

Untuk kegiatan sehari-hari Masjid Nurul Huda selain salat lima waktu berjamaah, di bulan Ramadan ini juga dilakukan tausiyah usai Salat Isya menjelang tarawih, serta kultum usai Salat Subuh. ‘’Kalau kultum ada juga, tapi tidak tiap hari,’’ ujar Abdul.

Selain itu, Masjid Nurul Huda juga menyediakan takjil bagi musafir yang sedang dalam perjalanan. Sehingga bisa berbuka puasa di Masjid Nurul Huda.(*2)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Masjid Nurul Huda, telah dibangun puluhan tahun lalu. Dari masjid yang dulunya hanya terbuat dari papan dan berbentuk panggung, kini berdiri megah menjadi tempat singgah para musafir untuk melaksanakan salat, juga tempat beribadah bagi warga sekitarnya.

Salah seorang ninik mamak di lokasi yang berdekatan dengan masjid, Abdul Kahar Datuk Monti bercerita, masjid tersebut telah berdiri bahkan sebelum ia dilahirkan puluhan tahun yang lalu. ‘’Saya tak tahu sejak kapan masjid ini berdiri, yang jelas sudah ada sebelum saya dilahirkan,’’ katanya, Ahad (19/5).

Abdul yang lahir di tahun 1964 ini mengatakan, berubahnya bentuk bangunan masjid dimulai sekitar 20 tahun lalu. Ia bercerita, di masa mudanya, belum ada masjid lain di sepanjang jalan dari Arengka hingga Rimbo Panjang.

Dahulu, masjid berbentuk panggung ini hanya muat sekitar 100 orang, kini mampu menampng hingga seribu orang. Saat ini  bangunan Masjid Nurul Huda berukuran sekitar 20×20 meter. Terdapat juga areal parkir.

Masjid ini dibangun melalui swadaya masyarakat. Terinspirasi dari Masjid Agung yang berada di daerah Kubang. ‘’Masjid ini dulu terinspirasi dari masjid yang di Kubang sana, maka dibentuklah masjid yang mirip,’’ terangnya.

Untuk kegiatan sehari-hari Masjid Nurul Huda selain salat lima waktu berjamaah, di bulan Ramadan ini juga dilakukan tausiyah usai Salat Isya menjelang tarawih, serta kultum usai Salat Subuh. ‘’Kalau kultum ada juga, tapi tidak tiap hari,’’ ujar Abdul.

Selain itu, Masjid Nurul Huda juga menyediakan takjil bagi musafir yang sedang dalam perjalanan. Sehingga bisa berbuka puasa di Masjid Nurul Huda.(*2)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya