PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Mal SKA, salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Ibu Kota Provinsi Riau dalam upaya mencegah penyebaran virus corona (Covid-19), Kamis (19/3) melakukan kerja sama dengan Rumah Sakit dr Sukirman Pekanbaru dalam hal menyediakan tenaga medis yaitu, perawat dan dokter dalam pengecekan suhu tubuh serta edukasi kesehatan.
Namun, sejak sepekan ini juga telah melakukan pengecekan suhu tubuh kepada setiap pengunjung di 4 pintu masuk di lantai satu, serta dua pintu di basement, serta penyediaan hand sanitizer setiap pintu masuk, pemberian masker kepada member SKA Family Card, serta pembersihan fasilitas pengunjung dan kompleks Mal SKA dengan cairan disinfektan yang dilakukan secara periodik, 2 kali dalam satu minggu, bahkan jauh sebelum himbauan antisipasi virus corona ini.
Hal ini disampaikan General Manager Mal SKA Pekanbaru, Agus Salim dalam acara coffe morning, Kamis (19-3/2020) bersama Direktur Rumah Sakit dr Sukirman, Agus Sukamto dan General Manager Swiss Belhotel SKA Pekanbaru Group, Rahmi D Pris .
Bahkan bukan itu saja, kata agus, pemberlakukan social distance di lift pengunjung umum juga diberlakukan. ‘’Tindakan preventif yang kami lakukan bersama Swissbellinn SKA, Pekanbaru Co Ex, Plaza Citra dan tenant-tenant, tak lain untuk memberikan kenyamanan prima agar pengunjung yang datang merasa aman dan nyaman. Kepedulian kami ini agar penyebaran virus corona bisa dicegah, sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam pemerintah dalam menangani kondisi yang dialami saat ini,’’ tambah Agus.
Terkait kondisi saat ini apakah Mal SKA Pekanbaru akan mengurangi jam operasional? Agus Salim menegaskan, setakat ini belum ada kebijakan untuk itu.“ Untuk jam operasional mal, kami akan menyesuaikan dengan ketentuan yang ada saat ini, kecuali ada kebijakan dari pemerintah kota,’’ tambahnya.
Direktur Rumah Sakit dr Sukirman, Agus Sukamto dikesempatan itu mengatakan akan melakukan edukasi untuk pengunjung yang datang ke Mal SKA.
‘’Karena bisa saja, saat pengecekan, suhu tubuh mereka normal, tidak mengalami gejala, seperti batuk, pilek dan nyeri tenggorokan tapi juga harus melihat faktor resiko. Karena pedoman kesiagaan menghadapi infeksi Covid-19 ini, selain pasien dalam pengawasan (PDP), juga orang dalam pengawasan (ODP) dan ini yang kita cari,’’ jelas Agus Sukamto.
Faktor Resiko yang dimaksud menurut Agus diantaranya, apakah pengunjung tadi memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri maupun daerah-daerah yang berisiko, seperti Jakarta yang terjangkit dalam waktu 14 hari, sebelum timbul gejala. Kedua, memiliki riwayat paparan dengan PDP.
‘‘Para pengunjung ini yang kami berikan edukasi, sehingga pencegahan virus corona ini dapat dilakukan secara lebih dini,’’ tambah Agus.(lin)