PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru masih siaga untuk mengantisipasi kenaikan permukaaan air di Sungai Sail dan sekitarnya. Sebelumnya, proses evakuasi sudah dilakukan di delapan titik terdampak banjir.
Demikian disampaikan Kalaksa BPBD Kota Pekanbaru Zarman Chandra, Senin (18/4). "Kami memantau air sudah berangsur surut. Tapi di delapan lokasi, kami tetap siaga untuk antisipasi terjadi lagi banjir," ujarnya.
Dia melanjutkan, saat ini masih ada tenda darurat siaga di dua lokasi yakni di Perumahan Fauzan dan Gang Kencana. Itu sebagai antisipasi banjir terjadi lagi karena curah hujan masih tinggi di Kota Pekanbaru.
Zarman mengatakan bahwa air masih menggenang di beberapa titik tapi tidak lagi tinggi seperti awal banjir terjadi. "Kami mengimbau warga tetap waspada terhadap ancaman banjir, " imbuhnya.
BPBD Kota Pekanbaru mencatat ada ratusan orang Kepala Keluarga (KK) terdampak banjir sejak Jumat kemarin. Ada hampir 260 KK terdampak banjir yang melanda di beberapa lokasi.
Lokasi tersebut yakni Perumahan Merpati Indah (Kecamatan Tenayan Raya), Perumahan Pesona Harapan Indah (Kecamatan Bukit Raya), Perumahan Fauzan (Kecamatan Bukit Raya), Gang Dwikora di Jalan Hangtuah Ujung (Kecamatan Sail), Jalan Kampung Baru (Kecamatan Tenayan Raya) dan Gang Kencana di Jalan Sakuntala (Kecamatan Bukit Raya).
Dalam pada itu, terhadap warga yang terdampak banjir di sejumlah titik di Pekanbaru, bantuan dibagikan oleh BPBD. "Ini untuk meringankan kesulitan yang dialami oleh warga yang terdampak bencana," kata Zarman.
Selain melakukan pembagian sembako, pengecekan terhadap kondisi banjir juga terus dilakukan. Kondisi debit air di lapangan saat ini sudah mulai surut. Namun, akitivitas masyarakat masih belum kondusif seperti biasa. "Apabila Anda mengalami bencana, hubungi call center BPBD Kota Pekanbaru di 08117651464," singkatnya
Banjir Surut, Warga Bersih-Bersih
Sementara itu, banjir yang merendam ratusan rumah di Perumahan Pesona Harapan Indah/Mandevilla Jalan Cengkeh, Kelurahan Tangkerang Labui, Kecamatan Bukit Raya mulai surut. Warga pun mulai membersihkan perabotan rumah yang sempat terendam air banjir.
Banjir mulai terjadi pada Kamis (14/4) dini hari. Perumahan yang letaknya tak jauh dari daerah aliran Sungai Sail itu pun terkena luapan air sungai akibat hujan deras yang mengguyur Kota Pekanbaru.
"Banjir sudah mulai surut. Kami mulai beraktivitas kembali seperti membersihkan perabotan, menjemur kasur, karpet dan lain-lain," ujar Yudi warga setempat saat diwawancarai Riau Pos, Senin (18/4).
Dijelaskannya, air sudah mulai surut sejak Sabtu (16/4) dan pada Ahad (17/4) warga perumahan sudah mulai beraktivitas membersihkan rumahnya. Tetapi belum semua warga perumahan yang kembali, baru satu per satu.
"Warga perumahan di sini yang tidak punya tempat tinggal di luar atau tidak mempunyai saudara, pasca-air surut mereka langsung kembali. Tetapi, bagi warga yang memiliki rumah/saudara di luar perumahan ini, mungkin belum kembali. Karena masih khawatir akan kembali banjir," sebutnya.
Ia menuturkan, Perumahan Pesona Harapan Indah/Mandevilla ini sudah menjadi langganan banjir sejak empat tahun yang lalu. Sejak dimulai dibangunnya perumahan. Bahkan, ketinggian air pernah mencapai 2 meter. Itu terjadi pada tahun 2021 tahun lalu.
"Lokasi di sini merupakan daerah tanah resapan. Lokasi dengan dataran rendah. Jika seandainya dikeruk pun aliran Sungai Sail mungkin hanya sedikit saja bisa mengurangi banjir. Tetapi tetap saja terus terjadi banjir. Pasalnya, air tidak hanya datang dari Sungai Sail tetapi juga dari parit yang berada di lokasi perumahan," ungkapnya.
Dirinya pun heran kenapa dulunya pemerintah kota Pekanbaru memberikan izin dibangun perumahan tersebut. Mengingat daerah tersebut merupakan tanah resapan. Atau dataran rendah yang dikelilingi oleh parit dan aliran sungai.
"Di sini seperti menjadi tempat penampungan air,"sebutnya.
Ditambahkan, sejak sering terjadi banjir, beberapa warga yang tinggal di perubahan tersebut mulai berangsur-angsur pindah. " Kalau ditotal kan mungkin ada ratusan perumahan, tetapi tidak semuanya terisi, hanya di isi oleh puluhan kepala keluarga (KK) saja. Mungkin sekitar 30 KK atau 40 KK," pungkasnya.(ali/dof)