Selasa, 2 Juli 2024

Tak Ada Kaitannya dengan PTPN V

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kepolisian Resor Kampar, Provinsi Riau, menyatakan bahwa penetapan Anthony Hamzah, Ketua Koperasi Sawit Makmur kubu kepengurusan lama yang telah ditetapkan sebagai tersangka merupakan murni penegakan hukum dan tidak ada kaitannya dengan PTPN V. 

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kampar, AKP Berry Juana Putra SIK, di Mapolres Kampar, Jumat (15/10) menyatakan, perkara yang menjerat akademisi salah satu perguruan tinggi tersebut murni tindak pidana pengrusakan perumahan karyawan PT Langgam Harmoni.  "Perkara tersebut adalah antara Karyawan PT Langgam Harmoni dengan oknum Ketua Kopsa-M dan  tidak ada hubungannya dengan PTPN-V, juga tak ada kaitannya dengan petani yang tergabung dalam Kopsa-M," katanya.

- Advertisement -

Dalam kesempatan itu, Berry juga tegas membantah telah melakukan kriminalisasi terhadap Anthony Hamzah.  

"Tidak ada kriminalisasi terhadap perkara tersebut, penetapan tersangka terhadap AH dalam kasus ini karena yang bersangkutan diketahui sebagai pihak yang menyuruh dan membiayai kelompok massa sebanyak 300 orang, untuk mendatangi perumahan karyawan PT Langgam Harmoni. Jadi bukan perkara sengketa lahan," tegasnya. 

Baca Juga:  Pemberian ASI bagi Anak Rendah, Poltekkes Kemenkes Riau Taja Kegiatan Pengabmas

Dalam perkara itu, dia mengatakan penyidik memiliki bukti kuat bahwa Anthony Hamzah terlibat dalam tindak pidana pengrusakan disertai pengancaman dan pengusiran perumahan karyawan PT Langgam Harmoni, Desa Pangkalan Baru, Kecamatan Siak Hulu, Oktober 2020 lalu. 

- Advertisement -

Penetapan tersangka itu sendiri merupakan pengembangan pasca penetapan tersangka sebelumnya, Hendra Sakti. Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Hendra Sakti, diketahui bahwa yang menjadi otak atas kejadian tersebut adalah Anthony Hamzah. 

Selain Hendra Sakti yang diketahui berperan sebagai pengerah massa pelaku penyerangan, polisi juga menetapkan seorang tersangka lainnya bernama Marvel. Saat ini, perkara Hendra Sakti telah dilimpahkan ke Kejaksaan dan berkas perkara dinyatakan lengkap atau P21. 

"Sementara untuk Marvel sudah divonis oleh Pengadilan Negeri Bangkinang. Dua orang lainnya juga telah ditetapkan sebagai tersangka yaitu YM dan AN, namun keduanya masih buron dan telah ditetapkan dalam DPO," urainya.  

Baca Juga:  Anggaran Perbaikan Jalan Dikurangi

Lebih jauh, Bery kembali menegaskan bahwa perkara hukum yang menjerat Anthony Hamzah murni terkait pengrusakan perumahan karyawan PT Langgam Harmoni dan tidak ada kaitannya dengan PT Perkebunan Nusantara V maupun petani yang tergabung dalam Kopsa-M.  

"Perkara tersebut adalah antara Karyawan PT Langgam Harmoni dengan oknum ketua Kopsa-M (Anthony Hamzah) dan tidak ada hubungannya dengan PTPN-V, juga tak ada kaitannya dengan petani yang tergabung dalam Kopsa-M," ujarnya.  

Hal itu diperkuat dengan pasal yang diterapkan kepada tersangka yakni Pasal 170 KUHP tentang pengrusakan yang dilakukan secara bersama-sama dan Pasal 335 KUHP tentang pengancaman dengan kekerasan dan pasal 368 tentang pemerasan junto pasal 55 dan 56 KUHP. Untuk itu, ia mengimbau kepada seluruh pihak untuk menghormati proses hukum yang berjalan, dan tidak mempolitisir situasi dengan menyampaikan narasi-narasi yang tidak sesuai fakta.(eca)  

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kepolisian Resor Kampar, Provinsi Riau, menyatakan bahwa penetapan Anthony Hamzah, Ketua Koperasi Sawit Makmur kubu kepengurusan lama yang telah ditetapkan sebagai tersangka merupakan murni penegakan hukum dan tidak ada kaitannya dengan PTPN V. 

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Kampar, AKP Berry Juana Putra SIK, di Mapolres Kampar, Jumat (15/10) menyatakan, perkara yang menjerat akademisi salah satu perguruan tinggi tersebut murni tindak pidana pengrusakan perumahan karyawan PT Langgam Harmoni.  "Perkara tersebut adalah antara Karyawan PT Langgam Harmoni dengan oknum Ketua Kopsa-M dan  tidak ada hubungannya dengan PTPN-V, juga tak ada kaitannya dengan petani yang tergabung dalam Kopsa-M," katanya.

Dalam kesempatan itu, Berry juga tegas membantah telah melakukan kriminalisasi terhadap Anthony Hamzah.  

"Tidak ada kriminalisasi terhadap perkara tersebut, penetapan tersangka terhadap AH dalam kasus ini karena yang bersangkutan diketahui sebagai pihak yang menyuruh dan membiayai kelompok massa sebanyak 300 orang, untuk mendatangi perumahan karyawan PT Langgam Harmoni. Jadi bukan perkara sengketa lahan," tegasnya. 

Baca Juga:  Eka Hospital Buka Puasa Bersama Rekan Media

Dalam perkara itu, dia mengatakan penyidik memiliki bukti kuat bahwa Anthony Hamzah terlibat dalam tindak pidana pengrusakan disertai pengancaman dan pengusiran perumahan karyawan PT Langgam Harmoni, Desa Pangkalan Baru, Kecamatan Siak Hulu, Oktober 2020 lalu. 

Penetapan tersangka itu sendiri merupakan pengembangan pasca penetapan tersangka sebelumnya, Hendra Sakti. Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap Hendra Sakti, diketahui bahwa yang menjadi otak atas kejadian tersebut adalah Anthony Hamzah. 

Selain Hendra Sakti yang diketahui berperan sebagai pengerah massa pelaku penyerangan, polisi juga menetapkan seorang tersangka lainnya bernama Marvel. Saat ini, perkara Hendra Sakti telah dilimpahkan ke Kejaksaan dan berkas perkara dinyatakan lengkap atau P21. 

"Sementara untuk Marvel sudah divonis oleh Pengadilan Negeri Bangkinang. Dua orang lainnya juga telah ditetapkan sebagai tersangka yaitu YM dan AN, namun keduanya masih buron dan telah ditetapkan dalam DPO," urainya.  

Baca Juga:  Korban Kebakaran di Jalan Pahlawan Diberi Bantuan

Lebih jauh, Bery kembali menegaskan bahwa perkara hukum yang menjerat Anthony Hamzah murni terkait pengrusakan perumahan karyawan PT Langgam Harmoni dan tidak ada kaitannya dengan PT Perkebunan Nusantara V maupun petani yang tergabung dalam Kopsa-M.  

"Perkara tersebut adalah antara Karyawan PT Langgam Harmoni dengan oknum ketua Kopsa-M (Anthony Hamzah) dan tidak ada hubungannya dengan PTPN-V, juga tak ada kaitannya dengan petani yang tergabung dalam Kopsa-M," ujarnya.  

Hal itu diperkuat dengan pasal yang diterapkan kepada tersangka yakni Pasal 170 KUHP tentang pengrusakan yang dilakukan secara bersama-sama dan Pasal 335 KUHP tentang pengancaman dengan kekerasan dan pasal 368 tentang pemerasan junto pasal 55 dan 56 KUHP. Untuk itu, ia mengimbau kepada seluruh pihak untuk menghormati proses hukum yang berjalan, dan tidak mempolitisir situasi dengan menyampaikan narasi-narasi yang tidak sesuai fakta.(eca)  

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari