Kamis, 19 September 2024

Harga Telur dan Minyak Goreng Masih Tinggi

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tepat dua pekan setelah tahun baru 2022, harga telur ras dan minyak goreng masih tinggi. Tak hanya pembeli, pedagang pun ikut mengeluhkan kondisi ini.

Pantauan Riau Pos, Jumat (14/1) di Pasar Pagi Arengka, harga telur ras masih mahal di kisaran Rp48 ribu hingga Rp50 ribu per papan (30 butir). Sebelumnya, teluh dijual antara Rp38.000 hingga Rp40. 000 per papan.

Selain telur, harga minyak goreng juga masih mahal di angka Rp20 ribu per kilogram. Sebelumnya harga minyak goreng berkisar Rp12 ibu sampai Rp14 ribu per kilogram.

Rencana pemerintah pusat untuk menekan harga minyak goreng dengan mengedarkan minyak goreng bersubsidi belum terealisasi. Sehingga, penjual banyak yang memilih mengurangi jatah pembelian minyak goreng kepada distributor untuk menghindari kerugian.

- Advertisement -

Salah seorang pedagang minyak goreng Desi mengaku, selama beberapa bulan terakhir harga minyak goreng di Kota Bertuah terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Di mana, sebelumnya harga minyak goreng kemasan hanya dijual seharga Rp12. 000 perliternya dan minyak goreng curah seharga Rp13. 000 per kilogram. Kini harga minyak goreng malah bertengger dihargai Rp19. 000 hingga Rp20. 000 per kilogram.

- Advertisement -
Baca Juga:  Pengemis Bawa Anak Kecil

Ia menyayangkan pemerintah daerah yang belum melakukan kebijakan yang dapat menurunkan harga minyak goreng yang kian hari kian mahal tersebut.

"Semakin mahal harga minyak sekarang. Katanya kemarin mau buat pasar murah tapi sampai sekarang belum ada. Malah yang ad seharga minyak goreng ini bakalan naik lagi," kata dia.

Sementara itu, saat ditanyai terkait adanya minyak goreng subsidi yang berkisar Rp14. 000 perliter, menurut Desi dirinya belum mendapatkan informasi tersebut dari para distributor  minyak goreng tempat biasanya ia beli.

Meskipun begitu, dirinya sangat mendukung penuh jika memang pemerintah pusat berencana untuk menurunkan harga minyak goreng yang kian tinggi dengan meluncurkan minyak goreng kemasan yang harganya jauh lebih murah.

"Kalau di pasar ini belum ada nampak lagi ada minyak goreng subsidi itu," ucapnya.

Sementara itu, seorang pedagang telur mengaku Dafi mengaku harga telur juga tak kunjung menunjukan penurunan yang signifikan. Malah kenaikan harga terus terjadi dari para peternak.

Kini untuk telur ukuran kecil dirinya menjual seharga Rp40.000 hingga Rp42. 000 perpapannya. Sedangkan untuk yang ukuran besar dijual seharga Rp45. 000 hingga Rp50.000 per papan.

Baca Juga:  Langsung Sidang di Tempat

Akibat kenaikan harga tersebut membuat para pembeli membatasi jumlah pembelian telur dan juga berdampak pada penjualan pedagang yang kian menurun.

"Susah sekarang jualnya. Kami beli saja sudah mahal dari tingkat peternak. Mau jual ke pembeli paling berani ambil untung sekitar Rp1. 500 saja. Di atas itu sudah tidak laku lagi, " Kata dia.

Dirinya berharap, pemerintah daerah segera mengambil sikap untuk menstabilkan harga telur ras ini. Sehingga pembeli dan pedagang sama-sama bisa mendapatkan keuntungan.

Sementara itu, salah seorang pembeli Dera mengaku sengaja membatasi jumlah pembeli telur ras yang tadinya satu papan kini hanya setengahnya.

Dirinya mengaku harus berhemat agar uang belanja yang dia miliki bisa membeli sejumlah kebutuhan rumah tangga lainnya.

"Harus dibatasilah. Kalau begini uang belanja mana ada yang cukup. Semoga pemerintah bisa segera menurunkan harga ini. Kasihan lah rakyat kecil ini mau makan saja harus mikir otak," katanya.(yls)

Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Kota

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tepat dua pekan setelah tahun baru 2022, harga telur ras dan minyak goreng masih tinggi. Tak hanya pembeli, pedagang pun ikut mengeluhkan kondisi ini.

Pantauan Riau Pos, Jumat (14/1) di Pasar Pagi Arengka, harga telur ras masih mahal di kisaran Rp48 ribu hingga Rp50 ribu per papan (30 butir). Sebelumnya, teluh dijual antara Rp38.000 hingga Rp40. 000 per papan.

Selain telur, harga minyak goreng juga masih mahal di angka Rp20 ribu per kilogram. Sebelumnya harga minyak goreng berkisar Rp12 ibu sampai Rp14 ribu per kilogram.

Rencana pemerintah pusat untuk menekan harga minyak goreng dengan mengedarkan minyak goreng bersubsidi belum terealisasi. Sehingga, penjual banyak yang memilih mengurangi jatah pembelian minyak goreng kepada distributor untuk menghindari kerugian.

Salah seorang pedagang minyak goreng Desi mengaku, selama beberapa bulan terakhir harga minyak goreng di Kota Bertuah terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Di mana, sebelumnya harga minyak goreng kemasan hanya dijual seharga Rp12. 000 perliternya dan minyak goreng curah seharga Rp13. 000 per kilogram. Kini harga minyak goreng malah bertengger dihargai Rp19. 000 hingga Rp20. 000 per kilogram.

Baca Juga:  16-23 Juni, ASN Pemko Pekanbaru Wajib Pakai Baju Melayu

Ia menyayangkan pemerintah daerah yang belum melakukan kebijakan yang dapat menurunkan harga minyak goreng yang kian hari kian mahal tersebut.

"Semakin mahal harga minyak sekarang. Katanya kemarin mau buat pasar murah tapi sampai sekarang belum ada. Malah yang ad seharga minyak goreng ini bakalan naik lagi," kata dia.

Sementara itu, saat ditanyai terkait adanya minyak goreng subsidi yang berkisar Rp14. 000 perliter, menurut Desi dirinya belum mendapatkan informasi tersebut dari para distributor  minyak goreng tempat biasanya ia beli.

Meskipun begitu, dirinya sangat mendukung penuh jika memang pemerintah pusat berencana untuk menurunkan harga minyak goreng yang kian tinggi dengan meluncurkan minyak goreng kemasan yang harganya jauh lebih murah.

"Kalau di pasar ini belum ada nampak lagi ada minyak goreng subsidi itu," ucapnya.

Sementara itu, seorang pedagang telur mengaku Dafi mengaku harga telur juga tak kunjung menunjukan penurunan yang signifikan. Malah kenaikan harga terus terjadi dari para peternak.

Kini untuk telur ukuran kecil dirinya menjual seharga Rp40.000 hingga Rp42. 000 perpapannya. Sedangkan untuk yang ukuran besar dijual seharga Rp45. 000 hingga Rp50.000 per papan.

Baca Juga:  Langsung Sidang di Tempat

Akibat kenaikan harga tersebut membuat para pembeli membatasi jumlah pembelian telur dan juga berdampak pada penjualan pedagang yang kian menurun.

"Susah sekarang jualnya. Kami beli saja sudah mahal dari tingkat peternak. Mau jual ke pembeli paling berani ambil untung sekitar Rp1. 500 saja. Di atas itu sudah tidak laku lagi, " Kata dia.

Dirinya berharap, pemerintah daerah segera mengambil sikap untuk menstabilkan harga telur ras ini. Sehingga pembeli dan pedagang sama-sama bisa mendapatkan keuntungan.

Sementara itu, salah seorang pembeli Dera mengaku sengaja membatasi jumlah pembeli telur ras yang tadinya satu papan kini hanya setengahnya.

Dirinya mengaku harus berhemat agar uang belanja yang dia miliki bisa membeli sejumlah kebutuhan rumah tangga lainnya.

"Harus dibatasilah. Kalau begini uang belanja mana ada yang cukup. Semoga pemerintah bisa segera menurunkan harga ini. Kasihan lah rakyat kecil ini mau makan saja harus mikir otak," katanya.(yls)

Laporan PRAPTI DWI LESTARI, Kota

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari