(RIAUPOS.CO) — SERUPA dengan berbagai lokasi salat Iduladha 1440 Hijriah di Kota Pekanbaru, Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT, Ahad (11/8) pagi juga ikut salat Iduladha dalam kondisi diselimuti kabut asap. Dia dan jajaran Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru bersama masyarakat menggelar salat Ied di halaman Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru, Jalan Sudirman.
Dalam salat Iduladha di halaman yang juga merupakan bagian dari kompleks kantor Wali Kota Pekanbaru Jalan Sudirman itu, sebagian masyarakat hadir dan melaksanakan salat dengan menggunakan masker penutup wajah. Sementara, sebagian lainnya tidak. Ada ratusan umat muslim yang ikut salat disana. Dalam salat Idul Adha itu, Ketua Baznas Kota Pekanbaru Akbarizan menjadi khatib salat Ied sementara Syaifullah yang merupakan Imam Besar Masjid Agung Arrahman Pekanbaru menjadi imam.
Akbarizan dalam kutbahnya menyampaikan, bahwa para nabi dan rasul sudah memperlihatkan pengorbanannya untuk Allah. Mereka juga yang punya kesabaran luar biasa. ‘’Mereka adalah Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa hingga Rasulullah, Nabi Muhammad SAW. Kelimanya dikenal sebagai nabi dan rasul yang punya kesabaran luar biasa dalam menghadapi ujian Allah SWT,’’ kata dia.
Wako Pekanbaru usai salat Ied menyempatkan diri bersilaturahmi dengan masyarakat yang hadir usai salat Ied. Ia menyalami satu persatu masyarakat yang hadir. ‘’Walau ada kabut asap, kita harus tetap semangat dalam momen kurban ini,’’ ucap Firdaus.
Lebih lanjut diungkapkannya, tahun ini dia ikut berkurban dua lokasi berbeda. Yakni berkurban bersama jajaran ASN di Masjid Nur Salim, Kompleks Kantor Wali Kota Pekanbaru. Dan berkurban di musala dekat kediaman pribadinya di Kelurahan Tangkerang Selatan, Kecamatan Bukitraya. ‘’Semangat berkurban yang diperlihatkan para nabi Allah bisa jadi teladan. Berkurban adalah jalan menuntun ke jalan terbaik di sisi Allah,’’ imbuhnya.
Hingga Ahad pagi kemarin, Wako menyebut dari pantauan yang didapatnya, jumlah hewan kurban pada Idul Adha kali ini mengalami penurunan. ’’Informasi sementara dari mesjid dan mushalla yang menggelar kurban. Ini mungkin faktor ekonomi,’’ singkatnya.(adv/ali)