Optimistis Petang Megang Jadi Iven Nasional

Semarakkan Ramadan di Masjid Raya An-Nur

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Ribuan masyarakat Pekanbaru memadati Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau di Jalan Hang Tuah Pekanbaru, Senin (11/3) malam. Setelah melaksanakan Salat Isya berjemaah, ribuan jemaah kemudian mengikuti Salat Tarawih malam pertama Ramadan.

Ketua Harian Pengelola Masjid Raya An-Nur Zul Ikromi mengatakan, Salat Tarawih di Masjid Raya An-Nur dilaksanakan sebanyak 20 rakaat. Karena itu, ia mengajak kepada masyarakat yang ingin menikmati suasana Salat Tarawih 20 rakaat untuk datang ke masjid yang menjadi ikon Riau ini.

- Advertisement -

“Mari kita semarakkan malam-malam Ramadan dengan melaksanakan ibadah seperti Salat Tarawih. Karena siapa yang mendirikan malam bulan Ramadan dengan ibadah-ibadah maka Allah akan mengampuni dosanya,” katanya, Senin (11/3).

Lebih lanjut dikatakannya, selama bulan Ramadan ada beberapa agenda yang dilaksanakan. Seperti setelah Salat Tarawih, kegiatan tadarus, juga ada kajian-kajian yang akan disampaikan oleh para ustaz.

- Advertisement -

“Kami juga menyediakan 200 -300 paket berbuka puasa bagi masyarakat yang hendak berbuka di Masjid An-Nur. Kemudian, di akhir Ramadan ada agenda iktikaf dan muhasabah, ada acara bedah buku, pesantren Ramadan, dan majelis ilmu,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga mendatangkan syekh dari Palestina yang akan menyampaikan tausiah dan menjadi imam. “Karena itu kami mengajak masyarakat untuk meramaikan masjid dan memberikan infak terbaiknya,” ajaknya.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur Riau SF Hariyanto, menyampaikan ungkapan syukur dan mengajak untuk bersama-sama menyambut Ramadan 1445 H/2024 dengan penuh rasa syukur. “Kami juga memohon maaf kepada seluruh masyarakat Riau. Semoga dapat menjalankan ibadah dengan khusuk dan aman tenteram,” katanya.

Dalam kesempatan itu, dia mengajak kepada masyarakat untuk meningkatkan rasa iman dan membersihkan hati dalam menyambut Ramadan. “Atas ungkapan rasa syukur kita, mari bersama-sama bermunajat kepada Allah lewat tablig akbar ini. Tingkatkan rasa iman, sucikan hati, dan sambutlah bulan Ramadan dengan penuh kebahagiaan,” tuturnya.

Di sisi lain, warga Muhammadiyah telah melaksanakan puasa dan menjalankan Salat Tarawih malam kedua, kemarin. Ketua MUI Riau, Ilyas mengatakan, di Indonesia sudah biasa terjadi perbedaan penetapan 1 Ramadan antara pemerintah dengan Muhammadiyah. Perbedaan itu tidak menimbulkan permasalahan.

“Saya mengimbau kepada masyarakat Indonesia dan khususnya masyarakat Riau, mari kita hargai setiap perbedaan yang ada. Karena masing-masing itu memiliki dasar hukum yang berbeda dan juga memiliki dasar hukum yang kuat,’’ ujarnya.

‘’Jadi, kita menghargai ada yang puasanya dimulai Senin (kemarin, red), dan yang mulai Selasa (hari ini, red). Karena Indonesia terdiri dari berbagai suku, bangsa, majemuk, dan paham keagamaan membawa suatu kebinekaan yang kita rajut dengan persaudaraan,” tambahnya.

Ilyas Husti pun mengajak sama-sama melaksanakan ibadah puasa dengan baik. “Saya mengimbau kepada masyarakat mari kita ramaikan masjid, musala untuk melaksanakan ibadah Ramadan yang hanya datang sekali setahun,’’ ujarnya. ‘’Kita perbanyak ibadah dengan melaksanakan Salat Tarawih, Salat Witir, baca Al-Qur’an, berinfak, bersedekah. Kemudian juga membayar zakat, apakah zakat mal ataupun zakat fitrah ketika kita akan menyelesaikan ibadah puasa,’’ tambahnya.

Ilyas Husti juga mengajak bersama-sama menjaga kemuliaan Ramadan dengan saling menjaga keharmonisan, bersatu, jaga persaudaraan. Meskipun ada perbedaan, ciptakan keamanan, kenyamanan dan ketertiban. ‘’Saya mengimbau kepada masyarakat yang kebetulan tidak melaksanakan ibadah puasa, mari sama-sama kita menghargai orang yang melaksanakan ibadah puasa. Jadi kita hindari tempat-tempat yang bisa membuat orang berbuka puasa. Kita harapkan pengelola tempat restoran bersama-sama menjaga kemuliaan Ramadan ini,” imbaunya.

Petang Megang

Menyambut bulan Ramadan, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menggelar tradisi Petang Megang, Senin (11/3). Acara yang dipusatkan di tepian Sungai Siak disambut antusias, tak hanya warga Pekanbaru, tapi juga dari luar kota.

Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru, Muflihun optimistis tradisi jelang Ramadan ini menjadi iven nasional kelak. “Petang Megang ini bisa menjadi iven nasional agar bisa lebih meriah dilaksanakan di Ramadan tahun-tahun berikutnya sehingga mengangkat Kota Pekanbaru di kancah nasional dan lebih banyakan lagi,’’ ujarnya, Senin (11/3).

“Setiap tahun dilaksanakan Kota Pekanbaru. Tidak terasa sudah memasuki bulan Ramadan. Ini adalah bulan yang ditunggu kita semua. Petang belimau merupakan rasa syukur dan kegembiaraan yang dilakukan para pendahulu kita untuk menyambut Ramadan,” tambahnya. Tradisi Petang Megang tersebut diawali dengan ziarah ke makam Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah yang dikenal juga dengan Marhum Pekan. Makam itu berada di sekitaran Kompleks Masjid Raya Pekanbaru.

Marhum Pekan merupakan sultan ke-5 Kerajaan Siak Sri Indrapura (1780-1782 M). Juga pendiri Kota Pekanbaru. Petang Megang atau Petang Balimau tahun ini dipusatkan di Rumah Tuan Kadi yang ada di tepian Sungai Siak.

Setelah ziarah, Pj wako bersama jemaah lainnya bergeser memasuki dalam Masjid Raya Pekanbaru untuk melaksanakan Salat Asar berjemaah. Kemudian dilanjutkan menuju tepian Sungai Siak, tepatnya di pekarangan Rumah Tuan Kadi.

Muflihun mendapatkan kehormatan untuk melakukan pemukulan bedug yang menandakan acara petang megang dimulai. Selanjutnya, pria yang akrab dipanggil Uun ini memandikan anak-anak yatim dengan air bunga yang sudah disiapkan dan memberikan bantuan seperangkat salat kepada anak-anak tersebut.

Beberapa permainan rakyat diperagakan untuk menghibur kedatangan Pj Wako dan rombongan menambah kemeriahan Petang Megang. “Kami sengaja datang dari Rohil untuk melihat tradisi Petang Megang menyambut bulan suci Ramadan. Teryata memang meriah sekali ya. Tradisi seperti ini memang patut dibudayakan dan lestarikan,” ujar Andi warga asal Bagansiapiapi, Kabupatn Rokan Hilir (Rohil).

Tradisi Petang Megang merupakan tradisi yang dipegang turun termurun sebagai simbolis penyucian diri menjelang bulan Ramadan. Acara tersebut bahkan menarik perhatian para wisatawan luar Kota Pekanbaru. Mereka ingin menyaksikan semua rangkaian acaranya. “Penasaran juga seperti apa Petang Megang di Pekanbaru. Meriah sekali ya, ada permainan rakyat seperti permainan congklak, tarian, dan yang lainnya,” tambah Yuyun warga dari Kabupaten Siak ini.(sol/dof/ilo)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Ribuan masyarakat Pekanbaru memadati Masjid Raya An-Nur Provinsi Riau di Jalan Hang Tuah Pekanbaru, Senin (11/3) malam. Setelah melaksanakan Salat Isya berjemaah, ribuan jemaah kemudian mengikuti Salat Tarawih malam pertama Ramadan.

Ketua Harian Pengelola Masjid Raya An-Nur Zul Ikromi mengatakan, Salat Tarawih di Masjid Raya An-Nur dilaksanakan sebanyak 20 rakaat. Karena itu, ia mengajak kepada masyarakat yang ingin menikmati suasana Salat Tarawih 20 rakaat untuk datang ke masjid yang menjadi ikon Riau ini.

“Mari kita semarakkan malam-malam Ramadan dengan melaksanakan ibadah seperti Salat Tarawih. Karena siapa yang mendirikan malam bulan Ramadan dengan ibadah-ibadah maka Allah akan mengampuni dosanya,” katanya, Senin (11/3).

Lebih lanjut dikatakannya, selama bulan Ramadan ada beberapa agenda yang dilaksanakan. Seperti setelah Salat Tarawih, kegiatan tadarus, juga ada kajian-kajian yang akan disampaikan oleh para ustaz.

“Kami juga menyediakan 200 -300 paket berbuka puasa bagi masyarakat yang hendak berbuka di Masjid An-Nur. Kemudian, di akhir Ramadan ada agenda iktikaf dan muhasabah, ada acara bedah buku, pesantren Ramadan, dan majelis ilmu,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga mendatangkan syekh dari Palestina yang akan menyampaikan tausiah dan menjadi imam. “Karena itu kami mengajak masyarakat untuk meramaikan masjid dan memberikan infak terbaiknya,” ajaknya.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur Riau SF Hariyanto, menyampaikan ungkapan syukur dan mengajak untuk bersama-sama menyambut Ramadan 1445 H/2024 dengan penuh rasa syukur. “Kami juga memohon maaf kepada seluruh masyarakat Riau. Semoga dapat menjalankan ibadah dengan khusuk dan aman tenteram,” katanya.

Dalam kesempatan itu, dia mengajak kepada masyarakat untuk meningkatkan rasa iman dan membersihkan hati dalam menyambut Ramadan. “Atas ungkapan rasa syukur kita, mari bersama-sama bermunajat kepada Allah lewat tablig akbar ini. Tingkatkan rasa iman, sucikan hati, dan sambutlah bulan Ramadan dengan penuh kebahagiaan,” tuturnya.

Di sisi lain, warga Muhammadiyah telah melaksanakan puasa dan menjalankan Salat Tarawih malam kedua, kemarin. Ketua MUI Riau, Ilyas mengatakan, di Indonesia sudah biasa terjadi perbedaan penetapan 1 Ramadan antara pemerintah dengan Muhammadiyah. Perbedaan itu tidak menimbulkan permasalahan.

“Saya mengimbau kepada masyarakat Indonesia dan khususnya masyarakat Riau, mari kita hargai setiap perbedaan yang ada. Karena masing-masing itu memiliki dasar hukum yang berbeda dan juga memiliki dasar hukum yang kuat,’’ ujarnya.

‘’Jadi, kita menghargai ada yang puasanya dimulai Senin (kemarin, red), dan yang mulai Selasa (hari ini, red). Karena Indonesia terdiri dari berbagai suku, bangsa, majemuk, dan paham keagamaan membawa suatu kebinekaan yang kita rajut dengan persaudaraan,” tambahnya.

Ilyas Husti pun mengajak sama-sama melaksanakan ibadah puasa dengan baik. “Saya mengimbau kepada masyarakat mari kita ramaikan masjid, musala untuk melaksanakan ibadah Ramadan yang hanya datang sekali setahun,’’ ujarnya. ‘’Kita perbanyak ibadah dengan melaksanakan Salat Tarawih, Salat Witir, baca Al-Qur’an, berinfak, bersedekah. Kemudian juga membayar zakat, apakah zakat mal ataupun zakat fitrah ketika kita akan menyelesaikan ibadah puasa,’’ tambahnya.

Ilyas Husti juga mengajak bersama-sama menjaga kemuliaan Ramadan dengan saling menjaga keharmonisan, bersatu, jaga persaudaraan. Meskipun ada perbedaan, ciptakan keamanan, kenyamanan dan ketertiban. ‘’Saya mengimbau kepada masyarakat yang kebetulan tidak melaksanakan ibadah puasa, mari sama-sama kita menghargai orang yang melaksanakan ibadah puasa. Jadi kita hindari tempat-tempat yang bisa membuat orang berbuka puasa. Kita harapkan pengelola tempat restoran bersama-sama menjaga kemuliaan Ramadan ini,” imbaunya.

Petang Megang

Menyambut bulan Ramadan, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menggelar tradisi Petang Megang, Senin (11/3). Acara yang dipusatkan di tepian Sungai Siak disambut antusias, tak hanya warga Pekanbaru, tapi juga dari luar kota.

Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru, Muflihun optimistis tradisi jelang Ramadan ini menjadi iven nasional kelak. “Petang Megang ini bisa menjadi iven nasional agar bisa lebih meriah dilaksanakan di Ramadan tahun-tahun berikutnya sehingga mengangkat Kota Pekanbaru di kancah nasional dan lebih banyakan lagi,’’ ujarnya, Senin (11/3).

“Setiap tahun dilaksanakan Kota Pekanbaru. Tidak terasa sudah memasuki bulan Ramadan. Ini adalah bulan yang ditunggu kita semua. Petang belimau merupakan rasa syukur dan kegembiaraan yang dilakukan para pendahulu kita untuk menyambut Ramadan,” tambahnya. Tradisi Petang Megang tersebut diawali dengan ziarah ke makam Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah yang dikenal juga dengan Marhum Pekan. Makam itu berada di sekitaran Kompleks Masjid Raya Pekanbaru.

Marhum Pekan merupakan sultan ke-5 Kerajaan Siak Sri Indrapura (1780-1782 M). Juga pendiri Kota Pekanbaru. Petang Megang atau Petang Balimau tahun ini dipusatkan di Rumah Tuan Kadi yang ada di tepian Sungai Siak.

Setelah ziarah, Pj wako bersama jemaah lainnya bergeser memasuki dalam Masjid Raya Pekanbaru untuk melaksanakan Salat Asar berjemaah. Kemudian dilanjutkan menuju tepian Sungai Siak, tepatnya di pekarangan Rumah Tuan Kadi.

Muflihun mendapatkan kehormatan untuk melakukan pemukulan bedug yang menandakan acara petang megang dimulai. Selanjutnya, pria yang akrab dipanggil Uun ini memandikan anak-anak yatim dengan air bunga yang sudah disiapkan dan memberikan bantuan seperangkat salat kepada anak-anak tersebut.

Beberapa permainan rakyat diperagakan untuk menghibur kedatangan Pj Wako dan rombongan menambah kemeriahan Petang Megang. “Kami sengaja datang dari Rohil untuk melihat tradisi Petang Megang menyambut bulan suci Ramadan. Teryata memang meriah sekali ya. Tradisi seperti ini memang patut dibudayakan dan lestarikan,” ujar Andi warga asal Bagansiapiapi, Kabupatn Rokan Hilir (Rohil).

Tradisi Petang Megang merupakan tradisi yang dipegang turun termurun sebagai simbolis penyucian diri menjelang bulan Ramadan. Acara tersebut bahkan menarik perhatian para wisatawan luar Kota Pekanbaru. Mereka ingin menyaksikan semua rangkaian acaranya. “Penasaran juga seperti apa Petang Megang di Pekanbaru. Meriah sekali ya, ada permainan rakyat seperti permainan congklak, tarian, dan yang lainnya,” tambah Yuyun warga dari Kabupaten Siak ini.(sol/dof/ilo)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya