PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk KB), menggelar kegiatan pertemuan dengan berbagai pihak, yang berkaitan dengan pelaksanaan program keluarha berencana (KB). Agenda ini dilaksanakan selama tiga hari, 10-12 Maret 2020.
Menurut Kabid Keluarga Berencana Dispenduk KB, Eni Nesrayeti kegiatan ini bertujuan untuk melihat capaian program KB difasilitas kesehatan (faskes) dan mengetahui kendala yang dihadapi oleh faskes saat di lapangan.
"Kami membahas masalah yang dihadapi faskes ketika melaksanakan tugas. Kami juga memberikan materi terbaru yang berkaitan dengan KB," ucapnya, Selasa (10/3).
Agenda ini dibuka langsung oleh Kadis Disdalduk KB, Muhammad Amin. Ia menyampaikan, saat ini dari 172 ribu pasangan usia subur, 101 ribu di antaranya telah menggunakan alat kontrasepsi. Ini merupakan keberhasilan pencapaian dari Disdalduk KB.
"Dengan demikian ada 71 ribu pasangan lagi yang tidak pakai. Ini bukanlah kegagalan. Karena tidak mungkin semua pasangan memakai alat kontrasepsi, seperti pengantin baru, orang yang belum memiliki anak dan perempuan hamil. Pencapaian ini di atas rata-rata," jelasnya.
Amin menjelaskan, penggunaan alat kontrasepsi terbanyak adalah pil dan suntik. Ia mengimbau masyarakat agar yang telah memiliki anak dua atau lebih dapat beralih ke alat kontrasepsi Metode KB Jangka Panjang (MKJP).
"Suntik itu satu kali sebulan, pil itu setiap malam. Ini berisiko lupa. Disarankan jika berusia di atas 35 dan telah memiliki 2 anak atau di atas 3, untuk beralih ke MKJP karena bisa 3-4 tahun," tegasnya.
Selain itu, Kasi Jaminan Pelayanan KB Disdalduk KB, Rahmiyanti berharap dapat terus berjalan dengan baik dan capaian KB dapat mengalami peningkatan. "Semoga kegiatan ini bisa terus berjalan dan ada peningkatan capaian KB," ujarnya.(a/c)