PEKANBARU(RIAUPOS.CO) – Menjelang sore, satu persatu kendaraan roda dua menepi di sepanjang Jalan Naga Sakti. Mereka berkumpul di sepanjang Jalan Stadion Utama tersebut guna menyaksikan aksi balap liar. Pebalapnya tak lain adalah remaja tanggung, usia SMP dan SMA. Tanpa rasa takut, justru bangga, mereka memacu laju kendaraan mereka di tengah hiruk pikuk jalanan sore tersebut.
Aksi balap liar dan free style ini sebenarnya bukanlah hal baru. Sejak dulu, sudah banyak remaja tanggung yang memanfaatkan jalan lurus dua arah tersebut sebagai lintasan balap liar. Petugas pun kadang menyisir lokasi dan terjadi aksi kucing-kucingan. Namun, itu tak membuat mereka jera. Balap dan free style yang mengancam nyawa mereka sekaligus pengemudi lain tetap berlangsung.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Zulkarnain mengaku bahwa aksi tersebut tak patut dilakukan. Terlebih di momen pembatasan dan juga menjelang hari kemerdekaan.
"Seharusnya anak muda bisa mengisi waktu mereka dengan hal yang positif. Bukannya malah balapan liar yang mengancam keselamatan dia dan orang lain,"ujar Anggota Fraksi Gerindra Plus ini kepada Riau Pos, Senin (9/8).
Ia menyayangkan aksi anak muda yang melampiaskan emosi di tengah jalan umum yang ramai dilintasi. Dalam hal ini, peran petugas dalam hal ini pihak kepolisian dinilainya menjadi sangat penting. "Petugas harus memberikan sosialisasi, edukasi sekaligus menindak tegas aksi yang meresahkan ini. Mungkin tidak bisa memberikan sosialisasi atau penyuluhan dengan kerumunan. Namun, mungkin bisa ditempatkan rambu-rambu di area balap liar tersebut,"sambungnya.
Menurutnya, generasi muda saat ini tidak bisa diperingati dengan kekerasan. Karena itu, petugas diminta mencari cara yang mampu membuat anak muda usia pelajar tersebut jera dan tak mengulangi lagi perbuatannya.
"Dari awal pengurusan SIM petugas harus memberikan arahan dan edukasi kepada masyarakat, untuk mencegah terjadinya hal seperti ini.(azr)
PEKANBARU(RIAUPOS.CO) – Menjelang sore, satu persatu kendaraan roda dua menepi di sepanjang Jalan Naga Sakti. Mereka berkumpul di sepanjang Jalan Stadion Utama tersebut guna menyaksikan aksi balap liar. Pebalapnya tak lain adalah remaja tanggung, usia SMP dan SMA. Tanpa rasa takut, justru bangga, mereka memacu laju kendaraan mereka di tengah hiruk pikuk jalanan sore tersebut.
Aksi balap liar dan free style ini sebenarnya bukanlah hal baru. Sejak dulu, sudah banyak remaja tanggung yang memanfaatkan jalan lurus dua arah tersebut sebagai lintasan balap liar. Petugas pun kadang menyisir lokasi dan terjadi aksi kucing-kucingan. Namun, itu tak membuat mereka jera. Balap dan free style yang mengancam nyawa mereka sekaligus pengemudi lain tetap berlangsung.
- Advertisement -
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi III DPRD Kota Pekanbaru, Zulkarnain mengaku bahwa aksi tersebut tak patut dilakukan. Terlebih di momen pembatasan dan juga menjelang hari kemerdekaan.
"Seharusnya anak muda bisa mengisi waktu mereka dengan hal yang positif. Bukannya malah balapan liar yang mengancam keselamatan dia dan orang lain,"ujar Anggota Fraksi Gerindra Plus ini kepada Riau Pos, Senin (9/8).
- Advertisement -
Ia menyayangkan aksi anak muda yang melampiaskan emosi di tengah jalan umum yang ramai dilintasi. Dalam hal ini, peran petugas dalam hal ini pihak kepolisian dinilainya menjadi sangat penting. "Petugas harus memberikan sosialisasi, edukasi sekaligus menindak tegas aksi yang meresahkan ini. Mungkin tidak bisa memberikan sosialisasi atau penyuluhan dengan kerumunan. Namun, mungkin bisa ditempatkan rambu-rambu di area balap liar tersebut,"sambungnya.
Menurutnya, generasi muda saat ini tidak bisa diperingati dengan kekerasan. Karena itu, petugas diminta mencari cara yang mampu membuat anak muda usia pelajar tersebut jera dan tak mengulangi lagi perbuatannya.
"Dari awal pengurusan SIM petugas harus memberikan arahan dan edukasi kepada masyarakat, untuk mencegah terjadinya hal seperti ini.(azr)