PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Memasuki hari keempat semburan gas di kawasan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Ihsan Boarding School 2 Kelurahan Tuah Negeri, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru membuat diameter lubang semburan semakin menganga.
Heri, salah seorang petugas dari Tagana mengatakan, diameter lubang saat ini telah mencapai 6 meter yang sebelumnya hanya 4 meter. Selain itu juga terdengar suara gemuruh di titik lokasi semburan. Tetapi untuk getaran sudah tidak ada lagi. Sementara itu, kata dia, dari hasil pengecekan menggunakan gas detector lower explosive limit atau LEL nol dan HS2 tetap nol.
"Sejauh pantauan kami sejak hari pertama hingga saat ini baik itu semburan lumpur, bunyi dan getaran dan lain-lain sudah mulai berkurang. Hanya diameter lubang semburan saja yang membesar. Untuk itu kami akan tetap terus memantau perkembangannya," ujar Heri kepada Riau Pos, Ahad (7/2).
Menurutnya, semakin membesarnya lubang semburan lumpur disebabkan oleh tanah yang berada dititik semburan semakin ke bawah. Sehingga menyebabkan ukuran lubang semburan semakin membesar.
"Lubang semakin membesar diakibatkan oleh tanah/lumpur bekas semburan yang berada di titik semburan itu turun ke bawah," katanya.
Namun, dari hasil pantauan tim untuk tinggi semburan sudah mulai menurun.
"Ya, paling saat ini untuk tinggi semburannya sekitar 1 hingga 2 meter, lah," ucapnya.
Kata dia, dari informasi yang didapat nantinya lubang semburan akan ditutup atau ditimbun kembali.
"Soalnya kalau sekarang ditimbun gasnya kan masih ada. Dan kalau ditimbun sekarang pasti nanti akan disemburkannya lagi," ungkapnya.
Sementara itu Ketua DPRD Pekanbaru Hamdani turut prihatin atas kejadian bencana semburan gas yang menimpa kawasan Ponpes Al Ihsan Boarding School 2. Ia meminta dan berharap kepada Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau beserta organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk segera menanganinya dengan baik dan segera memberikan perhatian khusus terhadap musibah yang terjadi di Ponpes Al Ihsan.
"Kami mengucapkan turut prihatin atas kejadian yang tidak terduga ini, yang menyebabkan kerusakan yang cukup besar," ujar Hamdani.
Politikus PKS itu mengatakan, dia bersama rombongan ke Ponpes Al Ihsan ingin memastikan secara langsung kondisi lokasi seperti apa.
"Kami beserta rombongan sangat terkejut dengan kejadian ini. Setelah mendengar cerita atau kronologi kejadian dari salah seorang ustaz, yang menyebutkan ini merupakan sebuah kejadian mengerikan yang tidak pernah terduga, yaitu sebuah bencana," kata Hamdani.
Ia menuturkan, di sekitar lokasi titik semburan terdapat gedung bangunan asrama dan bangunan tempat belajar santri tampak rusak parah akibat semburan material dari dalam lubang yang menyemburkan gas beserta lumpur dan batu (gumpalan benda padat).
Dirinya berharap, pemko dengan OPD terkait segera memberikan perhatian khusus terhadap musibah yang dialami ini. Ia mengkhawatirkan pengaruh ke depannya. Kata dia, harus ada kajian mendalam guna penanganannya.
"Kami akan berupaya baik secara pribadi maupun kelembagaan, dan berharap pemerintah daerah peduli, dengan melibatkan OPD terkait serta beberapa perusahaan di bidangnya yang sudah berpengalaman. Dan kami juga berharap ini segera teratasi. Kita coba maksimalkan penaganannya, agar bisa tertangani dengan baik musibah ini,"tuturnya.
Atas kejadian itu, lembaga DPRD Pekanbaru akan membahasnya dengan dinas terkait dan pihak perusahaan untuk berdiskusi mencari solusi penanganan yang baik dalam rapat dewan.
"Kami berharap ini bisa tercover dan pemerintah hadir ketika hal-hal bencana seperti ini. Kami akan duduk satu meja untuk mencarikan solusi. Pada prinsipnya kami akan upayakan mencari cara agar musibah ini segera tertangani dan para santri bisa aman dalam belajar," pungkasnya.
Pantauan Riau Pos di lokasi semburan, terlihat sejumlah petugas baik itu dari BNPB, BPBD, TNI maupun dari Tagana masih terlihat terus berjaga di sekitar lokasi titik semburan (radius aman) maupun di pintu masuk ponpes. Bahkan petugas juga telah memasang imbauan peringatkan bahaya pada radius 100 meter dari titik semburan. Petugas dari dinas ESDM pun terus memantau perkembangan kondisi gas yang ditimbulkan dengan menggunakan alat gas detektor.
Gubri Instruksikan Segera Tutup Sumber Semburan
Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar, meninjau lokasi sumur bor yang mengeluarkan semburan gas dan lumpur di wilayah Komplek Pondok Pesantren Al-Ihsan, Tenayan Raya, Pekanbaru, Ahad (7/2). Dalam peninjauannya, Gubri didampingi Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar.
Saat kunjungan itu, Gubri mengaku telah melakukan pemantauan dari awal sejak mendapat informasi fenomena alam itu. Ia juga telah menginstruksikan Dinas ESDM dan BPBD Riau agar segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam upaya mengatasi semburan gas dan lumpur yang masih terus terjadi. "Saya dapat laporan kalau intensitas semburannya sudah berkurang. Saya sudah menugaskan Kepala Dinas ESDM dan BPBD Provinsi Riau bersama pihak terkait agar segera melakukan tindakan-tindakan untuk menangani semburan gas dan lumpur ini hingga ke tahapan menutup sumur," kata Gubri.
Dalam kesempatan tersebut, Gubri juga meminta masyarakat sekitar, khususnya santri dan pengelola Ponpes Al Ihsan untuk bersabar atas peristiwa yang terjadi serta tidak mendekati lokasi.
"Kepada pihak pondok pesantren dan para santri, kami minta untuk dapat bersabar atas cobaan ini. Semoga Allah memudahkan usaha kita semua," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Riau, Indra Agus Lukman menggunakan, hingga saat ini pihaknya terus melakukan pemantauan kondisi di lapangan. Hasilnya diketahui bahwa intensitas semburan terus menurun.
"Sekarang intensitas semburannya terus menurun, tinggi semburannya juga turun," kata Indra Agus.
Selain itu, dari hasil pengecekan Lower Explosive Limit (LEL) dan H2S juga terpantau pada titik nol. Hal ini berbeda dengan sehari sebelumnya yang terpantau pada titik enam persen.
"Bagusnya, LEL dan H2S nya sekarang sudah dititik nol. Kemarin memang cukup tinggi, yakni diatas lima persen dan bisa memicu ledakan," jelasnya.
Dengan terus menurunnya intensitas semburan, pihaknya berharap dalam kurun waktu dua tiga hari kedepannya sudah bisa dilakukan kegiatan penutupan lubang semburan. Untuk itu, pihaknya akan terus melakukan pemantauan. "Mudah-mudahan dalam dua atau tiga hari kedepan, jika intensitas semburannya terus menurun bisa dilakukan penutupan lubang semburannya," sebutnya.
Saat ditanyakan dengan metode seperti apa nantinya penutupan lubang semburan tersebut, Indra mengaku saat ini pihaknya bersama tim yang sudah dibentuk masih membahas metode penutupan seperti apa yang akan digunakan. Kalau untuk metode penutupan masih berkembang, tentunya akan disesuaikan dengan kondisi terkahir di lapangan nantinya.(dof/sol)