Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Musim Hujan, Kasus DBD Meningkat

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — SELAMA sepekan ada delapan warga kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Pesisir (Rumpes) terkena dampak demam berdarah dengue (DBD). Ini terjadi seiring semakin rutinnya hujan mengguyur Pekanbaru dan sekitar.

Saat ini korban DBD dirawat di sejumlah rumah sakit, seperti di RSUD Arifin Achmad, dan juga di rawat di Awal Bros Ahmad Yani, untuk mendapatkan penanganan yang intensif, dan juga di tempat penanganan kesehatan lainnya.

Hal ini disampaikan Anggota DPRD Kota Pekanbaru Aidil Amri SSos, selain mendapat laporan dari warga soal korban yang diindikasikan terkena DBD ini, dia juga langsung mendatangi langsung warga yang terkena DBD itu, dan bahkan dia tak segan-segan menjenguk ke tempat diwarna warganya dirawat.

"Ya, dapat kami sampaikan dalam sepekan ini delapan orang warga kami (limbungan, red) terkena dampak DBD, seiring musim penghujan saat ini," kata Aidil kepada Riau Pos, Senin (4/11).

Dari persoalan ini, dikhawatirkan dampaknya semakin meluas, Politisi Demokrat minta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru untuk cepat tanggap menyikapi persoalan yang kini meresahkan warga setempat. Tentunya, dengan mendatangi lokasi yang terindikasi DBD, dan juga mengambil tindakan cepat untuk pencegahan.

Baca Juga:  Penetapan Tersangka Dugaan Korupsi Tunggu Hasil Audit APIP

"Kita minta Dinas kesehatan untuk cepat tanggap, merespon persoalan DBD ini. Jangan sampai masalah ini terus meluas, ingat! Dinas harus berbuat sesuatu ditengah cuaca penghujan saat ini, semua jadi rawan," ujar Aidil.

Sedangkan dari catatan Diskes Kota Pekanbaru, sebanyak 365 orang postif DBD selama periode Januari hingga Oktober 2019.  Jumlah ini mungkin dapat bertambah sebab kondisi curah hujan cukup tinggi selama dua bulan terakhir.

Hal ini dikatakan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maisel Fidayesi S Farm Apt MM kepada Riau Pos, Senin (4/11). Menurutnya, selama dua bulan terakhir, yakni bulan September dan Oktober 2019 total ada 29 orang yang positif terjangkit DBD.

Sepanjang 2019 periode Januari-Oktober, jumlah yang terjangkit DBD mencapai 365 orang. Lalu untuk dua bulan terakhir jumlah positif DBD mencapai 29 orang. Dengan rincian 12 orang pada September dan 17 orang pada Oktober.

Baca Juga:  Rp38 M DAK Belum Terealisasi

Ia menuturkan, hingga Senin (4/11) 5 orang dalam perawatan. Agar dapat menekan angka DBD pihaknya mengimbau masyarakat melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), 3M Plus dan gotong royong.

Ia juga menyebutkan, beberapa waktu lalu ada pe ngaduan oknum yang mengaku dari Diskes menawarkan bubuk abate dan mematok harga Rp25 ribu. Bahkan, para penjual bubuk abate tersebut memaksa masyarakat untuk membeli produk mereka, meskipun sudah dilakukan penolakan secara baik oleh masyarakat. 

"Diskes tidak pernah menjual bubuk Abate, kita berikan gratis melalui puskesmas," tuturnya.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa hal tersebut berlaku pula terhadap fogging. Diskes tidak pernah memberi layanan fogging berbayar kepada masyarakat. "Tak pernah dipungut biaya, termasuk foging," tegasnya.

Ia meminta agar masyarakat jangan percaya bila ada oknum yang mengatas namakan Diskesdan meminta bayaran. Petugas fogging resmi Diskes berpakaian baju merah.(ksm)

Laporan AGUSTIAR dan PRAPTI DWI LESTARI, Kota

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — SELAMA sepekan ada delapan warga kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Pesisir (Rumpes) terkena dampak demam berdarah dengue (DBD). Ini terjadi seiring semakin rutinnya hujan mengguyur Pekanbaru dan sekitar.

Saat ini korban DBD dirawat di sejumlah rumah sakit, seperti di RSUD Arifin Achmad, dan juga di rawat di Awal Bros Ahmad Yani, untuk mendapatkan penanganan yang intensif, dan juga di tempat penanganan kesehatan lainnya.

- Advertisement -

Hal ini disampaikan Anggota DPRD Kota Pekanbaru Aidil Amri SSos, selain mendapat laporan dari warga soal korban yang diindikasikan terkena DBD ini, dia juga langsung mendatangi langsung warga yang terkena DBD itu, dan bahkan dia tak segan-segan menjenguk ke tempat diwarna warganya dirawat.

"Ya, dapat kami sampaikan dalam sepekan ini delapan orang warga kami (limbungan, red) terkena dampak DBD, seiring musim penghujan saat ini," kata Aidil kepada Riau Pos, Senin (4/11).

- Advertisement -

Dari persoalan ini, dikhawatirkan dampaknya semakin meluas, Politisi Demokrat minta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru untuk cepat tanggap menyikapi persoalan yang kini meresahkan warga setempat. Tentunya, dengan mendatangi lokasi yang terindikasi DBD, dan juga mengambil tindakan cepat untuk pencegahan.

Baca Juga:  Januari, Pemprov Tetapkan Siaga Darurat

"Kita minta Dinas kesehatan untuk cepat tanggap, merespon persoalan DBD ini. Jangan sampai masalah ini terus meluas, ingat! Dinas harus berbuat sesuatu ditengah cuaca penghujan saat ini, semua jadi rawan," ujar Aidil.

Sedangkan dari catatan Diskes Kota Pekanbaru, sebanyak 365 orang postif DBD selama periode Januari hingga Oktober 2019.  Jumlah ini mungkin dapat bertambah sebab kondisi curah hujan cukup tinggi selama dua bulan terakhir.

Hal ini dikatakan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maisel Fidayesi S Farm Apt MM kepada Riau Pos, Senin (4/11). Menurutnya, selama dua bulan terakhir, yakni bulan September dan Oktober 2019 total ada 29 orang yang positif terjangkit DBD.

Sepanjang 2019 periode Januari-Oktober, jumlah yang terjangkit DBD mencapai 365 orang. Lalu untuk dua bulan terakhir jumlah positif DBD mencapai 29 orang. Dengan rincian 12 orang pada September dan 17 orang pada Oktober.

Baca Juga:  Penetapan Tersangka Dugaan Korupsi Tunggu Hasil Audit APIP

Ia menuturkan, hingga Senin (4/11) 5 orang dalam perawatan. Agar dapat menekan angka DBD pihaknya mengimbau masyarakat melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), 3M Plus dan gotong royong.

Ia juga menyebutkan, beberapa waktu lalu ada pe ngaduan oknum yang mengaku dari Diskes menawarkan bubuk abate dan mematok harga Rp25 ribu. Bahkan, para penjual bubuk abate tersebut memaksa masyarakat untuk membeli produk mereka, meskipun sudah dilakukan penolakan secara baik oleh masyarakat. 

"Diskes tidak pernah menjual bubuk Abate, kita berikan gratis melalui puskesmas," tuturnya.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa hal tersebut berlaku pula terhadap fogging. Diskes tidak pernah memberi layanan fogging berbayar kepada masyarakat. "Tak pernah dipungut biaya, termasuk foging," tegasnya.

Ia meminta agar masyarakat jangan percaya bila ada oknum yang mengatas namakan Diskesdan meminta bayaran. Petugas fogging resmi Diskes berpakaian baju merah.(ksm)

Laporan AGUSTIAR dan PRAPTI DWI LESTARI, Kota

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari