Rabu, 9 April 2025
spot_img

Hidup di Jalan Mudah Terpapar Kriminalitas

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Berbicara kriminalitas seolah tak ada habisnya. Siapapun bisa menjadi korban kejahatan, sekalipun sudah waspada. Itu dipicu karena ada kesempatan.

Kriminolog Universitas Islam Riau (UIR) Syahrul Akmal Latif kepada Riau Pos mengatakan, secara kasat mata, kriminalitas saat ini jelas tinggi. Sebab kondisi sosial ekonomi saat ini bermasalah. Piranti kerekatan sosial makin jauh.

"Kriminalitas jelas tinggi. Itu dipengaruhi jika dulu piranti kerekatan sosial dekat, adanya saling mengingatkan, saling mendekati. Namun kini situasinya berbeda dan makin jauh," terangnya.

Dengan demikian, dapat dilihat mereka yang tidak punya rumah maupun yang gelandangan, pengemis dan lainnya dapat dilihat secara kasat mata. Namun, yang menjadi pertanyaan kata Akmal, di mana kehadiran negara?

Baca Juga:  Bunga Bangkai Tumbuh di Kebun Warga

"Sementara fakir miskin dipelihara. Kok negara tidak peduli dengan mereka ini. Yang seharusnya mereka di rumah dan mereka dimanfaatkan. Ini menjadi hal yang sangat menyedihkan," tegasnya kemarin.

Masih kata Akmal, di Riau yang katanya provinsi kaya namun masih banyak dijumpai yang tidak punya tempat tinggal. Dengan demikian, mereka yang di jalan lebih mudah terpapar kriminalitas.

 "Sehari tak makan, boleh. Dua hari tak makan, azab. Sedangkan tiga hari tak makan, hanya dua pilihan hidup atau mati. Kalau orang tak memperhatikan yang tidak makan tentu kita korbannya," terangnya.

Oleh karena itu, conventional crime dilakukan oleh yang terdekat. Sebab tidak ada lagi yang memberikan untuk hidup mereka. Apalagi jika mempunyai anak banyak itu jadi tantangan tersendiri di kehidupan sosial.(s)

Baca Juga:  RSJ Tampan Pulangkan Pasien Asal Thailand

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Berbicara kriminalitas seolah tak ada habisnya. Siapapun bisa menjadi korban kejahatan, sekalipun sudah waspada. Itu dipicu karena ada kesempatan.

Kriminolog Universitas Islam Riau (UIR) Syahrul Akmal Latif kepada Riau Pos mengatakan, secara kasat mata, kriminalitas saat ini jelas tinggi. Sebab kondisi sosial ekonomi saat ini bermasalah. Piranti kerekatan sosial makin jauh.

"Kriminalitas jelas tinggi. Itu dipengaruhi jika dulu piranti kerekatan sosial dekat, adanya saling mengingatkan, saling mendekati. Namun kini situasinya berbeda dan makin jauh," terangnya.

Dengan demikian, dapat dilihat mereka yang tidak punya rumah maupun yang gelandangan, pengemis dan lainnya dapat dilihat secara kasat mata. Namun, yang menjadi pertanyaan kata Akmal, di mana kehadiran negara?

Baca Juga:  Pemain Tiga Naga Diliburkan

"Sementara fakir miskin dipelihara. Kok negara tidak peduli dengan mereka ini. Yang seharusnya mereka di rumah dan mereka dimanfaatkan. Ini menjadi hal yang sangat menyedihkan," tegasnya kemarin.

Masih kata Akmal, di Riau yang katanya provinsi kaya namun masih banyak dijumpai yang tidak punya tempat tinggal. Dengan demikian, mereka yang di jalan lebih mudah terpapar kriminalitas.

 "Sehari tak makan, boleh. Dua hari tak makan, azab. Sedangkan tiga hari tak makan, hanya dua pilihan hidup atau mati. Kalau orang tak memperhatikan yang tidak makan tentu kita korbannya," terangnya.

Oleh karena itu, conventional crime dilakukan oleh yang terdekat. Sebab tidak ada lagi yang memberikan untuk hidup mereka. Apalagi jika mempunyai anak banyak itu jadi tantangan tersendiri di kehidupan sosial.(s)

Baca Juga:  Kemenag Perketat Pengawasan Prokes
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Hidup di Jalan Mudah Terpapar Kriminalitas

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Berbicara kriminalitas seolah tak ada habisnya. Siapapun bisa menjadi korban kejahatan, sekalipun sudah waspada. Itu dipicu karena ada kesempatan.

Kriminolog Universitas Islam Riau (UIR) Syahrul Akmal Latif kepada Riau Pos mengatakan, secara kasat mata, kriminalitas saat ini jelas tinggi. Sebab kondisi sosial ekonomi saat ini bermasalah. Piranti kerekatan sosial makin jauh.

"Kriminalitas jelas tinggi. Itu dipengaruhi jika dulu piranti kerekatan sosial dekat, adanya saling mengingatkan, saling mendekati. Namun kini situasinya berbeda dan makin jauh," terangnya.

Dengan demikian, dapat dilihat mereka yang tidak punya rumah maupun yang gelandangan, pengemis dan lainnya dapat dilihat secara kasat mata. Namun, yang menjadi pertanyaan kata Akmal, di mana kehadiran negara?

Baca Juga:  Dishub Pekanbaru Kaji Skenario Kenaikan Tarif Parkir

"Sementara fakir miskin dipelihara. Kok negara tidak peduli dengan mereka ini. Yang seharusnya mereka di rumah dan mereka dimanfaatkan. Ini menjadi hal yang sangat menyedihkan," tegasnya kemarin.

Masih kata Akmal, di Riau yang katanya provinsi kaya namun masih banyak dijumpai yang tidak punya tempat tinggal. Dengan demikian, mereka yang di jalan lebih mudah terpapar kriminalitas.

 "Sehari tak makan, boleh. Dua hari tak makan, azab. Sedangkan tiga hari tak makan, hanya dua pilihan hidup atau mati. Kalau orang tak memperhatikan yang tidak makan tentu kita korbannya," terangnya.

Oleh karena itu, conventional crime dilakukan oleh yang terdekat. Sebab tidak ada lagi yang memberikan untuk hidup mereka. Apalagi jika mempunyai anak banyak itu jadi tantangan tersendiri di kehidupan sosial.(s)

Baca Juga:  Pemkab Promosikan Sektor Unggulan Daerah 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Berbicara kriminalitas seolah tak ada habisnya. Siapapun bisa menjadi korban kejahatan, sekalipun sudah waspada. Itu dipicu karena ada kesempatan.

Kriminolog Universitas Islam Riau (UIR) Syahrul Akmal Latif kepada Riau Pos mengatakan, secara kasat mata, kriminalitas saat ini jelas tinggi. Sebab kondisi sosial ekonomi saat ini bermasalah. Piranti kerekatan sosial makin jauh.

"Kriminalitas jelas tinggi. Itu dipengaruhi jika dulu piranti kerekatan sosial dekat, adanya saling mengingatkan, saling mendekati. Namun kini situasinya berbeda dan makin jauh," terangnya.

Dengan demikian, dapat dilihat mereka yang tidak punya rumah maupun yang gelandangan, pengemis dan lainnya dapat dilihat secara kasat mata. Namun, yang menjadi pertanyaan kata Akmal, di mana kehadiran negara?

Baca Juga:  Pemkab Promosikan Sektor Unggulan Daerah 

"Sementara fakir miskin dipelihara. Kok negara tidak peduli dengan mereka ini. Yang seharusnya mereka di rumah dan mereka dimanfaatkan. Ini menjadi hal yang sangat menyedihkan," tegasnya kemarin.

Masih kata Akmal, di Riau yang katanya provinsi kaya namun masih banyak dijumpai yang tidak punya tempat tinggal. Dengan demikian, mereka yang di jalan lebih mudah terpapar kriminalitas.

 "Sehari tak makan, boleh. Dua hari tak makan, azab. Sedangkan tiga hari tak makan, hanya dua pilihan hidup atau mati. Kalau orang tak memperhatikan yang tidak makan tentu kita korbannya," terangnya.

Oleh karena itu, conventional crime dilakukan oleh yang terdekat. Sebab tidak ada lagi yang memberikan untuk hidup mereka. Apalagi jika mempunyai anak banyak itu jadi tantangan tersendiri di kehidupan sosial.(s)

Baca Juga:  Antisipasi Banjir, PUPR dan BPBD Diminta Bergerak
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari