- Advertisement -
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kendati sedang menjalani hukuman, narapidana yang menjadi warga binaan Lapas Kelas IIA Pekanbaru tetap bisa merayakan Imlek. Mereka yang bermarga Tionghoa berkumpul untuk memperingati perayaan budaya itu pada Sabtu (3/2) di lapas.
Pada kesempatan itu, Kepala Lapas Kelas IIA Pekanbaru, Sapto Winarno, bersama jajaran secara khusus menghadirkan pertunjukan barongsai. Kegiatan itu juga dihadiri Dewan Pembina Majelis Buddhayana Indonesia.
- Advertisement -
Sapto menekankan pentingnya menjaga semangat persaudaraan dan toleransi di dalam lingkungan lapas. Dirinya meminta seluruh warga binaan menghargai keberagaman budaya yang ada di masyarakat, termasuk di dalam lapas.
”Kami berbahagia karena saat ini kita telah memiliki tempat ibadah umat budha tersendiri, walaupun dengan keterbatasan ruangan yang ada namun kita tetap memaksimalkan agar warga binaan. Saya mengajak kepada seluruh warga binaan agar memaknai perayaan imlek ini sebagai ajang toleransi kepada sesama, toleransi harus dijunjung tinggi,” ucap Sapto.
Mereka yang merayakan imlek kemarin terlihat antusias. Apalagi pertujukan barongsai yang menyuguhkan gerakan-gerakan lincah sesuai rentak musik pengiringnya.
- Advertisement -
Selain pertunjukan barongsai, perayaan Imlek di lapas ini juga diramaikan dengan berbagai kegiatan tradisional lainnya. Seperti upacara doa bersama, pemberian persembahan kepada leluhur dan penyerahan bingkisan serta angpao kepada warga binaan.(end)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kendati sedang menjalani hukuman, narapidana yang menjadi warga binaan Lapas Kelas IIA Pekanbaru tetap bisa merayakan Imlek. Mereka yang bermarga Tionghoa berkumpul untuk memperingati perayaan budaya itu pada Sabtu (3/2) di lapas.
Pada kesempatan itu, Kepala Lapas Kelas IIA Pekanbaru, Sapto Winarno, bersama jajaran secara khusus menghadirkan pertunjukan barongsai. Kegiatan itu juga dihadiri Dewan Pembina Majelis Buddhayana Indonesia.
- Advertisement -
Sapto menekankan pentingnya menjaga semangat persaudaraan dan toleransi di dalam lingkungan lapas. Dirinya meminta seluruh warga binaan menghargai keberagaman budaya yang ada di masyarakat, termasuk di dalam lapas.
”Kami berbahagia karena saat ini kita telah memiliki tempat ibadah umat budha tersendiri, walaupun dengan keterbatasan ruangan yang ada namun kita tetap memaksimalkan agar warga binaan. Saya mengajak kepada seluruh warga binaan agar memaknai perayaan imlek ini sebagai ajang toleransi kepada sesama, toleransi harus dijunjung tinggi,” ucap Sapto.
- Advertisement -
Mereka yang merayakan imlek kemarin terlihat antusias. Apalagi pertujukan barongsai yang menyuguhkan gerakan-gerakan lincah sesuai rentak musik pengiringnya.
Selain pertunjukan barongsai, perayaan Imlek di lapas ini juga diramaikan dengan berbagai kegiatan tradisional lainnya. Seperti upacara doa bersama, pemberian persembahan kepada leluhur dan penyerahan bingkisan serta angpao kepada warga binaan.(end)