Model Penanganan Covid-19 Dibahas Serius

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) —  Komisi III DPRD Pekanbaru menggelar hearing mengenai penanggulangan dan penanganan Covid-19 Selasa (20/10). Hearing dilaksanakan dua kali dengan waktu berbeda. Bersama Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru dan dengan manajemen Rumah Sakit (RS) Ibnu Sina Pekanbaru.

Hearing yang dipimpin Ketua Komisi III, Yasser Hamidi  dan anggota Komisi III, Irman Sasrianto, H Ervan, Kartini dan Jepta, berlangsung di ruang Komisi III.

- Advertisement -

Hadir perwakilan Diskes, yakni Sekretaris Diskes, Zaini Rizaldi dan staf, serta Direktur RS Ibnu Sina, dr Amiral Amran dan stafnya.

"Kita ingin tahu sejauh mana penanganan Covid-19 di Kota Pekanbaru. Termasuk kasus yang menimpa RS Ibnu Sina yang dilaporkan diduga mengcovidkan pasiennya," kata Ketua Komisi III DPRD Pekanbaru Yasser Hamidi.

- Advertisement -

Terkait pemaparan Diskes Pekanbaru, DPRD mengharapkan agar ke depannya, dinas ini lebih memprioritaskan penanganan pasien. Terutama untuk lebih memastikan pengecekan sakit bawaan pasien. Sebelum terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

"Apalagi, masyarakat Pekanbaru yang menderita penyakit bawaan, harus diperiksa lebih awal. Sehingga hasilnya bisa diketahui negatif atau positif, " paparnya.

Untuk penggesaan pembelian alat PCR laboratorium tersebut, diminta segera direalisasikan. Jika perlu, dalam bulan November  ini, sudah bisa dioperasionalkan.

"Untuk kasus almarhumah pasien atas nama Wirsamsiwarti, Diskes sudah memberikan penjelasan. Puskesmas sudah menjalankan tugasnya. Kalau pun ada kesalahan data yang diberikan hasil pemeriksaaan, kita nanti dari Komisi III juga akan mengkroscek ke Puskesmas," janjinya.

Sementara itu, Sekretaris Diskes Pekanbaru, Zaini Rizaldi mengungkapkan, bahwa alat PCR laboratorium yang akan dibeli pihaknya, kini sudah berada di tanah air. Dia memperkirakan dalam pekan ini, sudah tiba di Pekanbaru.

"Jadi nanti, setelah alat ini sampai, kita cek semuanya. Karena alat PCR ini kita siapkan nantinya bisa menahan virus tidak kemana-mana. Hanya di ruang itu saja. Ini juga untuk keselamatan petugas kita dan masyarakat lainnya. Pak Wali Kota juga sudah meminta alat ini segera ada di kita. Sehingga hasil swab nanti bisa lebih cepat penanganannya, " terang Zaini.

Sementara itu, RS Ibnu Sina Kota Pekanbaru membantah tudingan yang menyebutkan bahwa pihaknya sengaja menetapkan status positif Covid-19 kepada pasien yang negatif virus corona. Kepada Komisi III DPRD Pekanbaru, Direktur RS Ibnu Sina, dr Amiral menegaskan, bahwa pasien atas nama Wirsamsiwarti statusnya adalah negatif Covid-19, hal tersebut diketahui dari hasil swab yang sudah dua kali dilakukan.

"Kita tidak benar mengcovidkan, tidak ada, " akunya. Disebutkan lebih detail, bahwa kemungkinan ada data lain yang di luar dari kemampuan pihak rumah sakit, yang menyebutkan bahwa pasien tersebut meninggal karena Covid-19.

"Untuk data dari rumah sakit kita, yang diberikan ke Diskes, InsyaAllah data yang benar," tegasnya. (*)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) —  Komisi III DPRD Pekanbaru menggelar hearing mengenai penanggulangan dan penanganan Covid-19 Selasa (20/10). Hearing dilaksanakan dua kali dengan waktu berbeda. Bersama Dinas Kesehatan (Diskes) Pekanbaru dan dengan manajemen Rumah Sakit (RS) Ibnu Sina Pekanbaru.

Hearing yang dipimpin Ketua Komisi III, Yasser Hamidi  dan anggota Komisi III, Irman Sasrianto, H Ervan, Kartini dan Jepta, berlangsung di ruang Komisi III.

Hadir perwakilan Diskes, yakni Sekretaris Diskes, Zaini Rizaldi dan staf, serta Direktur RS Ibnu Sina, dr Amiral Amran dan stafnya.

"Kita ingin tahu sejauh mana penanganan Covid-19 di Kota Pekanbaru. Termasuk kasus yang menimpa RS Ibnu Sina yang dilaporkan diduga mengcovidkan pasiennya," kata Ketua Komisi III DPRD Pekanbaru Yasser Hamidi.

Terkait pemaparan Diskes Pekanbaru, DPRD mengharapkan agar ke depannya, dinas ini lebih memprioritaskan penanganan pasien. Terutama untuk lebih memastikan pengecekan sakit bawaan pasien. Sebelum terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

"Apalagi, masyarakat Pekanbaru yang menderita penyakit bawaan, harus diperiksa lebih awal. Sehingga hasilnya bisa diketahui negatif atau positif, " paparnya.

Untuk penggesaan pembelian alat PCR laboratorium tersebut, diminta segera direalisasikan. Jika perlu, dalam bulan November  ini, sudah bisa dioperasionalkan.

"Untuk kasus almarhumah pasien atas nama Wirsamsiwarti, Diskes sudah memberikan penjelasan. Puskesmas sudah menjalankan tugasnya. Kalau pun ada kesalahan data yang diberikan hasil pemeriksaaan, kita nanti dari Komisi III juga akan mengkroscek ke Puskesmas," janjinya.

Sementara itu, Sekretaris Diskes Pekanbaru, Zaini Rizaldi mengungkapkan, bahwa alat PCR laboratorium yang akan dibeli pihaknya, kini sudah berada di tanah air. Dia memperkirakan dalam pekan ini, sudah tiba di Pekanbaru.

"Jadi nanti, setelah alat ini sampai, kita cek semuanya. Karena alat PCR ini kita siapkan nantinya bisa menahan virus tidak kemana-mana. Hanya di ruang itu saja. Ini juga untuk keselamatan petugas kita dan masyarakat lainnya. Pak Wali Kota juga sudah meminta alat ini segera ada di kita. Sehingga hasil swab nanti bisa lebih cepat penanganannya, " terang Zaini.

Sementara itu, RS Ibnu Sina Kota Pekanbaru membantah tudingan yang menyebutkan bahwa pihaknya sengaja menetapkan status positif Covid-19 kepada pasien yang negatif virus corona. Kepada Komisi III DPRD Pekanbaru, Direktur RS Ibnu Sina, dr Amiral menegaskan, bahwa pasien atas nama Wirsamsiwarti statusnya adalah negatif Covid-19, hal tersebut diketahui dari hasil swab yang sudah dua kali dilakukan.

"Kita tidak benar mengcovidkan, tidak ada, " akunya. Disebutkan lebih detail, bahwa kemungkinan ada data lain yang di luar dari kemampuan pihak rumah sakit, yang menyebutkan bahwa pasien tersebut meninggal karena Covid-19.

"Untuk data dari rumah sakit kita, yang diberikan ke Diskes, InsyaAllah data yang benar," tegasnya. (*)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya