Saling Koordinasi Tangani AIDS

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Temuan kasus HIV dan AIDS yang hingga kini masih terjadi patut menjadi perhatian semua pihak. Salah satu upaya strategis yang dilakukan dengan saling kerja sama para pihak atau stakeholder yang terkait dalam upaya penanggulangan AIDS.

Hal itu disampaikan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Pekanbaru Hasan Supriyanto, akhir pekan lalu.

- Advertisement -

Ia katakan, salah satu pihak atau stakeholder yang strategis untuk menjadi mitra dalam upaya penanggulangan AIDS adalah Sentra Abiseka, yang merupakan unit kerja Kementerian Sosial di mana salah satu wilayah kerjanya adalah Kota Pekanbaru.

”Bentuk kemitraan ini diawali dengan saling koordinasi melalui kunjungan Kepala Sentra Abiseka ke KPA Kota Pekanbaru dan ditindaklanjuti dengan kunjungan Sekretaris KPA Kota Pekanbaru ke Sentra Abiseka,” ujarnya.

- Advertisement -

Dikatakannya, dalam dua kali kunjungan tersebut, dibicarakan tentang upaya kerja sama yang dapat dilakukan dalam penanggulangan AIDS di Kota Pekanbaru khususnya dalam mendukung orang yang terinfeksi HIV.

Ditambahkan Hasan, peran serta para pihak atau stakeholder lain seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh perempuan dan tokoh lainnya sangat diperlukan. Karena dengan keterlibatan para pihak diharapkan muncul kesadaran kolektif untuk secara bersama mencegah HIV dan AIDS.

”Partisipasi dari masyarakat luas juga sangat diperlukan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Sentra Abiseka Ema Widiati katakan, salah satu upaya yang patut dilakukan adalah dukungan terhadap orang yang sudah terinfeksi HIV. ”Dukungan tersebut dapat berupa dukungan untuk mendapatkan akses kesehatan maupun dukungan rehabilitasi sosial,” katanya.

Dijelaskannaya juga, melalui program Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) di Sentra Abiseka, diberikan dukungan pemenuhan hidup layak, terapi, pelatihan vokasional dan dukungan pengembangan usaha untuk orang yang terinfeksi HIV sesuai keperluan masing-masing.

Lebih lanjut disampaikan, dukungan tersebut dapat diberikan setelah melalui tahapan asesmen. Melalui asesmen ini akan diidentifikasi keperluan masing-masing calon penerima manfaat termasuk orang yang terinfeksi HIV sesuai dengan minat, bakat, kapasitas dan komitmennya.

”Keperluan calon penerima manfaat bisa sama tetapi bisa juga berbeda tergantung hasil asesmen yang dilakukan,” terangnya.

Dalam kesempatan tersebut disampaikan juga bahwa Sentra Abiseka dapat bekerja sama dalam pelatihan vokasional seperti menjahit, barista, otomotif, barbershop, ecoprint dan keterampilan lainnya. Upaya pelatihan vokasional ini selanjutnya diharapkan dapat menjadi bekal untuk pengembangan usaha.

Ema berharap dengan dukungan ini, orang yang terinfeksi HIV dapat menjadi lebih berdaya khususnya dari aspek ekonomi. Dengan demikian yang bersangkutan dapat lebih produktif. Karena diakui salah satu kendala yang dihadapi selama ini adalah keterbatasan ekonomi.(ilo)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Temuan kasus HIV dan AIDS yang hingga kini masih terjadi patut menjadi perhatian semua pihak. Salah satu upaya strategis yang dilakukan dengan saling kerja sama para pihak atau stakeholder yang terkait dalam upaya penanggulangan AIDS.

Hal itu disampaikan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Pekanbaru Hasan Supriyanto, akhir pekan lalu.

Ia katakan, salah satu pihak atau stakeholder yang strategis untuk menjadi mitra dalam upaya penanggulangan AIDS adalah Sentra Abiseka, yang merupakan unit kerja Kementerian Sosial di mana salah satu wilayah kerjanya adalah Kota Pekanbaru.

”Bentuk kemitraan ini diawali dengan saling koordinasi melalui kunjungan Kepala Sentra Abiseka ke KPA Kota Pekanbaru dan ditindaklanjuti dengan kunjungan Sekretaris KPA Kota Pekanbaru ke Sentra Abiseka,” ujarnya.

Dikatakannya, dalam dua kali kunjungan tersebut, dibicarakan tentang upaya kerja sama yang dapat dilakukan dalam penanggulangan AIDS di Kota Pekanbaru khususnya dalam mendukung orang yang terinfeksi HIV.

Ditambahkan Hasan, peran serta para pihak atau stakeholder lain seperti tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh perempuan dan tokoh lainnya sangat diperlukan. Karena dengan keterlibatan para pihak diharapkan muncul kesadaran kolektif untuk secara bersama mencegah HIV dan AIDS.

”Partisipasi dari masyarakat luas juga sangat diperlukan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Sentra Abiseka Ema Widiati katakan, salah satu upaya yang patut dilakukan adalah dukungan terhadap orang yang sudah terinfeksi HIV. ”Dukungan tersebut dapat berupa dukungan untuk mendapatkan akses kesehatan maupun dukungan rehabilitasi sosial,” katanya.

Dijelaskannaya juga, melalui program Asistensi Rehabilitasi Sosial (Atensi) di Sentra Abiseka, diberikan dukungan pemenuhan hidup layak, terapi, pelatihan vokasional dan dukungan pengembangan usaha untuk orang yang terinfeksi HIV sesuai keperluan masing-masing.

Lebih lanjut disampaikan, dukungan tersebut dapat diberikan setelah melalui tahapan asesmen. Melalui asesmen ini akan diidentifikasi keperluan masing-masing calon penerima manfaat termasuk orang yang terinfeksi HIV sesuai dengan minat, bakat, kapasitas dan komitmennya.

”Keperluan calon penerima manfaat bisa sama tetapi bisa juga berbeda tergantung hasil asesmen yang dilakukan,” terangnya.

Dalam kesempatan tersebut disampaikan juga bahwa Sentra Abiseka dapat bekerja sama dalam pelatihan vokasional seperti menjahit, barista, otomotif, barbershop, ecoprint dan keterampilan lainnya. Upaya pelatihan vokasional ini selanjutnya diharapkan dapat menjadi bekal untuk pengembangan usaha.

Ema berharap dengan dukungan ini, orang yang terinfeksi HIV dapat menjadi lebih berdaya khususnya dari aspek ekonomi. Dengan demikian yang bersangkutan dapat lebih produktif. Karena diakui salah satu kendala yang dihadapi selama ini adalah keterbatasan ekonomi.(ilo)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya