PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Meningkatnya angka paparan Covid-19 ikut mengerek level status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Berdasarkan data yang dipublikasikan Kementerian Dalam Negeri kemarin (1/2), jumlah daerah yang berada di level 1 (rendah) terus berkurang. Untuk Riau, sebelumnya ada delapan daerah yang berada di level satu, namun sekarang tinggal 7 daerah yang berada di level terendah tersebut.
Hanya saja Pekanbaru dan Rokan Hulu (Rohul) yang sebelumnya berada di level dua turun ke level satu bergabung dengan Indragiri Hulu (Inhu), Indragiri Hilir (Inhil), Pelalawan, Meranti, dan Dumai. Sementara itu Rokan Hilir (Rohil), Siak, dan Kuantan Singingi (Kuansing) yang sebelumnya di level 1 turun ke level dua bergabung bersama Kampar dan Bengkalis.
Adanya penurunan level ini sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri No.7 tahun 2022 tentang PPKM level 3, level 2 dan level 1 serta mengoptimalkan posko penanganan Covid-19 di tingkat desa dan kelurahan untuk pengendalian penyebaran Covid-19.
"Jadi sesuai instruksi Mendagri, Kota Pekanbaru saat ini berada di PPKM level 1," kata Asisten I Sekretariat Daerah Kota Pekanbaru, Syoffaizal, Selasa (1/2).
Syoffaizal menjelaskan, pemberlakuan PPKM level 1 di Kota Pekanbaru berlangsung selama dua pekan. Yakni dari 1 Februari hingga 14 Februari mendatang. Dirinya mengimbau masyarakat tetap mengikuti protokol kesehatan secara ketat walau terjadi penurunan level PPKM. Kita harus tetap waspada terhadap penyebaran Covid-19.
"Meski telah berada pada PPKM level 1, prokes harus tetap dijalankan dan jangan abai. Kami dari pemerintah kota tetap mengawasi jalannya prokes di tengah masyarakat," terangnya.
Syoffaizal mengatakan, Kota Pekanbaru sudah memenuhi indikator PPKM level 1. Sejumlah indikator yakni capaian vaksinasi Covid-19 bagi lansia sudah 63,35 persen. Capaian vaksinasi secara umum sudah lebih dari 108,7 persen. Kota Pekanbaru juga sudah menggelar vaksinasi bagi anak, dan capaiannya sudah 42 persen.
Tim Satgas Penanganan Covid-19 di Kota Pekanbaru terus mengoptimalkan penelusuran kontak erat. Adanya penelusuran kontak erat sebagai upaya memutus penyebaran Covid-19.
Bertambah 37 Orang
Pasien positif Covid-19 di Riau per Selasa (1/2) bertambah 37 orang. Plt Kepala Dinas Kesehatan Riau Masrul Kasmy mengatakan, dengan penambahan tersebut, total orang yang terpapar Covid-19 di Riau mencapai 128.778 orang. "Sementara itu, untuk pasien yang sembuh tidak ada penambahan. Sehingga total 124.460 orang yang sembuh," katanya.
Untuk kabar baiknya, tidak terdapat pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau masih sebanyak 4.125 orang. Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang menjalani perawatan di rumah sakit 15 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 178 orang. "Sehingga saat ini jumlah pasien Covid-19 yang masih menjalani perawatan di rumah atau isolasi mandiri 193 orang," ujarnya.
Sementara itu, untuk suspect yang menjalani isolasi mandiri 412 orang dan yang isolasi di rumah sakit 13 orang. Total suspect yang selesai menjalani isolasi 153.875 dan yang meninggal dunia 516 orang. Masrul juga mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Terutama saat beraktivitas di luar rumah.
"Mari kita sama-sama menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya.
Pemprov Usulkan Tambahan 500 Ribu Dosis Vaksin
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau mengusulkan tambahan vaksin sebanyak 500 ribu dosis ke pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan RI. Vaksin ini nantinya akan digunakan untuk mempercepat capaian vaksinasi di Riau.
Khususnya untuk kelompok usia anak-anak 6 sampai 12 tahun. Selain itu, tambahan vaksin ini nantinya juga akan digunakan untuk vaksinasi dosis ketiga atau booster bagi kelompok rentan di Riau. Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Masrul Kasmy, berharap usulan tersebut bisa disetujui dan Riau bisa kembali mendapatkan tambahan pasokan vaksin. "Kami sudah ajukan lagi penambahan vaksin ke pemerintah pusat, mudah-mudahan pekan depan sudah sampai," ujarnya.
Jika nanti tambahan pasokan vaksin ini sudah sampai di Riau, maka pemerintah daerah bersama stakeholder bisa lebih masif lagi dalam melakukan vaksinasi di tengah masyarakat.
"Karena ada banyak instansi yang siap untuk membantu kita dalam percepatan vaksinasi. Baik dari BIN, TNI, Polri, termausk dari OJK, PLN dan masih banyak lagi. Jadi kalau datang lagi tambahan vaksin pekan depan bisa kita percepat lagi," katanya.
Selain itu, pihaknya juga mendorong kabupaten kota agar mempercepat input data penggunaan vaksinasi di masing-masing daerah. "Pelaporan penggunaan vaksin ini penting. Sebab bisa menjadi acuan dan dasar bagi pemerintah pusat untuk menambah stok vaksin di masing-masing daerah yang stoknya sudah menipis," sebutnya.
Waspada Omicron, DPRD Minta Evaluasi Izin Keramaian
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau baru-baru ini resmi mengumumkan temuan kasus probable (diduga kuat terinfeksi, red) Covid-19 jenis Omicron. Temuan itu diperkuat dengan hasil penelitian Laboratorium RSUD Arifin Achmad. Di mana, sejak pertengahan Januari lalu, setidaknya ada 20 kasus yang dinyatakan probable Omicron.
Atas temuan di atas, Wakil Ketua DPRD Riau Agung Nugroho meminta agar Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 di Riau melakukan evaluasi terhadap sejumlah izin keramaian. Karena menurut dia, hal ini sangat berkaitan dengan kewaspadaan terhadap penularan kasus. Termasuk izin keramaian pada tempat hiburan. Karena risiko penularan lebih tinggi.
"Seperti apa yang disampaikan Bapak Presiden, tidak perlu panik. Tapi tetap waspada. Jangan sampai terulang peningkatan kasus seperti yang sudah-sudah," ucap Agung kepada Riau Pos, Selasa (1/2).
Dari informasi yang ia dapat, beberapa kasus probable Omicron memang sudah masuk ke Riau. Maka dari itu, dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil dinas terkait, termasuk perwakilan Satgas Covid-19 dari Pemprov Riau untuk menyakan terkait langkah serta antisipasi yang akan dilakukan.
"Tentu perlu ada langkah yang sistematis. Kita sudah banyak belajar pada tahun-tahun sebelumnya. Saya rasa tidak sulitlah, tinggal menyesuaikan saja. Yang terpenting itu tadi. Waspada. Tetap prokes, jangan sampai lengah," ujarnya.
Sebelumnya, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Riau sekaligus Kepala Instalasi Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad, dr Fajri Marindra menjelaskan bahwa hingga kemarin pihaknya belum mendapatkan pemberitahuan hasil sekuensing konfirmasi Omicron dari Litbangkes. Sehingga kemungkinan kasus tersebut ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan S Gen Target Failure atau SGTF yang dapat menentukan spesimen tersebut termasuk probable Omicron atau bukan.(ali/sol/nda/ted)
Laporan TIM RIAU POS, Pekanbaru