Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Harga Gula Naik, Stok Daging Aman

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Usai kenaikan harga minyak goreng dan daging sapi, kini harga gula ikut naik menjelang Ramadan. Di Pasar Cik Puan misalnya, harga gula yang biasanya sekitar Rp13.500 kini naik menjadi Rp14.500 per kilogram (kg).

"Modal Rp655 ribu untuk harga jual berkisar empatbelas setengah (Rp14.500, red), sebelumnya 13 setengah (Rp13.500, red). Sudah naik menjelang Ramadan. Biasa penyakit tahunan," ungkap salah satu pedagang Yal, Kamis (31/3).

Sementara itu, di Pasar Selasa harga gula juga mengalami kenaikan. Salah satu pedagang Titi mengungkapkan, kini ia menjual gula Rp15 ribu di mana sebelumny sekitar Rp13 ribu per kg.

"Dari distributornya naik harganya sekitar sepekan ini," ungkapnya.

Tak hanya itu, barang-barang keperluan dapur juga mengalami kenaikan, seperti mi, telur, hingga tempe. Untuk mi, sebelumnya di bawah Rp100 ribu, tapi sekarang harga menembus lebih dari Rp100 ribu per karton.

"Kalau mi naiknya udah agak lama.  Tempe naik juga, yang ada mereknya sekarang Rp6 ribu, kalau yang nggak ada mereknya masih harga lama tapi ukurannya semakin mengecil," tukasnya.

Kenaikan gula ini juga dikeluhkan oleh masyarakat. Ros misalnya, ia mengaku khawatir gula akan terus menanjak seperti yang terjadi pada minyak goreng beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  Kesadaran Masyarakat Masih Rendah

"Jangan sampai mengalami kelangkaan, apalagi ini bahan pokok, kalau naik seperti minyak goreng kan yang susah masyarakat," ucapnya.

Ros berharap pihak-pihak terkait, seperti pemerintah, distributor, dan lain-lain dapat memberikan jalan keluar terkait naiknya beberapa bahan pokok menjelang Ramadan ini.

"Semoga bisa dikendalikan," pungkasnya.

Komisi II Minta Stok Daging Aman selama Ramadan

Dalam pada itu, kelangkaan daging sapi yang sempat terjadi di pasar tradisional beberapa hari lalu diharapkan tidak terjadi lagi. Selama Ramadan ini, Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) diminta bisa menjaga kebutuhan daging masyarakat.

"Bulan Ramadan kami minta aman stok dagingnya. Sudah kami tegaskan kepada Distankan Pekanbaru," tegas Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru Dapot Sinaga, Kamis (31/3).

Dipaparkan politisi PDIP ini, memang sempat terjadi daging sapi hilang di pasaran. Ternyata ada persoalan sehingga suplai dari luar kota terganggu.

"Sekarang sudah lancar," katanya.

Dari persoalan ini pula, DPRD Pekanbaru minta tidak terjadi lagi. Sebab ini bisa membuat gejolak di pasaran, bahkan bisa terjadi lonjakan harga.

Dapot juga meminta kepada masyarakat, jika menemukan permainan sembako di pasaran, termasuk daging sapi, segera melaporkannya ke DPRD Pekanbaru, dan Pemko Pekanbaru.

Baca Juga:  Warga Keluhkan Jalan Belum Disemenisasi

"Kami akan tindak lanjuti," janjinya.

Kepala Distankan Pekanbaru Firdaus memastikan, bahwa ketersediaan stok daging sapi di Pekanbaru ditegaskannya aman menjelang Ramadan.

Karena saat ini, Rumah Potong Hewan (RPH) juga sudah bisa melayani pemotongan sapi 33 ekor setiap harinya.

"Pemotongan 33 ekor sesuai standar per hari Kembali normal. Untuk stok di rumah potong sendiri ada stok 67 ekor. Kemudian akan masuk lagi 10 mobil.Insya Allah, ketersediaan sapi hingga Ramadan nanti aman," tegas Firdaus.

Dia juga berjanji terus berkoordinasi dengan Distankan Provinsi Riau dan Pemprov Lampung.

Soal bakal terjadi kenaikan harga, Firdaus menjelaskan, satu faktor penyebabnya, karena tingginya harga sapi hidup dari daerah pemasok seperti Provinsi Lampung.

Dijelaskannya, memang ada kenaikan harga, di mana informasi yang kita terima dari pihak perusahaan pemotongan sapi, harga yang biasanya Rp 45.000 sekarang sudah Rp 65.000, naik Rp 15.000 per kg berat hidup.

"Artinya kalau dikalkulasi dengan berat hidup sekitar 600 kg berarti kenaikan hampir Rp3 juta kenaikan per ekornya," paparnya.

Faktor lainnya, karena biaya transportasi dari daerah pemasok yang juga mengalami kenaikan dampak kenaikan harga BBM.(anf/gus)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Usai kenaikan harga minyak goreng dan daging sapi, kini harga gula ikut naik menjelang Ramadan. Di Pasar Cik Puan misalnya, harga gula yang biasanya sekitar Rp13.500 kini naik menjadi Rp14.500 per kilogram (kg).

"Modal Rp655 ribu untuk harga jual berkisar empatbelas setengah (Rp14.500, red), sebelumnya 13 setengah (Rp13.500, red). Sudah naik menjelang Ramadan. Biasa penyakit tahunan," ungkap salah satu pedagang Yal, Kamis (31/3).

- Advertisement -

Sementara itu, di Pasar Selasa harga gula juga mengalami kenaikan. Salah satu pedagang Titi mengungkapkan, kini ia menjual gula Rp15 ribu di mana sebelumny sekitar Rp13 ribu per kg.

"Dari distributornya naik harganya sekitar sepekan ini," ungkapnya.

- Advertisement -

Tak hanya itu, barang-barang keperluan dapur juga mengalami kenaikan, seperti mi, telur, hingga tempe. Untuk mi, sebelumnya di bawah Rp100 ribu, tapi sekarang harga menembus lebih dari Rp100 ribu per karton.

"Kalau mi naiknya udah agak lama.  Tempe naik juga, yang ada mereknya sekarang Rp6 ribu, kalau yang nggak ada mereknya masih harga lama tapi ukurannya semakin mengecil," tukasnya.

Kenaikan gula ini juga dikeluhkan oleh masyarakat. Ros misalnya, ia mengaku khawatir gula akan terus menanjak seperti yang terjadi pada minyak goreng beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  Kesadaran Masyarakat Masih Rendah

"Jangan sampai mengalami kelangkaan, apalagi ini bahan pokok, kalau naik seperti minyak goreng kan yang susah masyarakat," ucapnya.

Ros berharap pihak-pihak terkait, seperti pemerintah, distributor, dan lain-lain dapat memberikan jalan keluar terkait naiknya beberapa bahan pokok menjelang Ramadan ini.

"Semoga bisa dikendalikan," pungkasnya.

Komisi II Minta Stok Daging Aman selama Ramadan

Dalam pada itu, kelangkaan daging sapi yang sempat terjadi di pasar tradisional beberapa hari lalu diharapkan tidak terjadi lagi. Selama Ramadan ini, Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) diminta bisa menjaga kebutuhan daging masyarakat.

"Bulan Ramadan kami minta aman stok dagingnya. Sudah kami tegaskan kepada Distankan Pekanbaru," tegas Ketua Komisi II DPRD Kota Pekanbaru Dapot Sinaga, Kamis (31/3).

Dipaparkan politisi PDIP ini, memang sempat terjadi daging sapi hilang di pasaran. Ternyata ada persoalan sehingga suplai dari luar kota terganggu.

"Sekarang sudah lancar," katanya.

Dari persoalan ini pula, DPRD Pekanbaru minta tidak terjadi lagi. Sebab ini bisa membuat gejolak di pasaran, bahkan bisa terjadi lonjakan harga.

Dapot juga meminta kepada masyarakat, jika menemukan permainan sembako di pasaran, termasuk daging sapi, segera melaporkannya ke DPRD Pekanbaru, dan Pemko Pekanbaru.

Baca Juga:  Siswa SMA Sains Tahfizh Islamic Center Belajar ke Riau Pos

"Kami akan tindak lanjuti," janjinya.

Kepala Distankan Pekanbaru Firdaus memastikan, bahwa ketersediaan stok daging sapi di Pekanbaru ditegaskannya aman menjelang Ramadan.

Karena saat ini, Rumah Potong Hewan (RPH) juga sudah bisa melayani pemotongan sapi 33 ekor setiap harinya.

"Pemotongan 33 ekor sesuai standar per hari Kembali normal. Untuk stok di rumah potong sendiri ada stok 67 ekor. Kemudian akan masuk lagi 10 mobil.Insya Allah, ketersediaan sapi hingga Ramadan nanti aman," tegas Firdaus.

Dia juga berjanji terus berkoordinasi dengan Distankan Provinsi Riau dan Pemprov Lampung.

Soal bakal terjadi kenaikan harga, Firdaus menjelaskan, satu faktor penyebabnya, karena tingginya harga sapi hidup dari daerah pemasok seperti Provinsi Lampung.

Dijelaskannya, memang ada kenaikan harga, di mana informasi yang kita terima dari pihak perusahaan pemotongan sapi, harga yang biasanya Rp 45.000 sekarang sudah Rp 65.000, naik Rp 15.000 per kg berat hidup.

"Artinya kalau dikalkulasi dengan berat hidup sekitar 600 kg berarti kenaikan hampir Rp3 juta kenaikan per ekornya," paparnya.

Faktor lainnya, karena biaya transportasi dari daerah pemasok yang juga mengalami kenaikan dampak kenaikan harga BBM.(anf/gus)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari