JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Kanker usus besar adalah pertumbuhan sel yang dimulai di bagian usus besar yang disebut usus besar. Usus besar merupakan bagian pertama dan terpanjang dari usus besar. Usus besar merupakan bagian terakhir dari sistem pencernaan. Sistem pencernaan memecah makanan untuk digunakan tubuh.
Kanker usus besar biasanya menyerang orang lanjut usia, meski bisa terjadi pada usia berapa pun. Biasanya dimulai sebagai gumpalan kecil sel yang disebut polip yang terbentuk di dalam usus besar. Polip umumnya tidak bersifat kanker, namun beberapa dapat berubah menjadi kanker usus besar seiring berjalannya waktu.
Polip seringkali tidak menimbulkan gejala. Oleh karena itu, dokter menyarankan tes skrining rutin untuk mencari polip di usus besar. Menemukan dan menghilangkan polip membantu mencegah kanker usus besar.
Jika kanker usus besar berkembang, banyak pengobatan yang dapat membantu mengendalikannya. Perawatannya meliputi pembedahan, terapi radiasi, dan obat-obatan, seperti kemoterapi, terapi bertarget, dan imunoterapi.
Kanker usus besar kadang-kadang disebut kanker kolorektal. Istilah ini menggabungkan kanker usus besar dan kanker rektum, yang dimulai di rektum.
Banyak penderita kanker usus besar tidak menunjukkan gejala pada awalnya. Seseorang yang mengidap kanker usus besar umumnya akan merasakan gejala seperti perut kembung, BAB berdarah, serta perubahan bentuk dan warna tinja.
Kanker usus besar terjadi ketika sel-sel di usus besar mengalami perubahan pada DNA-nya.
DNA sel menyimpan instruksi yang memberi tahu sel apa yang harus dilakukan. Hal ini menyebabkan terlalu banyak sel. Sel-sel tersebut mungkin membentuk massa yang disebut tumor. Sel-sel tersebut dapat menyerang dan menghancurkan jaringan tubuh yang sehat.
Gejala-gejala tersebut sering kali dianggap sebagai gangguan pencernaan biasa. Lalu apa saja faktor yang menyebabkan tumbuhnya sel kanker di usus besar? Dilansir dari bumame.com, Senin (1/4), berikut lima penyebab kanker usus besar yang perlu diwaspadai.
1. Faktor Genetik
Kanker usus besar disebabkan karena faktor genetik atau riwayat keluarga. Ada dua sindrom genetik yang sering dikaitkan dengan penyakit ini. Pertama adalah Sindrom Familial Adenomatous Polyposis (FAP) yang membuat seseorang memiliki ribuan polip di usus besar, dan meningkatkan risiko terkena kanker usus besar. Kedua adalah Sindrom Lynch yang merupakan kelainan genetik yang dapat meningkatkan risiko kanker.
2. Faktor Usia
Usia juga jadi salah satu faktor utama terkena penyakit ini, apalagi untuk orang dengan usia 50 tahun ke atas. Risikonya jadi semakin tinggi apabila memiliki orang tua yang punya riwayat kanker usus besar atau kanker yang lainnya.
3. Gaya Hidup
Tidak Sehat
Terlalu sering makan makanan yang banyak mengandung lemak atau lemak jenuh dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus besar. Contoh makanan tinggi lemak di antaranya seperti gorengan, daging merah, makanan dengan kandungan garam yang tinggi, serta makanan berpengawet.
Selain itu, kurangnya makan makanan berserat dapat menyebabkan sembelit dan mengganggu fungsi usus yang akhirnya meningkatkan risiko terkena kanker usus besar.
4. Inflamasi Usus
Inflamasi kronis pada usus besar seperti penyakit Crohn dan Kolitis Ulseratif dapat menyebabkan perubahan sel yang memicu tumbuh dan berkembangnya sel kanker.
5. Obesitas
Menurut National Cancer Institute Amerika Serikat, orang yang menderita obesitas punya risiko lebih untuk terkena kanker usus besar. Apalagi jika si penderita obesitas kurang berolahraga.
Perlu diingat bahwa setiap orang juga berisiko terkena kanker usus besar. Meski begitu, orang-orang dengan lima faktor di atas punya kemungkinan yang lebih tinggi.(jpg)