- Advertisement -
SEOUL (RIAUPOS) – Kemampuan para peretas Korea Utara (Korut) tidak bisa diremehkan. Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan (Korsel), Rabu (14/2) mengungkapkan bahwa e-mail salah satu ajudan Presiden Yoon Suk-yeol dibobol. Insiden itu terjadi pada November tahun lalu.
Saat itu, Yoon melakukan lawatan kenegaraan presiden ke Prancis dan Inggris. ’’Serangan dunia maya tersebut kemungkinan besar dilakukan oleh kelompok di Korut,’’ bunyi rilis pernyataan NIS seperti dikutip The Korea Herald. Peristiwa peretasan itu adalah yang pertama terjadi di lingkungan kepresidenan Korsel.
- Advertisement -
Kantor kepresidenan Korsel menyatakan mengetahui adanya peretasan tersebut sebelum Yoon meninggalkan negaranya menuju Eropa. Peretas telah mengakses jadwal perjalanan Yoon. Surat kabar Kukmin Ilbo mengungkapkan bahwa pesan yang dikirim oleh presiden juga telah dicuri. Namun, kantor kepresidenan tidak bersedia mengungkapkan informasi apa saja yang diambil. ’’Peretasan terjadi setelah pejabat yang bersangkutan menggunakan akun e-mail pribadi untuk pekerjaan resmi,’’ bunyi pernyataan kantor kepresidenan Korsel.
Mereka menambahkan bahwa saat ini langkah-langkah yang diperlukan telah diambil untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Di sisi lain, sistem keamanan kantor kepresidenan sendiri masih aman dari serangan siber.
Pejabat intelijen dan militer Korsel telah memperingatkan peningkatan serangan dunia maya menjelang pemilihan umum pada April nanti. Menurut NIS, terdapat lebih dari 5.200 kasus serangan siber yang didukung negara asing terhadap institusi pemerintah Korsel dalam tiga tahun terakhir. Sebagian besar serangan tersebut diyakini dilakukan oleh Korut.(sha/bay/jpg)
SEOUL (RIAUPOS) – Kemampuan para peretas Korea Utara (Korut) tidak bisa diremehkan. Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan (Korsel), Rabu (14/2) mengungkapkan bahwa e-mail salah satu ajudan Presiden Yoon Suk-yeol dibobol. Insiden itu terjadi pada November tahun lalu.
Saat itu, Yoon melakukan lawatan kenegaraan presiden ke Prancis dan Inggris. ’’Serangan dunia maya tersebut kemungkinan besar dilakukan oleh kelompok di Korut,’’ bunyi rilis pernyataan NIS seperti dikutip The Korea Herald. Peristiwa peretasan itu adalah yang pertama terjadi di lingkungan kepresidenan Korsel.
- Advertisement -
Kantor kepresidenan Korsel menyatakan mengetahui adanya peretasan tersebut sebelum Yoon meninggalkan negaranya menuju Eropa. Peretas telah mengakses jadwal perjalanan Yoon. Surat kabar Kukmin Ilbo mengungkapkan bahwa pesan yang dikirim oleh presiden juga telah dicuri. Namun, kantor kepresidenan tidak bersedia mengungkapkan informasi apa saja yang diambil. ’’Peretasan terjadi setelah pejabat yang bersangkutan menggunakan akun e-mail pribadi untuk pekerjaan resmi,’’ bunyi pernyataan kantor kepresidenan Korsel.
Mereka menambahkan bahwa saat ini langkah-langkah yang diperlukan telah diambil untuk mencegah terulangnya kejadian serupa. Di sisi lain, sistem keamanan kantor kepresidenan sendiri masih aman dari serangan siber.
- Advertisement -
Pejabat intelijen dan militer Korsel telah memperingatkan peningkatan serangan dunia maya menjelang pemilihan umum pada April nanti. Menurut NIS, terdapat lebih dari 5.200 kasus serangan siber yang didukung negara asing terhadap institusi pemerintah Korsel dalam tiga tahun terakhir. Sebagian besar serangan tersebut diyakini dilakukan oleh Korut.(sha/bay/jpg)