Jumat, 20 September 2024

Pernikahan Tak Bahagia, Ini 4 Solusinya

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Berusaha keluar dari pernikahan yang tidak bahagia tidaklah sederhana. Tentunya jangan sampai terlintas tentang perceraian. Ada kekekecewaan, kesedihan, atau keputusasaan bisa menjadi motif ketidakbahagiaan dalam pernikahan. Motif lainnya bisa disebabkan oleh ketidaksetiaan atau masalah ekonomi. Setiap pasangan ingin mengetahui bagaimana keluar dari pernikahan yang tidak bahagia.

Beberapa orang ingin tahu bagaimana keluar dari pernikahan yang tidak bahagia tanpa bercerai. Pasangan tetap ingin mengakhiri pernikahan meski tidak bahagia tanpa harus berpisah.

Pakar hubungan manusia dari Inggris Mary Ellen Goggin menegaskan setiap pasangan harus mengetahui akar masalah dalam rumah tangganya. Mengapa pernikahan Anda tidak bahagia? Apakah ketidakpuasan muncul dari dalam pernikahan atau dari luar?
Apakah Anda masih saling menghormati dan peduli? Bagaimana pernikahan yang tidak bahagia memengaruhi Anda?

“Tetapi Anda harus memutuskan apakah perlu untuk mengevaluasi dengan mempertahankan pernikahan? Dan jika Anda memiliki anak, pilihan dan komitmen akan sangat penting,” tegasnya seperti dilansir dari YourTango.

- Advertisement -

1. Saling Introspeksi
Salah satu cara untuk keluar dari pernikahan yang tidak bahagia tanpa bercerai adalah menciptakan ruang bernapas. Itu tidak menyelesaikan masalah atau perilaku menjengkelkan yang memicu kemarahan, tetapi memungkinkan masing-masing berpikir. Ini semacam evaluasi diri tanpa penilaian, kritik, atau harapan untuk berubah. Anda bisa mengalihkan fokus untuk perawatan diri.

Baca Juga:  Ayah Bunda! Kenali Potensi Anak lewat Sidik Jari

2. Lebih Menghormati
Lebih menghargai dan peduli pada pasangan. Agar terlihat beradab, hormat, dan sopan. Percakapan harus lebih netral. Jika Anda memiliki anak, tetap lakukan kebersamaan keluarga demi anak. Sehingga anak-anak bisa melihat orang tua mereka berbicara dengan hormat satu sama lain. Alhasil perdebatan hilang dan pembicaraan jadi lebih rukun.

- Advertisement -

3. Fokus Besarkan Buah Hati
Fokuskan bahwa pernikahan dilakukan untuk bersama membesarkan anak. Fokus pada anak-anak, kebutuhan mereka, serta kesehatan mereka. Pernikahan demi anak adalah salah satu alasan utama pasangan dalam pernikahan yang tidak bahagia tidak bercerai. Meski tak bahagia, tapi bisa memungkinkan anak-anak untuk tumbuh bersama kedua orang tuanya tanpa harus membagi hidup mereka di antara dua rumah.

Baca Juga:  Bagi 5 Zodiak Ini, Genit dengan yang Lain Sama dengan Selingkuh

Selama Anda dan pasangan memiliki fondasi untuk saling menghormati, komunikasi yang sehat, dan pengambilan keputusan yang bersatu, itu bisa berhasil.

4. Hidup Terpisah tapi Masih Status Pernikahan
Ada pernikahan Living Apart Together (LAT). Tapi ada juga yang sudah pisah ranjang atau tak tinggal satu atap. Dalam hal ini, Anda secara fisik terpisah tetapi hidup saling bergantung. Anda tidak perlu membagi aset keuangan atau harta gono-gini.

Dalam pernikahan ini, Anda berdua memiliki ruang untuk berpisah secara fisik dan menjauh. Namun, seperti halnya pernikahan parenting, Anda masih memberikan kontribusi fisik, emosional, dan finansial untuk tujuan bersama demi anak. Sehingga batin bisa menjadi lebih lega di tengah pernikahan, tak bahagia tapi tak harus berpisah.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Berusaha keluar dari pernikahan yang tidak bahagia tidaklah sederhana. Tentunya jangan sampai terlintas tentang perceraian. Ada kekekecewaan, kesedihan, atau keputusasaan bisa menjadi motif ketidakbahagiaan dalam pernikahan. Motif lainnya bisa disebabkan oleh ketidaksetiaan atau masalah ekonomi. Setiap pasangan ingin mengetahui bagaimana keluar dari pernikahan yang tidak bahagia.

Beberapa orang ingin tahu bagaimana keluar dari pernikahan yang tidak bahagia tanpa bercerai. Pasangan tetap ingin mengakhiri pernikahan meski tidak bahagia tanpa harus berpisah.

Pakar hubungan manusia dari Inggris Mary Ellen Goggin menegaskan setiap pasangan harus mengetahui akar masalah dalam rumah tangganya. Mengapa pernikahan Anda tidak bahagia? Apakah ketidakpuasan muncul dari dalam pernikahan atau dari luar?
Apakah Anda masih saling menghormati dan peduli? Bagaimana pernikahan yang tidak bahagia memengaruhi Anda?

“Tetapi Anda harus memutuskan apakah perlu untuk mengevaluasi dengan mempertahankan pernikahan? Dan jika Anda memiliki anak, pilihan dan komitmen akan sangat penting,” tegasnya seperti dilansir dari YourTango.

1. Saling Introspeksi
Salah satu cara untuk keluar dari pernikahan yang tidak bahagia tanpa bercerai adalah menciptakan ruang bernapas. Itu tidak menyelesaikan masalah atau perilaku menjengkelkan yang memicu kemarahan, tetapi memungkinkan masing-masing berpikir. Ini semacam evaluasi diri tanpa penilaian, kritik, atau harapan untuk berubah. Anda bisa mengalihkan fokus untuk perawatan diri.

Baca Juga:  Ayah Bunda! Kenali Potensi Anak lewat Sidik Jari

2. Lebih Menghormati
Lebih menghargai dan peduli pada pasangan. Agar terlihat beradab, hormat, dan sopan. Percakapan harus lebih netral. Jika Anda memiliki anak, tetap lakukan kebersamaan keluarga demi anak. Sehingga anak-anak bisa melihat orang tua mereka berbicara dengan hormat satu sama lain. Alhasil perdebatan hilang dan pembicaraan jadi lebih rukun.

3. Fokus Besarkan Buah Hati
Fokuskan bahwa pernikahan dilakukan untuk bersama membesarkan anak. Fokus pada anak-anak, kebutuhan mereka, serta kesehatan mereka. Pernikahan demi anak adalah salah satu alasan utama pasangan dalam pernikahan yang tidak bahagia tidak bercerai. Meski tak bahagia, tapi bisa memungkinkan anak-anak untuk tumbuh bersama kedua orang tuanya tanpa harus membagi hidup mereka di antara dua rumah.

Baca Juga:  5 Zodiak Ini Selalu Ingin Sempurna

Selama Anda dan pasangan memiliki fondasi untuk saling menghormati, komunikasi yang sehat, dan pengambilan keputusan yang bersatu, itu bisa berhasil.

4. Hidup Terpisah tapi Masih Status Pernikahan
Ada pernikahan Living Apart Together (LAT). Tapi ada juga yang sudah pisah ranjang atau tak tinggal satu atap. Dalam hal ini, Anda secara fisik terpisah tetapi hidup saling bergantung. Anda tidak perlu membagi aset keuangan atau harta gono-gini.

Dalam pernikahan ini, Anda berdua memiliki ruang untuk berpisah secara fisik dan menjauh. Namun, seperti halnya pernikahan parenting, Anda masih memberikan kontribusi fisik, emosional, dan finansial untuk tujuan bersama demi anak. Sehingga batin bisa menjadi lebih lega di tengah pernikahan, tak bahagia tapi tak harus berpisah.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari