Jumat, 20 September 2024

Susu Bukan Sumber Makanan Utama

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Ketua Pokja Antropometri Kementerian Kesehatan dan Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi & Penyakit Metabolik RSCM, Prof dr Damayanti R Sjarif SpA(K) mengingatkan, susu bukan sumber makanan utama.

Menurutnya, hanya bayi berusia 0-6 bulan yang boleh mengganti makanan dengan susu. Ia menjelaskan, memberi anak susu sebagai pengganti makanan utama yang kerap dilakukan orangtua guna mengatasi anak mogok makan, dapat menyebabkan masalah kesehatan lain. Yakni risiko obesitas.

"Kalau hanya minum susu saja si anak enggak belajar konsumsi makanan yang lain. Apa dampaknya? Risiko obesitasnya empat kali lebih tinggi," ujar Prof Damayanti dalam acara 'Media Scientific Session'.

Prof Damayanti mengatakan, anak berusia di atas tahun maksimal hanya boleh mengkonsumsi susu sebanyak 500 ml dalam sehari. Kebanyakan susu formula diberi tambahan pemanis sehingga dapat memperbesar risiko obesitas.

- Advertisement -
Baca Juga:  Makan Menu Bersantan, Awas 3 Penyakit Ini Mengintai

"Karena itu tidak boleh memberi susu yang berlebihan. Manusia itu makan bukan menyusu," kata Prof Damayanti. Sementara itu, untuk anak yang intoleransi laktosa sebaiknya berkonsultasi kepada ahli untuk mendapatkan pengganti susu sapi yang sesuai.

Prof Damayanti mengatakan pemberian susu soya sebenarnya tidak dianjurkan. "Soya itu asam amino esensialnya tidak lengkap, soya itu dari nabati dan ada limiting amino acids, jadi saya tidak rekomendasi," ujar Prof Damayanti.

- Advertisement -

"Di Amerika juga tidak merekomendasi untuk pemberian soya pada anak-anak yang normal. Kalau untuk memberikan pengganti susu harus dicari dulu yang sesuai anaknya, dikonsultasikan dulu," imbuhnya.

Sumber: Jpnn.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Ketua Pokja Antropometri Kementerian Kesehatan dan Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi & Penyakit Metabolik RSCM, Prof dr Damayanti R Sjarif SpA(K) mengingatkan, susu bukan sumber makanan utama.

Menurutnya, hanya bayi berusia 0-6 bulan yang boleh mengganti makanan dengan susu. Ia menjelaskan, memberi anak susu sebagai pengganti makanan utama yang kerap dilakukan orangtua guna mengatasi anak mogok makan, dapat menyebabkan masalah kesehatan lain. Yakni risiko obesitas.

"Kalau hanya minum susu saja si anak enggak belajar konsumsi makanan yang lain. Apa dampaknya? Risiko obesitasnya empat kali lebih tinggi," ujar Prof Damayanti dalam acara 'Media Scientific Session'.

Prof Damayanti mengatakan, anak berusia di atas tahun maksimal hanya boleh mengkonsumsi susu sebanyak 500 ml dalam sehari. Kebanyakan susu formula diberi tambahan pemanis sehingga dapat memperbesar risiko obesitas.

Baca Juga:  4 Zodiak Ini Dikenal Cerdas, Benar atau Tidak?

"Karena itu tidak boleh memberi susu yang berlebihan. Manusia itu makan bukan menyusu," kata Prof Damayanti. Sementara itu, untuk anak yang intoleransi laktosa sebaiknya berkonsultasi kepada ahli untuk mendapatkan pengganti susu sapi yang sesuai.

Prof Damayanti mengatakan pemberian susu soya sebenarnya tidak dianjurkan. "Soya itu asam amino esensialnya tidak lengkap, soya itu dari nabati dan ada limiting amino acids, jadi saya tidak rekomendasi," ujar Prof Damayanti.

"Di Amerika juga tidak merekomendasi untuk pemberian soya pada anak-anak yang normal. Kalau untuk memberikan pengganti susu harus dicari dulu yang sesuai anaknya, dikonsultasikan dulu," imbuhnya.

Sumber: Jpnn.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari