PADANG (RIAUPOS.CO) – Dalam rangka memperingati Hari Bumi 22 April 2022 lalu, PT PLN (Persero) melaksanakan penanaman 1.800 pohon secara simbolis di lokasi pembangunan PLTA Masang II, di Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Dengan mengusung tema Penanaman Pohon dalam Rangka Peringatan Hari Bumi dan Program TJSL Prioritas Lingkungan serta Pencanangan PLTA Masang 2 x 22 MW sebagai Pilot Project Mitigasi Perubahan Iklim dan Pemanfaatan FABA. Kegiatan dihadiri Executive Vice President Health, Safety, Security, and Environment (EVP HSSE) Komang Parmita, Executive Vice President Energi Baru dan Terbarukan (EVP EBT) Cita Dewi, GM PLN Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Tengah (UIP Sumbagteng) Alland Asqolani, Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Herry Martinus, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumbar Siti Aisyah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Agam Arif Restu, serta jajaran pemerintahan Kabupaten Agam.
"Bertepatan dengan peringatan hari bumi ini saya ingin menyampaikan bahwa masalah iklim dan pemanasan global menjadi perhatian seluruh negara sehingga kita harus menjaga kenaikan suhu bumi sesuai dengan ketetapan dalam Paris Agreement dan COP26 baru-baru ini," kata Executive Vice President Health, Safety, Security, and Environment (EVP HSSE) Komang Parmita, mewakili Direktur Mega Proyek dan Energi Baru dan Terbarukan PT PLN (Persero), Senin (25/4).
Ia memaparkan, energi kelistrikan menjadi salah satu sektor penting yang mendapatkan perhatian mengingat kontribusinya dalam pembentukan gas rumah kaca. Pemerintah Indonesia berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen terhadap proyeksi skenario bisnis yang dijalankan secara biasa (business as usual) pada tahun 2030 dan mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Hal tersebut menjadikan PLN mempunyai peran penting dalam program dekarbonisasi untuk mencapai NZE tahun 2060. “Untuk mencapai target NZE pemerintah Indonesia, maka PLN berkomitmen untuk mencapai target carbon neutral pada tahun 2060, mencapai energy mix EBT 23 persen pada tahun 2025, tidak melakukan penambahan pembangkit berbahan bakar batubara serta melakukan transisi pembangkit batubara ke EBT secara bertahap," imbuhnya.
Aktualisasi hal tersebut dituangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN yang saat ini sudah lebih green (greener RUPTL) di mana komposisi penambahan pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT) mencapai 20,9 Giga Watt (GW) dari 40,6 GW total penambahan pembangkit baru atau sekitar 51,6 persen total penambahan kapasitas pembangkit PLN.
Pembangkit EBT tersebut antara lain terdiri dari: Hydro Power 10,4 GW, Geothermal Power 3.4 GW, Solar Power 4.7 GW and EBT lainnya 2.5 GW. Secara kapasitas dapat dilihat bahwa PLTA adalah pembangkit EBT dengan total tambahan kapasitas terbesar yang akan dikembangkan di Indonesia.
Lebih lanjut Komang menyampaikan, salah satu wujud komitmen PT PLN (Persero) dalam mengembangkan energi hijau di Provinsi Sumatera Barat adalah dengan pembangunan PLTA Masang-2 (2×22 MW) yang konstruksinya dimulai pada pada tahun 2023 dan beroperasi pada tahun 2027. Adapun pendanaannya akan berasal dari Badan Pembangunan Prancis atau Agence Francais de Developpement (AFD). PLTA ini akan dibangun pada lahan seluas 89,7 Ha yang berlokasi di Kecamatan Palupuh & Palembayan di Kabupatan Agam serta Kecamatan Bonjol di Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat.
Dalam sambutannya, Gubernur Sumatera Barat yang pada kesempatan itu diwakili oleh Kepala Dinas ESDM Provinsi Sumatera Barat menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada PLN sebagai BUMN terdepan yang berperan aktif menjaga bumi dan menjadi salah satu dari sedikit perusahaan dan instansi yang memperingati Hari Bumi di Sumatera Barat. "Semoga program TJSL yang diagendakan dapat disinergikan dengan program dan kegiatan pembangunan serta bermanfaat dalam mengatasi persoalan-persoalan lingkungan hidup di daerah Sumatera Barat," katanya.
Penanaman 1.800 pohon akan dilakukan di sekitar lokasi pembangunan PLTA Masang II dengan tujuan untuk memastikan kontinuitas debit air dan meminimalisir sedimentasi di catchment area (daerah tangkapan air) PLTA Masang II.
Jenis pohon yang akan ditanam adalah 1.200 pohon produksi dan 600 pohon pelindung dengan tujuan dapat menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat sekitar. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN UIP Sumbagteng di tahun 2022.
Sejak tahun 2017 sampai dengan 2021 PT PLN (Persero) telah melaksanakan berbagai program TJSL di sekitar lokasi rencana pembangunan PLTA Masang II seperti perbaikan fasilitas sarana dan prasarana umum seperti musala, jalan, posyandu dan fasilitas olahraga serta peningkatan perekonomian masyarakat seperti pemberian batuan usaha itik petelur dan bantuan usaha budidaya pisang, dengan total nilai penyaluran berjumlah Rp929 juta.(adv/anf)