JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Hyundai dan KIA diketahui telah mengembangkan sistem kontrol transmisi baru yang dapat mengoptimalkan perpindahan persneling atau gigi untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi gejala gear hunting.
Sistem ini menggunakan data lalu lintas real-time, navigasi 3D built-in dan sensor keselamatan canggih pengemudi dan teknologi bantuan pengemudi untuk secara proaktif memilih gigi transmisi atau hear positioning yang tepat.
Sebagaimana dilansir JPG dari AutoBlog, Ahad (23/2), teknologi transmisi prediktif baru yang dikembangkan duo merek Korea itu. Teknologi itu memungkinkan dalam beberapa kasus untuk mengurangi konsumsi bahan bakar dan keausan gear.
Singkatnya, pabrikan mobil Korea itu menyebutnya sebagai Information Communication Technology Connected Shift System, atau ICT for short. Hyundai mengatakan, itu tidak hanya memberikan peningkatan pada aspek penghematan bahan bakar saja, tetapi pengalaman berkendara yang lebih baik juga.
Pemrograman berbasis ICT memungkinkan unit kontrol transmisi untuk mengumpulkan dan menafsirkan lalu lintas, kamera, sensor, rute navigasi, ketinggian, dan data topografi. Kemudian transmisi memprediksi sendiri kebutuhan pergerakan yang mesti dilakukan untuk menjelajahi wilayah yang dilalui.
"Transmission Control Unit (TCU) dapat memprediksi skenario pergeseran optimal untuk situasi mengemudi real-time melalui algoritma kecerdasan buatan dan menggeser persneling yang sesuai," kata pengumuman Hyundai dan KIA
Misalnya, ketika perlambatan yang relatif lama berdasarkan perkiraan, radar mendeteksi tidak ada penyimpangan kecepatan dengan mobil di depan, kopling transmisi sementara beralih ke mode netral untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar.
Meskipun ini kedengarannya seperti permainan ramah lingkungan, ada peningkatan kualitas kehidupan juga. Sebagai contoh, ICT juga dapat mengoptimalkan pemilihan gigi dan titik-titik pemindahan gigi untuk penggabungan jalan raya yang lebih aman, menerapkan secara efektif setara dengan profil mengemudi misalnya pada Mode Sport ketika diperlukan sedikit hentakan pada transmisi.
Dalam beberapa skenario pengujian, seperti jalan dengan banyak kurva (tanjakan dan turunan) jumlah shift yang dilakukan oleh transmisi berkurang hampir setengahnya. Selain itu, kendaraan yang dilakukan pengujian dengan teknologi transmisi prediktif berbasis ICT itu juga menjadi lebih jarang menggunakan remnya sebesar 11 persen. Hal tersebut jelas akan mengurangi keausan dan biaya perawatan yang menyertainya seiring waktu.
Teknologi ICT untuk transmisi yang dikembangkan Hyundai dan KIA rupanya juga dipersiapkan untuk masa depan. Pasalnya teknologi dikembangkan untuk menggabungkan data kendaraan ke kendaraan atau Vehicle to Vehicle (V2V) jika jaringan seperti itu meningkat di masa mendatang.
Pengumuman itu tidak mengatakan kapan teknologi baru akan menjangkau pelanggan. Keduanya hanya berkomitmen untuk memperkenalkan teknologi 'pada kendaraan masa depan'. Namun demikian, diprediksi teknologi transmisi prediktif baru itu diduga akan hadir pada mobil Hyundai Genesis baru.(jpg)