Minggu, 7 Juli 2024

18 Ribu Ton Daging Kerbau Masuk Akhir Tahun

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Sisa jatah impor daging kerbau 18 ribu ton didatangkan Perum Bulog secara bertahap hingga akhir tahun ini. Selain itu, Bulog berwenang mengimpor 80 ribu ton daging kerbau untuk memenuhi keperluan dalam negeri.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebutkan, pihaknya mendapat jatah impor 80 ribu ton daging kerbau dari Brasil. Saat ini Bulog telah merealisasikan daging sapi dari luar negeri sehingga tinggal menyelesaikan sisa kuota 18 ribu ton. ’’Kami prediksi awal Desember datang semua secara bertahap,’’ ujarnya.
Menurut dia, impor daging dilakukan secara bertahap untuk menyesuaikan kapasitas gudang karena kurangnya fasilitas gudang pendingin (cold storage). Daging kerbau tidak bisa disimpan di pelabuhan lantaran biayanya cukup besar. Buwas –sapaan akrabnya– telah bekerja sama dengan penyalur daging kerbau. Dengan begitu, harga daging yang dijual di kisaran Rp 80 ribu per kilogram bisa tetap terjangkau bagi masyarakat.
Selain impor daging kerbau, Bulog akan mengimpor 30 ribu ton daging sapi Brasil. Impor tersebut diperkirakan masuk akhir tahun atau bahkan Januari 2020, mundur dari penugasan tahun ini. Jadwal impor mundur karena pihaknya belum menerima surat penugasan dari menteri BUMN, rekomendasi Kementerian Pertanian, dan surat persetujuan impor dari Kementerian Perdagangan. ’’Terlebih lagi, pengiriman daging dari Brazil memerlukan waktu 47 hari,’’ ungkapnya.
Impor daging sapi Brazil bakal digunakan untuk memasok keperluan dalam negeri. Harga daging sapi Brasil lebih terjangkau daripada daging dari negara lain seperti Australia. Meski begitu, daging sapi Brasil telah memenuhi persyaratan halal sesuai dengan standar MUI.
Menurut Buwas, berdasar instruksi Presiden Joko Widodo, pemerintah memang membuka opsi impor daging sapi Brazil dengan pertimbangan harga yang relatif lebih murah ketimbang negara produsen lainnya. Meski terdapat biaya transportasi dan logistik, pemerintah mengklaim harga daging sapi Brazil tetap kompetitif.
Sejauh ini mayoritas keperluan daging sapi dan kerbau Indonesia memang masih dipasok impor. Berdasar catatan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi daging sapi nasional pada 2017 mencapai 532 ribu ton, sedangkan keperluan daging sapi 686.271 ton per tahun. Artinya, Indonesia masih defisit daging sapi.(agf/c14/oki/jrr)
Baca Juga:  BRK dan Jamkrida Disuntik Rp435 Miliar
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Sisa jatah impor daging kerbau 18 ribu ton didatangkan Perum Bulog secara bertahap hingga akhir tahun ini. Selain itu, Bulog berwenang mengimpor 80 ribu ton daging kerbau untuk memenuhi keperluan dalam negeri.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebutkan, pihaknya mendapat jatah impor 80 ribu ton daging kerbau dari Brasil. Saat ini Bulog telah merealisasikan daging sapi dari luar negeri sehingga tinggal menyelesaikan sisa kuota 18 ribu ton. ’’Kami prediksi awal Desember datang semua secara bertahap,’’ ujarnya.
Menurut dia, impor daging dilakukan secara bertahap untuk menyesuaikan kapasitas gudang karena kurangnya fasilitas gudang pendingin (cold storage). Daging kerbau tidak bisa disimpan di pelabuhan lantaran biayanya cukup besar. Buwas –sapaan akrabnya– telah bekerja sama dengan penyalur daging kerbau. Dengan begitu, harga daging yang dijual di kisaran Rp 80 ribu per kilogram bisa tetap terjangkau bagi masyarakat.
Selain impor daging kerbau, Bulog akan mengimpor 30 ribu ton daging sapi Brasil. Impor tersebut diperkirakan masuk akhir tahun atau bahkan Januari 2020, mundur dari penugasan tahun ini. Jadwal impor mundur karena pihaknya belum menerima surat penugasan dari menteri BUMN, rekomendasi Kementerian Pertanian, dan surat persetujuan impor dari Kementerian Perdagangan. ’’Terlebih lagi, pengiriman daging dari Brazil memerlukan waktu 47 hari,’’ ungkapnya.
Impor daging sapi Brazil bakal digunakan untuk memasok keperluan dalam negeri. Harga daging sapi Brasil lebih terjangkau daripada daging dari negara lain seperti Australia. Meski begitu, daging sapi Brasil telah memenuhi persyaratan halal sesuai dengan standar MUI.
Menurut Buwas, berdasar instruksi Presiden Joko Widodo, pemerintah memang membuka opsi impor daging sapi Brazil dengan pertimbangan harga yang relatif lebih murah ketimbang negara produsen lainnya. Meski terdapat biaya transportasi dan logistik, pemerintah mengklaim harga daging sapi Brazil tetap kompetitif.
Sejauh ini mayoritas keperluan daging sapi dan kerbau Indonesia memang masih dipasok impor. Berdasar catatan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi daging sapi nasional pada 2017 mencapai 532 ribu ton, sedangkan keperluan daging sapi 686.271 ton per tahun. Artinya, Indonesia masih defisit daging sapi.(agf/c14/oki/jrr)
Baca Juga:  Gayatri Hadirkan Kopi Arabika Kemasan Pertama di Indonesia
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari