JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pengusaha Sandiaga Uno mengungkapkan membangun usaha di tengah pandemi menjadi tantangan tersendiri bagi kaum milenial saat ini. Oleh karena itu, dirinya menyebut kunci sukses untuk membangun usaha adalah berani gagal dan terus mencoba.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu pun pernah gagal puluhan kali hingga akhirnya mencapai kesuksesan saat ini. "Saya yakin ada masalah di setiap anak tangga untuk menuju kesuksesan dan kita pasti akan gagal. Gagalnya itu mungkin harus gagal 10-20 kali," kata Sandi dalam webinar bertajuk "Jadi Pengusaha itu Keren" yang diselenggarakan V Office, IZIN.co.id dan Aden & Co pada Kamis (23/7).
Menurutnya, menjadi seorang enterpreneur sukses tidak terjadi dalam sekejap. Banyak pengusaha, seperti halnya CEO Halodoc Jonathan Sudharta yang harus jatuh bangun dan gagal hingga 200 kali.
"Tapi dia bangkit 201 kali. Jadi itulah bagian dari usaha kita mencoba menggapai kesuksesan. Tidak ada sukses yang instan," ungkap Sandi.
Dia menceritakan kisah jatuh bangun dalam membangun usahanya. Bermula ketika dirinya memulai merintis usaha pada akhir tahun 1997. Ketika itu, Sandi yang merupakan seorang pecatan profesional terpaksa membangun usaha bersama rekannya. Dengan tiga orang karyawan, dirinya pelan namun pasti membangun perusahaan investasi yang membesarkannya saat ini.
"Saya ini jadi pengusaha secara kecelakaan karena saya di PHK di tahun 1997. Akhirnya saya by accident (terpaksa) masuk sebagai pengusaha," ujarnya.
Ketika itu, Sandi mengaku kehilangan segalanya. Bahkan dirinya harus kembali pulang dan tinggal di rumah orangtuanya. Namun segalanya berubah. Usaha yang dilakoninya bersama beberapa sahabatnya kian berkembang dan besar.
"Setiap masalah anak tangga menuju kesuksesan, akan gagal 10-20 kali, itu bagian daripada membesarkan usaha, tidak ada sukses yang instan," ungkap Sandi
Dalam kesempatan yang sama, Pengusaha sekaligus Artis Christian Sugiono menyarankan jika mau buka usaha alangkah baiknya mencari partner bisnis yang tanggung jawab. Selain itu, carilah rekan bisnis dengan kemampuan yang berbeda.
"Saya selalu bilang lebih baik kita punya founder di latar belakang yang berbeda-beda. Pertama jago produk, istilahnya yang jago bikin kue. Kedua jago jualan, dia bisa ngejualin kue itu ke orang dan ketiga jago manajemen atau organisasi," pungkasnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi