Kamis, 28 Agustus 2025
spot_img

Boeing Hentikan Produksi 737-Max

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Raksasa aviasi Boeing akhirnya memberlakukan penangguhan produksi pesawat 737-Max. Pemberhentian pengerjaan generasi terakhir seri 737 itu diklaim bakal berlangsung enam bulan. Namun, publik sudah telanjur sangsi terhadap klaim perusahaan tersebut.

Menurut CNN, pabrik perakitan di Renton, Washington, sudah tak lagi beroperasi mulai Senin lalu. Pemberhentian itu datang satu bulan setelah Boeing mengumumkan keputusan tersebut.

”Saat ini prioritas utama kami adalah mengembalikan produksi 737-Max,” tulis Boeing seperti yang dilansir New York Times.

Di bawah kepemimpinan baru, perusahaan yang didirikan William Boeing itu lebih bertindak hati-hati. Mereka tak lagi mengungkapkan target tak masuk akal terkait kembalinya 737-Max di udara. Mereka hanya menargetkan penerbitan izin pesawat tersebut pada pertengahan 2020.

Baca Juga:  Bank bjb Terbitkan Obligasi PUB I Tahap III Senilai Rp 248 Miliar 

Hal tersebut jelas berbeda dengan perkiraan mantan CEO Dennis Muilenburg, yakni akhir 2019. Target pertengahan itu pastinya disusul dengan integrasi dengan jadwal komersial. Lalu, melatih kembali pilot untuk mengoperasikan 737-Max yang baru.

Kabarnya, izin terbang bisa didapat Boeing pada akhir kuartal 1 2020 jika Federal Aviation Administration (FAA) tak menemukan masalah baru. Namun, CEO baru Boeing David Calhoun tak ingin kembali mengingkari janji.

”Kami menyadari bahwa konsumen, pengambil kebijakan, dan pemasok merasa kecewa dengan situasi ini,” ungkap Boeing.

Menurut Agence France-Presse, Boeing sendiri harus mencari dana USD 10 miliar (Rp 136 triliun) untuk mempertahankan program 737-Max. Saat ini Boeing baru mendapatkan pinjaman USD 6 miliar (Rp 81 triliun) dari beberapa bank besar.

Baca Juga:  Nikmati Sedapnya Makan Rawon di Novotel Pekanbaru

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Raksasa aviasi Boeing akhirnya memberlakukan penangguhan produksi pesawat 737-Max. Pemberhentian pengerjaan generasi terakhir seri 737 itu diklaim bakal berlangsung enam bulan. Namun, publik sudah telanjur sangsi terhadap klaim perusahaan tersebut.

Menurut CNN, pabrik perakitan di Renton, Washington, sudah tak lagi beroperasi mulai Senin lalu. Pemberhentian itu datang satu bulan setelah Boeing mengumumkan keputusan tersebut.

”Saat ini prioritas utama kami adalah mengembalikan produksi 737-Max,” tulis Boeing seperti yang dilansir New York Times.

Di bawah kepemimpinan baru, perusahaan yang didirikan William Boeing itu lebih bertindak hati-hati. Mereka tak lagi mengungkapkan target tak masuk akal terkait kembalinya 737-Max di udara. Mereka hanya menargetkan penerbitan izin pesawat tersebut pada pertengahan 2020.

Baca Juga:  Kunci Usaha Cepat Berkembang, Perkuat Promosi

Hal tersebut jelas berbeda dengan perkiraan mantan CEO Dennis Muilenburg, yakni akhir 2019. Target pertengahan itu pastinya disusul dengan integrasi dengan jadwal komersial. Lalu, melatih kembali pilot untuk mengoperasikan 737-Max yang baru.

- Advertisement -

Kabarnya, izin terbang bisa didapat Boeing pada akhir kuartal 1 2020 jika Federal Aviation Administration (FAA) tak menemukan masalah baru. Namun, CEO baru Boeing David Calhoun tak ingin kembali mengingkari janji.

”Kami menyadari bahwa konsumen, pengambil kebijakan, dan pemasok merasa kecewa dengan situasi ini,” ungkap Boeing.

- Advertisement -

Menurut Agence France-Presse, Boeing sendiri harus mencari dana USD 10 miliar (Rp 136 triliun) untuk mempertahankan program 737-Max. Saat ini Boeing baru mendapatkan pinjaman USD 6 miliar (Rp 81 triliun) dari beberapa bank besar.

Baca Juga:  Jelang Alih Kelola Operator, PT CPI Berhasil Bor Sumur Ke-100

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Raksasa aviasi Boeing akhirnya memberlakukan penangguhan produksi pesawat 737-Max. Pemberhentian pengerjaan generasi terakhir seri 737 itu diklaim bakal berlangsung enam bulan. Namun, publik sudah telanjur sangsi terhadap klaim perusahaan tersebut.

Menurut CNN, pabrik perakitan di Renton, Washington, sudah tak lagi beroperasi mulai Senin lalu. Pemberhentian itu datang satu bulan setelah Boeing mengumumkan keputusan tersebut.

”Saat ini prioritas utama kami adalah mengembalikan produksi 737-Max,” tulis Boeing seperti yang dilansir New York Times.

Di bawah kepemimpinan baru, perusahaan yang didirikan William Boeing itu lebih bertindak hati-hati. Mereka tak lagi mengungkapkan target tak masuk akal terkait kembalinya 737-Max di udara. Mereka hanya menargetkan penerbitan izin pesawat tersebut pada pertengahan 2020.

Baca Juga:  Bangkitkan UMKM Pariwisata, Bukopin Salurkan KUR

Hal tersebut jelas berbeda dengan perkiraan mantan CEO Dennis Muilenburg, yakni akhir 2019. Target pertengahan itu pastinya disusul dengan integrasi dengan jadwal komersial. Lalu, melatih kembali pilot untuk mengoperasikan 737-Max yang baru.

Kabarnya, izin terbang bisa didapat Boeing pada akhir kuartal 1 2020 jika Federal Aviation Administration (FAA) tak menemukan masalah baru. Namun, CEO baru Boeing David Calhoun tak ingin kembali mengingkari janji.

”Kami menyadari bahwa konsumen, pengambil kebijakan, dan pemasok merasa kecewa dengan situasi ini,” ungkap Boeing.

Menurut Agence France-Presse, Boeing sendiri harus mencari dana USD 10 miliar (Rp 136 triliun) untuk mempertahankan program 737-Max. Saat ini Boeing baru mendapatkan pinjaman USD 6 miliar (Rp 81 triliun) dari beberapa bank besar.

Baca Juga:  Diler Hino di Indonesia Tetap Buka

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari