JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Perusahaan riset pasar IDC Indonesia resmi merilis data pengiriman smartphone di Indonesia selama kuartal pertama 2020. Dalam laporannya, sesuai prediksi, pasar smartphone tanah air amblas alias merosot tajam akibat dihantam virus corona jenis baru atau Covid-19.
Pada kuartal pertama 2020, pengiriman smartphone ke pasar Indonesia mencapai 7,5 juta unit. Angka tersebut turun sebesar -7,3 persen Year on Year (YoY) dan -24,1 persen Quarter on Quarter (QoQ) dan mencapai rekor terendah baru dalam dua tahun terakhir, menurut Tracker Ponsel Triwulan IDC.
Penurunan disebabkan oleh dampak dari pandemi Covid-19 yang mulai terasa imbasnya dalam beberapa minggu terakhir pada kuartal ini. Hal ini juga dikatakan mempengaruhi kondisi pasar selanjutnya.
Beberapa merek mampu mempertahankan bisnis mereka dikarenakan fasilitas produksi lokal dan pasokan komponen yang aman untuk dua bulan pertama kuartal ini, dengan gangguan pasokan yang hanya dialami pada bulan Maret.
Pada saat yang sama, tanda-tanda perlambatan pasar juga dimulai sekitar bulan Maret ketika pemerintah mulai menerapkan langkah-langkah seperti aktivitas sosial terbatas (PSBB) dan penutupan outlet ritel untuk mencegah penyebaran Covid-19, yang berdampak pada penurunan permintaan smartphone.
“Ketika Ramadan semakin dekat dan dengan penyebaran pandemic Covid-19 masih belum dapat diatasi di dalam negeri, pasar smartphone Indonesia akan terus mengalami turbulensi yang disebabkan oleh berbagai faktor ekonomi hinga 3Q20 setidaknya sebelum pasar mulai melihat tanda-tanda stabilitas lagi,” jelas Risky Febrian, Market Analyst, Client Devices, IDC Indonesia.
Risky menambahkan, terlepas dari turbulensi akibat Covid-19, implementasi peraturan registrasi IMEI terus menjadi faktor positif yang berkelanjutan untuk industri smartphone lokal. “Karena bertujuan untuk mengurangi impor unit ilegal dan mempromosikan konsumsi smartphone yang dibuat secara lokal di Indonesia, hal tersebut akan bermanfaat bagi lokal industri dalam jangka panjang,” tambah Risky.
Untuk merek, menurut IDC, Vivo dikatakan menjadi pemimpin pasar untuk pertama kalinya pada 1Q20 dengan berfokus pada kegiatan pemasaran dan berbagai kegiatan promosi untuk smartphone kelas low-end dan midrange, yang sangat sesuai untuk pasar Indonesia yang sadar harga.
Sementara Oppo, merek tersebut terus mengirimkan seri A-nya, yang merupakan pengerak volume pada 1Q20 disamping mendiversifikasikan jajaran smartphonenya menjadi seri high-end. Meskipun ini memberikan pasar produk yang lebih bervariasi, label harga pada model-model ini menyulitkan jumlah besar untuk dijual di pasar.
Samsung memperbarui lini produknya dan terus menjadi salah satu pemain top di pasar Indonesia dengan seri Galaxy A yang terjangkau. Namun, pengiriman produk berkurang akibat adanya gangguan pada pasokan. Sementara Xiaomi Indonesia tetap memiliki fanbase yang kuat dan terus memiliki beragam model yang terjangkau di pasar yang menarik bagi konsumen.
Terakhir, Realme mengalami dampak akibat pandemi ini yang menyebabkan pengirimannya menurun di 1Q20. Namun begitu, Realme dikatakan tetap kompetitif dengan memperkenalkan berbagai produk baru ke pasar dan meningkatkan kehadiran di pasar online menggunakan inisiatif pemasaran digital.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman