JAKARTA (RIAUPOS.CO) — PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk menyebutkan bahwa pembangunan sambungan jaringan gas (jargas) hingga tahun ini telah terealisasi sebesar 700 ribu. Perusahaan BUMN yang menangan distribusi gas ini berharap bisa membangun sebanyak 3,59 juta sambungan hingga 2024.
"Sekarang sudah 700 ribu, sebanyak 560 ribu dibangun PGN secara mandiri dan 140 ribu itu APBN. Pemerintah mendanai sebagian lewat APBN karena terkait konversi dari LPG kepada gas untuk mengurangi impor yang sangat masif," tutur Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Redy Ferryanto di Batik Kuring, Jakarta, Kamis (19/12).ih G
Ia menargetkan tahun depan sambungan jargas akan tercipta hingga 800 ribu. Perkiraan dana yang dibutuhkan mencapai Rp 8 triliun.
"Kita targetnya sekitar 800.000 (jargas) ya, tapi untuk dana APBN mungkin bisa ditanya kepada pemerintah. Tapi untuk gas mandiri ya satu sambungan itu kan kira-kira Rp 10 juta ya, itu maksimum, ya tinggal kalikan 800.000 saja," katanya.
Biaya yang ditawarkan gas alam pun begitu murah jika dibandingkan dengan LPG, bahkan menurut masyarakat di Rusun Klender yang menggunakannya menyebutkan dalam sebulan biaya keluar tidak sampai Rp 100.000. Bahkan, untuk memudahkan pemakaian, pihak PGN yang mengatur semua.
"Gas kita sediakan dan fasilitasnya kita bangun, pipa sampai sistem seperti penagihan dan pembayaran sehingga masyarakat itu terima bersih tinggal menyalakan saja," katanya.
Untuk jargas yang dibangun oleh pemerintah dikenakan biaya Rp 4.250 per meter kubik. Kemudian untuk sambungan jargas yang dibangun PGN harganya sebesar Rp 7.000 per meter kubik.
"Kita kan ada dua, jargas itu untuk pelanggan kecil dan pelanggan rumah tangga, pelanggan kecil itu adalah melayani restoran, rumah makan dan UKM. lalu ada rumah tangga yang kita kelola namanya program jargas, ada program jargas APBN dan kita danai sendiri," terangnya.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal