JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pemerintah kembali memperpanjang diskon pajak. Kali ini pajak penjualan barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) 100 persen untuk mobil penumpang berlaku sampai akhir tahun ini.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu menuturkan, perpanjangan stimulus itu diharapkan meningkatkan daya beli masyarakat.
"Perpanjangan insentif dilakukan untuk menggenjot konsumsi masyarakat kelas menengah seiring dengan perkembangan positif penanganan pandemi Covid-19. Diharapkan, insentif itu terus dimanfaatkan," ujar Febrio, kemarin (17/9).
Febrio menjelaskan, kebijakan tersebut turut mengerek penjualan mobil. Itulah sentimen positif bagi industri otomotif yang sempat mati suri dihantam badai pandemi. "Secara kumulatif, pada Januari–Juli 2021, penjualan mobil ritel telah tumbuh 38,5 persen dari periode yang sama tahun lalu. Ini menunjukkan geliat yang sangat positif sebagai dampak kebijakan insentif diskon pajak yang telah diberikan," jelasnya.
Karena penjualan meningkat, para produsen kendaraan roda empat dapat kembali beroperasi dengan kapasitas yang lebih tinggi. Produksi mobil secara kumulatif pada Januari–Juli 2021 mampu tumbuh 49,4 persen (YoY). Peningkatan produksi itu tidak hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan domestik, tetapi juga mengekspor kendaraan completely knocked down (CKD) yang tumbuh 169,7 persen pada periode yang sama.
Dengan performa tersebut, kinerja pertumbuhan PDB sektor industri dan perdagangan alat angkutan dapat tumbuh double-digit. Masing-masing sebesar 45,7 persen dan 37,9 persen (YoY) pada triwulan II 2021. "Kebijakan fasilitas diskon PPnBM tidak hanya memiliki dampak yang signifikan pada sisi permintaan, tapi juga pada sisi produksi," ungkapnya.
Hal itu sangat krusial mengingat peningkatan sisi produksi juga memiliki dampak positif pada tingkat penyerapan tenaga kerja. Selain itu, prasyarat pemberian fasilitas diskon PPnBM kendaraan roda empat dengan TKDN tinggi memberikan multiplier effect yang cukup besar pada sektor pendukungnya. Misalnya, sektor industri barang logam, industri logam dasar, industri karet, serta jasa keuangan. Sektor otomotif termasuk sektor strategis yang memiliki nilai tambah dan level adopsi teknologi yang relatif tinggi.
Terpisah, pelaku industri otomotif menyambut positif perpanjangan diskon PPnBM. Direktur Sales and Marketing United Motors Centre (UMC), main dealer Suzuki di Jatim, Fredy Teguh menuturkan bahwa kabar tersebut dinanti-nanti pelaku usaha. Sebab, stimulus itu terlihat efektif mendorong penjualan otomotif roda empat sejak diberlakukan 1 Maret lalu. Termasuk penjualan mobil Suzuki di Jatim.
Per Agustus 2021, mereka berhasil mencatatkan pertumbuhan sekitar 18 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. Penjualan produk yang mendapatkan benefit PPnBM DTP naik drastis. Produk MPV tumbuh 20 persen.
"Bahkan, produk SUV kami tumbuh 50 persen. Selain karena stimulus, konsumen saat ini memang lebih berminat pada mobil SUV," katanya.
Wendy Miharja, marketing & aftersales service director Honda Surabaya Center (HSC), dealer utama Honda di Jatim, Bali, dan NTB, menyatakan bahwa periode perpanjangan PPnBM DTP dari pemerintah hingga akhir tahun sangat penting. Sebab, momen akhir tahun biasanya menjadi pendongkrak penjualan. Pada akhir tahun, diler mobil biasanya menjual stok tersisa. Nah, konsumen mendapatkan bonus akhir tahun. Pada masa normal, periode seperti itu biasanya bisa meningkatkan rata-rata penjualan hingga 15 persen.
"Yang paling penting, konsumen kami tak lagi waswas. Sekarang ada beberapa pesanan yang belum terealisasi karena ketersediaan microchip. Mereka khawatir kalau akhirnya tak dapat promo bebas PPnBM," paparnya.(dee/bil/c14/dio/ted)
Laporan: JPG, Jakarta