Jumat, 6 Juni 2025

Menkeu Jadikan Singapura Barometer Ekonomi

JAKARTA(RIAUPOS.CO)– Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati kembali menyampaikan bahwa tahun ini perekonomian tanah air masih menghadapi tantangan. Wabah virus corona Cina pada awal tahun menjadi salah satu faktor eksternal yang dapat menekan ekonomi Indonesia.

Sri Mulyani menyampaikan, imbas wabah virus korona Singapura memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 pada kisaran 0,5 persen hingga 1,5 persen. Melihat hal itu, Sri Mulyani yakin pemerintah perlu mengambil kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas perekonomian domestik.

“Hal itu kita jadikan barometer dalam memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini,” ujarnya di Jakarta, Senin (17/2).

Sri Mulyani melanjutkan, pihaknya akan terus memantau perkembangan global yang diakibatkan oleh virus korona, terlebih di Asia yang saat ini perekonomiannya tertekan. “Tahun 2020 saat ini dipenuhi ketidakpastian, terutama karena adanya wabah virus korona. Ini merupakan sesuatu yang harus kita perhatikan karena tekanan wabah ini terus meluas,” jelas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Baca Juga:  Menang di PKPU, Garuda Siap Lepas Landas

Sri Mulyani menambahkan, pemerintah telah mengantisipasi melalui instrumen reformasi kebijakan Omnibus Law. Kemudian, pemangkasan suku bunga oleh bank sentral diharapkan menjadi obat kuat dalam menjaga fundamental ekonomi Indonesia.

” 2020, instrumen kita target kemiskinan pengangguran dengan Omnibus Law. BI sudah turunkan 100 bps 2019, 2020 lebih baik tapi ternyata ketidakpastian karena virus korona jadi perhatian,” tuturnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor :Deslina

JAKARTA(RIAUPOS.CO)– Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati kembali menyampaikan bahwa tahun ini perekonomian tanah air masih menghadapi tantangan. Wabah virus corona Cina pada awal tahun menjadi salah satu faktor eksternal yang dapat menekan ekonomi Indonesia.

Sri Mulyani menyampaikan, imbas wabah virus korona Singapura memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 pada kisaran 0,5 persen hingga 1,5 persen. Melihat hal itu, Sri Mulyani yakin pemerintah perlu mengambil kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas perekonomian domestik.

“Hal itu kita jadikan barometer dalam memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini,” ujarnya di Jakarta, Senin (17/2).

Sri Mulyani melanjutkan, pihaknya akan terus memantau perkembangan global yang diakibatkan oleh virus korona, terlebih di Asia yang saat ini perekonomiannya tertekan. “Tahun 2020 saat ini dipenuhi ketidakpastian, terutama karena adanya wabah virus korona. Ini merupakan sesuatu yang harus kita perhatikan karena tekanan wabah ini terus meluas,” jelas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Baca Juga:  Ambisi Kuat KB Kookmin Bank untuk Ambil Alih Bank Bukopin dalam RUPSLB

Sri Mulyani menambahkan, pemerintah telah mengantisipasi melalui instrumen reformasi kebijakan Omnibus Law. Kemudian, pemangkasan suku bunga oleh bank sentral diharapkan menjadi obat kuat dalam menjaga fundamental ekonomi Indonesia.

” 2020, instrumen kita target kemiskinan pengangguran dengan Omnibus Law. BI sudah turunkan 100 bps 2019, 2020 lebih baik tapi ternyata ketidakpastian karena virus korona jadi perhatian,” tuturnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor :Deslina

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA(RIAUPOS.CO)– Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati kembali menyampaikan bahwa tahun ini perekonomian tanah air masih menghadapi tantangan. Wabah virus corona Cina pada awal tahun menjadi salah satu faktor eksternal yang dapat menekan ekonomi Indonesia.

Sri Mulyani menyampaikan, imbas wabah virus korona Singapura memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 pada kisaran 0,5 persen hingga 1,5 persen. Melihat hal itu, Sri Mulyani yakin pemerintah perlu mengambil kebijakan yang tepat untuk menjaga stabilitas perekonomian domestik.

“Hal itu kita jadikan barometer dalam memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini,” ujarnya di Jakarta, Senin (17/2).

Sri Mulyani melanjutkan, pihaknya akan terus memantau perkembangan global yang diakibatkan oleh virus korona, terlebih di Asia yang saat ini perekonomiannya tertekan. “Tahun 2020 saat ini dipenuhi ketidakpastian, terutama karena adanya wabah virus korona. Ini merupakan sesuatu yang harus kita perhatikan karena tekanan wabah ini terus meluas,” jelas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.

Baca Juga:  Waduh...Neraca Dagang Indonesia Tekor Lagi Rp11,9 Triliun

Sri Mulyani menambahkan, pemerintah telah mengantisipasi melalui instrumen reformasi kebijakan Omnibus Law. Kemudian, pemangkasan suku bunga oleh bank sentral diharapkan menjadi obat kuat dalam menjaga fundamental ekonomi Indonesia.

” 2020, instrumen kita target kemiskinan pengangguran dengan Omnibus Law. BI sudah turunkan 100 bps 2019, 2020 lebih baik tapi ternyata ketidakpastian karena virus korona jadi perhatian,” tuturnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor :Deslina

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari