JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Perubahan radikal di era milenial tak hanya hinggap di sektor transportasi dan travel. Tapi juga sektor bisnis perhotelan.
“Semuanya mulai berubah. Setelah gojek mengubah wajah transportasi. Kini giliran bisnis perhotelan. Pasti yang terlebih dahulu terkena adalah jenis hotel budget atau hotel kelas menengah,” ujar Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
Denny yang dikenal sebagai konsultan politik sekaligus pengusaha itu juga mengomentari itu sehubungan mulai beroperasinya lima hotel budget miliknya yang dioperasikan oleh Zen Rooms bulan Januari 2020.
“Mereka (startup perhotelan, red) akan menjadi perusahaan jaringan hotel terbesar, walau mereka tanpa punya satu hotel pun. Sama seperti gojek. Ini perusahaan ojek terbesar tanpa punya satu ojekpun. Atau Uber, perusahaan taxi terbesar tanpa punya satu taxi pun,” papar Denny JA dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com.
Mereka adalah perusahaan peranti yang mampu memfasilitasi teknologi digital bagi banyak pelaku usaha untuk memudahkan diakses oleh pasar. “Tentu saja publik kini sudah mulai merasakan perubahan radikal itu,” ujarnya.
Sejak bulan Oktober 2019, Denny JA menanda tangani kontrak dengan Zen Rooms, perusahaan multi nasional dari Perancis yang kini mulai beroperasi di Asia Tenggara. Lima hotel budget/guest house miliknya di Jakarta dan Jawa Barat resmi dikelola oleh Zen Rooms.
Denny JA juga memperluas usaha propertinya dengan membangun kembali hotel budget di provinsi Bali dan Banten. Dari lima hotel yang ia miliki, ditargetkan di tahun 2020 menjadi tujuh hotel dan di tahun 2021 menjadi sepuluh hotel.
“Passion utamaya saya tetap sebagai penulis dan pemerhati sosial. Dunia usaha hanyalah kegiatan sampingan,” imbuhn Denny.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Perubahan radikal di era milenial tak hanya hinggap di sektor transportasi dan travel. Tapi juga sektor bisnis perhotelan.
“Semuanya mulai berubah. Setelah gojek mengubah wajah transportasi. Kini giliran bisnis perhotelan. Pasti yang terlebih dahulu terkena adalah jenis hotel budget atau hotel kelas menengah,” ujar Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
- Advertisement -
Denny yang dikenal sebagai konsultan politik sekaligus pengusaha itu juga mengomentari itu sehubungan mulai beroperasinya lima hotel budget miliknya yang dioperasikan oleh Zen Rooms bulan Januari 2020.
“Mereka (startup perhotelan, red) akan menjadi perusahaan jaringan hotel terbesar, walau mereka tanpa punya satu hotel pun. Sama seperti gojek. Ini perusahaan ojek terbesar tanpa punya satu ojekpun. Atau Uber, perusahaan taxi terbesar tanpa punya satu taxi pun,” papar Denny JA dalam keterangan tertulisnya pada JawaPos.com.
- Advertisement -
Mereka adalah perusahaan peranti yang mampu memfasilitasi teknologi digital bagi banyak pelaku usaha untuk memudahkan diakses oleh pasar. “Tentu saja publik kini sudah mulai merasakan perubahan radikal itu,” ujarnya.
Sejak bulan Oktober 2019, Denny JA menanda tangani kontrak dengan Zen Rooms, perusahaan multi nasional dari Perancis yang kini mulai beroperasi di Asia Tenggara. Lima hotel budget/guest house miliknya di Jakarta dan Jawa Barat resmi dikelola oleh Zen Rooms.
Denny JA juga memperluas usaha propertinya dengan membangun kembali hotel budget di provinsi Bali dan Banten. Dari lima hotel yang ia miliki, ditargetkan di tahun 2020 menjadi tujuh hotel dan di tahun 2021 menjadi sepuluh hotel.
“Passion utamaya saya tetap sebagai penulis dan pemerhati sosial. Dunia usaha hanyalah kegiatan sampingan,” imbuhn Denny.
Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman