JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Berbagai peristiwa di semester pertama tahun ini seperti wabah virus korona dan penurunan harga minyak dunia turut mengganggu pasar keuangan dan pasar saham. Hal itu terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjun bebas hingga nyaris ke level 5.000.
Mengimbangi tekanan tersebut, 12 perusahaan pelat merah melakukan aksi korporasi. Merela melakukan pembelian kembali saham atau buyback senilai total Rp 8 triliun.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebut, aksi buyback saham akan dilakukan secara bertahap. Ini merupakan langkah untuk menahan penurunan IHSG akibat maraknya aksi jual.
"Hari ini mereka lagi rapat Komisaris 1 hingga 2. Hari akan ada informasi tapi tentunya bertahap dengan melihat kemampuan dari dalam negeri untuk menahan sell asing," ujarnya di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Rabu (11/3).
Selain melalui buyback, BUMN lainnya juga melakukan aksi seperti penggalangan dana pensiun dan Taspen. Aksi tersebut dimaksudkan guna menstabilkan pasar saham.
Adapun anggaran buyback tiap perusahaan, kata Kartika, disesuaikan dengan kemampuan keuangan masing-masing. Saat banyak investor asing melepas saham, BUMN menilai itu momentum baik untuk melakukan pembelian kembali.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal
JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Berbagai peristiwa di semester pertama tahun ini seperti wabah virus korona dan penurunan harga minyak dunia turut mengganggu pasar keuangan dan pasar saham. Hal itu terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjun bebas hingga nyaris ke level 5.000.
Mengimbangi tekanan tersebut, 12 perusahaan pelat merah melakukan aksi korporasi. Merela melakukan pembelian kembali saham atau buyback senilai total Rp 8 triliun.
- Advertisement -
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebut, aksi buyback saham akan dilakukan secara bertahap. Ini merupakan langkah untuk menahan penurunan IHSG akibat maraknya aksi jual.
"Hari ini mereka lagi rapat Komisaris 1 hingga 2. Hari akan ada informasi tapi tentunya bertahap dengan melihat kemampuan dari dalam negeri untuk menahan sell asing," ujarnya di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Rabu (11/3).
- Advertisement -
Selain melalui buyback, BUMN lainnya juga melakukan aksi seperti penggalangan dana pensiun dan Taspen. Aksi tersebut dimaksudkan guna menstabilkan pasar saham.
Adapun anggaran buyback tiap perusahaan, kata Kartika, disesuaikan dengan kemampuan keuangan masing-masing. Saat banyak investor asing melepas saham, BUMN menilai itu momentum baik untuk melakukan pembelian kembali.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal