Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Minat Belanja Fashion Masih Tinggi

(RIAUPOS.CO) – Perubahan perilaku konsumen dalam pemenuhan keperluan selama Ramadan menjadi sorotan. Riset SurveySensum COVID-19 Consumer Behaviour Track menunjukkan, meski dilanda krisis, sebagian konsumen tetap akan membeli perlengkapan ibadah dan produk fashion.

CEO Survey Sensum & Neuro Sensum, Rajiv Lamba mengatakan permintaan terhadap perlengkapan ibadah dan produk fashion masih cukup tinggi dibanding kategori lain. Survei itu mencatat 46 persen konsumen tetap akan membeli perlengkapan ibadah dan 43 persen belanja produk fashion untuk Ramadan. Sementara untuk beberapa produk tertentu, konsumen memilih untuk menunda.

‘’Konsumen harus membatalkan rencana belanja kategori lain yaitu furnitur, ponsel, barang elektronik rumah tangga, perhiasan, mainan anak, dan kendaraan bermotor,’’ terangnya. Keputusan itu mempertimbangkan upaya menjaga stabilitas dan keamanan finansial. Selain itu, konsumen memperkirakan tidak akan sering keluar rumah dan bertemu orang lain, sehingga barang-barang tersebut tidak lagi menjadi prioritas dalam waktu dekat.

Baca Juga:  Airlangga: Presiden Ingin Pasar CPO Indonesia di Turki Kembali Meningkat

Dalam survei yang dilakukan terhadap konsumen usia 18 hingga 55 tahun mengungkapkan ada lebih dari 30 persen konsumen menunda belanja furniture dan ponsel. Untuk kategori lainnya, terdapat 20 hingga 25 persen konsumen yang batal atau menunda membeli barang-barang tersebut.

Sementara itu survei itu juga mencatat perubahan dalam belanja online. Sebelum pandemi COVID-19, platform belanja online lebih banyak digunakan untuk membeli produk-produk fashion dan elektronik. Tapi kini, konsumen pun membeli produk lain secara online termasuk kebutuhan sehari-hari termasuk sembako, sayur, makanan jadi, dan buah. Produk yang paling banyak dibeli online adalah vitamin. ‘’Sekitar 33 persen konsumen membeli vitamin melalui platform online seperti e-commerce, media sosial, dan sebagainya,’’ jelasnya.

Baca Juga:  DJP Atur Ulang Barang Bebas PPN

Sebanyak 67 persen responden SurveySensum mengungkapkan COVID-19 telah mendorong mereka menekan pengeluaran hingga 43 persen dibanding Ramadan tahun lalu. Di antara kelas menengah yang diwawancara melalui platform SurveySensum, 73 persennya mengencangkan ikat pinggang di Ramadan tahun ini.

Di sisi lain, 20 persen konsumen berbelanja dalam besaran yang sama seperti Ramadhan tahun lalu, bahkan 13 persen konsumen lainnya justru lebih besar.

Tapi secara rata-rata, belanja masyarakat Ramadan tahun ini turun 32 persen dibanding tahun lalu. ‘’Kalau dibagi lagi menurut kelas sosial-ekonominya, kelas ekonomi atas menghemat 23 persen pengeluaran dan kelas menengah 35 persen,’’ lanjut Rajiv.(res/jrr)

Laporan JPG, Jakarta

 

(RIAUPOS.CO) – Perubahan perilaku konsumen dalam pemenuhan keperluan selama Ramadan menjadi sorotan. Riset SurveySensum COVID-19 Consumer Behaviour Track menunjukkan, meski dilanda krisis, sebagian konsumen tetap akan membeli perlengkapan ibadah dan produk fashion.

CEO Survey Sensum & Neuro Sensum, Rajiv Lamba mengatakan permintaan terhadap perlengkapan ibadah dan produk fashion masih cukup tinggi dibanding kategori lain. Survei itu mencatat 46 persen konsumen tetap akan membeli perlengkapan ibadah dan 43 persen belanja produk fashion untuk Ramadan. Sementara untuk beberapa produk tertentu, konsumen memilih untuk menunda.

- Advertisement -

‘’Konsumen harus membatalkan rencana belanja kategori lain yaitu furnitur, ponsel, barang elektronik rumah tangga, perhiasan, mainan anak, dan kendaraan bermotor,’’ terangnya. Keputusan itu mempertimbangkan upaya menjaga stabilitas dan keamanan finansial. Selain itu, konsumen memperkirakan tidak akan sering keluar rumah dan bertemu orang lain, sehingga barang-barang tersebut tidak lagi menjadi prioritas dalam waktu dekat.

Baca Juga:  DJP Atur Ulang Barang Bebas PPN

Dalam survei yang dilakukan terhadap konsumen usia 18 hingga 55 tahun mengungkapkan ada lebih dari 30 persen konsumen menunda belanja furniture dan ponsel. Untuk kategori lainnya, terdapat 20 hingga 25 persen konsumen yang batal atau menunda membeli barang-barang tersebut.

- Advertisement -

Sementara itu survei itu juga mencatat perubahan dalam belanja online. Sebelum pandemi COVID-19, platform belanja online lebih banyak digunakan untuk membeli produk-produk fashion dan elektronik. Tapi kini, konsumen pun membeli produk lain secara online termasuk kebutuhan sehari-hari termasuk sembako, sayur, makanan jadi, dan buah. Produk yang paling banyak dibeli online adalah vitamin. ‘’Sekitar 33 persen konsumen membeli vitamin melalui platform online seperti e-commerce, media sosial, dan sebagainya,’’ jelasnya.

Baca Juga:  OHM Hadirkan Cordex Oase Hotel Pekanbaru

Sebanyak 67 persen responden SurveySensum mengungkapkan COVID-19 telah mendorong mereka menekan pengeluaran hingga 43 persen dibanding Ramadan tahun lalu. Di antara kelas menengah yang diwawancara melalui platform SurveySensum, 73 persennya mengencangkan ikat pinggang di Ramadan tahun ini.

Di sisi lain, 20 persen konsumen berbelanja dalam besaran yang sama seperti Ramadhan tahun lalu, bahkan 13 persen konsumen lainnya justru lebih besar.

Tapi secara rata-rata, belanja masyarakat Ramadan tahun ini turun 32 persen dibanding tahun lalu. ‘’Kalau dibagi lagi menurut kelas sosial-ekonominya, kelas ekonomi atas menghemat 23 persen pengeluaran dan kelas menengah 35 persen,’’ lanjut Rajiv.(res/jrr)

Laporan JPG, Jakarta

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari