Jumat, 18 Oktober 2024

PDB Perikanan Tembus Rp62 Triliun

- Advertisement -

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Nilai produk domestik bruto (PDB) perikanan pada semester pertama 2019 mencapai Rp62,31 triliun. Jumlah itu naik 0,94 persen dibanding tahun lalu yang besarnya mencapai Rp58,97 triliun.

Tren positif tersebut seperti efek domino. Produk ekspor perikanan tanah air ikut melonjak, khususnya lobster. Lobster merupakan komoditas ekspor kedua terbesar setelah kepiting. Jumlah ekspornya melonjak lebih dari satu juta ekor.

Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP Rina mengatakan, angka tersebut merupakan buah kerja keras mengatasi aksi penyelundupan benih lobster (BL).

- Advertisement -

Sejak 2014 hingga Juni 2019, BKIPM KKP mencatat telah sukses menggagalkan 257 kasus dengan 8,6 juta ekor BL yang berhasil diamankan. Jumlah tersebut senilai Rp1 triliun. Umumnya, aksi penyelundupan dilakukan melalui bandara dan pelabuhan.

Baca Juga:  Miliki Sertifikat CHSE, Prime Park Hotel Hadirkan Keamanan dan Kenyamanan

”Kami terus berupaya meningkatkan pengawasan melalui pintu masuk lainnya. Mengikuti modus yang berkembang,” kata Rina.

Produk perikanan Indonesia kini sudah diterima di 157 negara. Vietnam, Taiwan, Singapura, Tiongkok, dan Malaysia merupakan lima besar negara dengan jumlah ekspor terbesar.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menuturkan, loster adalah produk perikanan yang paling digemari di pasar global. Indonesia menjadi sasaran lantaran memiliki jumlah yang melimpah di lautan. Tak ayal banyak perusahaan asing melakukan berbagai cara untuk mencuri.

Mereka memilih BL yang masih hidup. BL diselundupkan lalu dibudidayakan di negara para pencuri. ”Perputaran uangnya di level bandar dan tengkulaknya ini bisa Rp900 miliar hingga Rp1 triliun per tahun,” ujar perempuan asal Pangandaran itu.

- Advertisement -
Baca Juga:  Nikmati Sedapnya Makan Rawon di Novotel Pekanbaru

Susi juga mengimbau para pelaku perikanan tanah air tidak melupakan budidaya dan pelestarian BL. ”Profesi nelayan akan punah kalau ikannya punah dan lingkungannya hancur. Jadi, harus kreatif tapi arif (bijaksana) dan aplikatif,” tegas menteri 54 tahun itu.(han/fed)

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Nilai produk domestik bruto (PDB) perikanan pada semester pertama 2019 mencapai Rp62,31 triliun. Jumlah itu naik 0,94 persen dibanding tahun lalu yang besarnya mencapai Rp58,97 triliun.

Tren positif tersebut seperti efek domino. Produk ekspor perikanan tanah air ikut melonjak, khususnya lobster. Lobster merupakan komoditas ekspor kedua terbesar setelah kepiting. Jumlah ekspornya melonjak lebih dari satu juta ekor.

Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP Rina mengatakan, angka tersebut merupakan buah kerja keras mengatasi aksi penyelundupan benih lobster (BL).

Sejak 2014 hingga Juni 2019, BKIPM KKP mencatat telah sukses menggagalkan 257 kasus dengan 8,6 juta ekor BL yang berhasil diamankan. Jumlah tersebut senilai Rp1 triliun. Umumnya, aksi penyelundupan dilakukan melalui bandara dan pelabuhan.

Baca Juga:  Rp1,3 Miliar untuk Pelanggan Setia XL

”Kami terus berupaya meningkatkan pengawasan melalui pintu masuk lainnya. Mengikuti modus yang berkembang,” kata Rina.

Produk perikanan Indonesia kini sudah diterima di 157 negara. Vietnam, Taiwan, Singapura, Tiongkok, dan Malaysia merupakan lima besar negara dengan jumlah ekspor terbesar.

Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menuturkan, loster adalah produk perikanan yang paling digemari di pasar global. Indonesia menjadi sasaran lantaran memiliki jumlah yang melimpah di lautan. Tak ayal banyak perusahaan asing melakukan berbagai cara untuk mencuri.

Mereka memilih BL yang masih hidup. BL diselundupkan lalu dibudidayakan di negara para pencuri. ”Perputaran uangnya di level bandar dan tengkulaknya ini bisa Rp900 miliar hingga Rp1 triliun per tahun,” ujar perempuan asal Pangandaran itu.

Baca Juga:  Peduli Daya Tahan Garda Terdepan Lawan Corona, PT Bintang Toedjoe Bagikan Extrajoss

Susi juga mengimbau para pelaku perikanan tanah air tidak melupakan budidaya dan pelestarian BL. ”Profesi nelayan akan punah kalau ikannya punah dan lingkungannya hancur. Jadi, harus kreatif tapi arif (bijaksana) dan aplikatif,” tegas menteri 54 tahun itu.(han/fed)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari