Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Targetkan Pembiayaan UMKM hingga Rp280 T

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Hadirnya holding ultra mikro (UMi) diharapkan mampu mendorong penyaluran kredit kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk UMi. Sebab, tidak sedikit UMKM yang membutuhkan kredit modal kerja baru untuk menutup kewajiban kredit yang lama alias refinancing pada masa pandemi Covid-19.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan baki debit kredit UMKM bertambah Rp280 triliun pada 2024. Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI Yunita Resmi Sari mengatakan, per Juni 2021, baki debit kredit UMKM sudah mencapai Rp1.107,6 triliun. Jumlah tersebut bertumbuh 2,1 persen year-on-year (YoY). Porsi itu mencapai 19,62 persen terhadap total kredit perbankan.

"Sinergi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT Pegadaian (Persero), dan PT Penanaman Modal Madani (PNM) akan meningkatkan sekitar 4 persen rasio kredit UMKM perbankan nasional," ungkapnya, Senin (2/8).

Baca Juga:  Telkomsel Hadirkan Kuncie, Platform Banyak Hal untuk Talenta Kreatif

Melihat model bisnis tiga entitas itu, Yunita memperkirakan, pemberdayaan awal akan dilakukan PNM untuk membantu kelompok prasejahtera. Selanjutnya, diikuti Pegadaian dan BRI meningkatkan kapabilitas dan pengembangan usaha dengan layanan keuangan yang lebih luas.

BI telah mengategorikan empat jenis pelaku bisnis yang menjadi target pengembangan jangka menengah. Yakni, petani dan peternak dengan jumlah usaha 18 juta. Lalu, pedagang pasar basah sebanyak 11 juta usaha. Kemudian, pemilik toko dan perajin 12 juta. "Dan terakhir, pekerja lepas dengan jumlah 6 juta usaha," ujarnya.

Terpisah, Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun menyebutkan, porsi pembiayaan UMKM saat ini masih kecil. Padahal, kenaikan kredit sangat penting untuk membangkitkan bisnis pedagang-pedagang kecil. Sebab, pada masa krisis saat ini, banyak UMKM yang membutuhkan kredit modal kerja baru untuk menutup kewajiban kredit yang lama. Apalagi, bunga pinjaman sedang turun.

Baca Juga:  Perkenalkan Model Patungan Bisnis di ISCFF 2021

"Artinya, perbankan perlu lebih agresif jemput bola ke debitur UMKM. Semakin cepat memberikan kredit, semakin cepat pula UMKM bangkit," ujar Ikhsan kepada Jawa Pos tadi malam.(han/c7/dio/jpg)

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Hadirnya holding ultra mikro (UMi) diharapkan mampu mendorong penyaluran kredit kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk UMi. Sebab, tidak sedikit UMKM yang membutuhkan kredit modal kerja baru untuk menutup kewajiban kredit yang lama alias refinancing pada masa pandemi Covid-19.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan baki debit kredit UMKM bertambah Rp280 triliun pada 2024. Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI Yunita Resmi Sari mengatakan, per Juni 2021, baki debit kredit UMKM sudah mencapai Rp1.107,6 triliun. Jumlah tersebut bertumbuh 2,1 persen year-on-year (YoY). Porsi itu mencapai 19,62 persen terhadap total kredit perbankan.

- Advertisement -

"Sinergi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT Pegadaian (Persero), dan PT Penanaman Modal Madani (PNM) akan meningkatkan sekitar 4 persen rasio kredit UMKM perbankan nasional," ungkapnya, Senin (2/8).

Baca Juga:  Pemulihan Ekonomi Riau Diperkirakan Meningkat Tahun Ini

Melihat model bisnis tiga entitas itu, Yunita memperkirakan, pemberdayaan awal akan dilakukan PNM untuk membantu kelompok prasejahtera. Selanjutnya, diikuti Pegadaian dan BRI meningkatkan kapabilitas dan pengembangan usaha dengan layanan keuangan yang lebih luas.

- Advertisement -

BI telah mengategorikan empat jenis pelaku bisnis yang menjadi target pengembangan jangka menengah. Yakni, petani dan peternak dengan jumlah usaha 18 juta. Lalu, pedagang pasar basah sebanyak 11 juta usaha. Kemudian, pemilik toko dan perajin 12 juta. "Dan terakhir, pekerja lepas dengan jumlah 6 juta usaha," ujarnya.

Terpisah, Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun menyebutkan, porsi pembiayaan UMKM saat ini masih kecil. Padahal, kenaikan kredit sangat penting untuk membangkitkan bisnis pedagang-pedagang kecil. Sebab, pada masa krisis saat ini, banyak UMKM yang membutuhkan kredit modal kerja baru untuk menutup kewajiban kredit yang lama. Apalagi, bunga pinjaman sedang turun.

Baca Juga:  Hyundai Kembangkan Fitur Voice Command Berbasis AI Bersama ITB

"Artinya, perbankan perlu lebih agresif jemput bola ke debitur UMKM. Semakin cepat memberikan kredit, semakin cepat pula UMKM bangkit," ujar Ikhsan kepada Jawa Pos tadi malam.(han/c7/dio/jpg)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari