Handri begitu bersemangat melihat kebakaran lahan. Bahkan dia mempersiapkan perlengkapan untuk melakukan pemadaman.
Teman Handri bernama Raka sudah mengingatkan agar berhati-hati. Dan Handri menjawab, ”Siap!”.
Semakin jauh ke dalam, asap semakin pekat. Handri berjalan semakin lambat, khawatir menabrak sesuatu. Sementara Raka memegangi bahu Handri.
Raka melakukan itu karena asap memang benar-benar pekat. Semakin ke dalam, langkah Handri semakin pelan, dan Raka merasakan kakinya meminjak sesuatu yang lembut.
”Hati-hati Hendri,” ucap Raka kepada Handri.
Belum sempat Handri menjawab, alamaaaak….!!!, keduanya sudah masuk ke dalam parit yang atasnya rumput.
Bukannya sedih, keduanya malah tertawa bersama karena tak menyangka bakal masuk ke dalam parit yang airnya pekat karena gambut.
Mujur, ada petugas yang mendengar keduanya yang berisik. Sehingga keduanya ditolong dengan cara mengangsurkan kayu kepada Handri dan Raka agar bisa keluar dari dalam parit.(mng)
Handri begitu bersemangat melihat kebakaran lahan. Bahkan dia mempersiapkan perlengkapan untuk melakukan pemadaman.
Teman Handri bernama Raka sudah mengingatkan agar berhati-hati. Dan Handri menjawab, ”Siap!”.
- Advertisement -
Semakin jauh ke dalam, asap semakin pekat. Handri berjalan semakin lambat, khawatir menabrak sesuatu. Sementara Raka memegangi bahu Handri.
Raka melakukan itu karena asap memang benar-benar pekat. Semakin ke dalam, langkah Handri semakin pelan, dan Raka merasakan kakinya meminjak sesuatu yang lembut.
- Advertisement -
”Hati-hati Hendri,” ucap Raka kepada Handri.
Belum sempat Handri menjawab, alamaaaak….!!!, keduanya sudah masuk ke dalam parit yang atasnya rumput.
Bukannya sedih, keduanya malah tertawa bersama karena tak menyangka bakal masuk ke dalam parit yang airnya pekat karena gambut.
Mujur, ada petugas yang mendengar keduanya yang berisik. Sehingga keduanya ditolong dengan cara mengangsurkan kayu kepada Handri dan Raka agar bisa keluar dari dalam parit.(mng)