Minggu, 28 September 2025
spot_img
spot_img

Penjelasan dari Polda Sultra soal Randi, Mahasiswa yang Tewas saat Demonstrasi

KENDARI (RIAUPOS.CO) — Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara AKBP Harry Goldenhart membenarkan kabar seorang demonstran di gedung DPRD Sultra bernama Randi (21), mahasiswa Fakultas Perikanan, Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, meninggal dunia.

"Benar, ada seorang pengunjuk rasa bernama Randi meninggal dunia, tetapi sebab kematian masih dalam proses autopsi," kata Harry seperti dirilis Jpnn.com.

Informasi yang dihimpun menyebutkan korban mengalami luka robek di dada atas sebelah kanan. "Memang terdapat luka di dada korban tetapi masih diselidiki luka tersebut akibat apa," ujar Harry.

Peristiwa berdarah yang menelan korban jiwa terjadi sekitar pukul 15.30 Wita, saat massa dipukul mundur dari kawasan gedung DPRD Sultra oleh aparat kepolisian.

Baca Juga:  Lestari Moerdijat: Papua Dapat Keistimewaan, Bukan Rasisme

Harry menegaskan personel yang ditugaskan mengamankan aksi unjuk rasa tidak dibekali peluru tajam dan peluru karet.

"Sebelum bertugas personel diperiksa. Sesuai SOP hanya melengkapi diri dengan tameng, tongkat dan peluru gas air mata," ujarnya.

Sedangkan kendaraan taktis yang digunakan adalah water cannon dan mobil pengurai massa. Selain jatuh korban jiwa dari aksi unjuk rasa menolak revisi undang undang yang mengundang kontroversi di gedung DPRD Sultra itu, 15 orang lainnya mengalami luka-luka.

Korban luka-luka yang saat ini menjalani perawatan intensif di sejumlah rumah sakit terdiri dari sebelas orang peserta unjuk rasa, tiga personel kepolisian dan seorang staf sekretariat DPRD Sultra.(jpnn)

Baca Juga:  Anggota DPR Bawa Tiga Istrinya Saat Dilantik

Sumber : Jpnn.com
Editor    : Erizal

KENDARI (RIAUPOS.CO) — Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara AKBP Harry Goldenhart membenarkan kabar seorang demonstran di gedung DPRD Sultra bernama Randi (21), mahasiswa Fakultas Perikanan, Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, meninggal dunia.

"Benar, ada seorang pengunjuk rasa bernama Randi meninggal dunia, tetapi sebab kematian masih dalam proses autopsi," kata Harry seperti dirilis Jpnn.com.

Informasi yang dihimpun menyebutkan korban mengalami luka robek di dada atas sebelah kanan. "Memang terdapat luka di dada korban tetapi masih diselidiki luka tersebut akibat apa," ujar Harry.

Peristiwa berdarah yang menelan korban jiwa terjadi sekitar pukul 15.30 Wita, saat massa dipukul mundur dari kawasan gedung DPRD Sultra oleh aparat kepolisian.

Baca Juga:  Elemen Guru Dukung Revisi SKB soal Seragam

Harry menegaskan personel yang ditugaskan mengamankan aksi unjuk rasa tidak dibekali peluru tajam dan peluru karet.

- Advertisement -

"Sebelum bertugas personel diperiksa. Sesuai SOP hanya melengkapi diri dengan tameng, tongkat dan peluru gas air mata," ujarnya.

Sedangkan kendaraan taktis yang digunakan adalah water cannon dan mobil pengurai massa. Selain jatuh korban jiwa dari aksi unjuk rasa menolak revisi undang undang yang mengundang kontroversi di gedung DPRD Sultra itu, 15 orang lainnya mengalami luka-luka.

- Advertisement -

Korban luka-luka yang saat ini menjalani perawatan intensif di sejumlah rumah sakit terdiri dari sebelas orang peserta unjuk rasa, tiga personel kepolisian dan seorang staf sekretariat DPRD Sultra.(jpnn)

Baca Juga:  Akses Jalan Terputus, Pengendara Dialihkan ke Jalan Lingkar Km 4

Sumber : Jpnn.com
Editor    : Erizal

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

KENDARI (RIAUPOS.CO) — Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara AKBP Harry Goldenhart membenarkan kabar seorang demonstran di gedung DPRD Sultra bernama Randi (21), mahasiswa Fakultas Perikanan, Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, meninggal dunia.

"Benar, ada seorang pengunjuk rasa bernama Randi meninggal dunia, tetapi sebab kematian masih dalam proses autopsi," kata Harry seperti dirilis Jpnn.com.

Informasi yang dihimpun menyebutkan korban mengalami luka robek di dada atas sebelah kanan. "Memang terdapat luka di dada korban tetapi masih diselidiki luka tersebut akibat apa," ujar Harry.

Peristiwa berdarah yang menelan korban jiwa terjadi sekitar pukul 15.30 Wita, saat massa dipukul mundur dari kawasan gedung DPRD Sultra oleh aparat kepolisian.

Baca Juga:  Lolos ke Babak 16 Besar, Modal Chelsea dalam Derby London

Harry menegaskan personel yang ditugaskan mengamankan aksi unjuk rasa tidak dibekali peluru tajam dan peluru karet.

"Sebelum bertugas personel diperiksa. Sesuai SOP hanya melengkapi diri dengan tameng, tongkat dan peluru gas air mata," ujarnya.

Sedangkan kendaraan taktis yang digunakan adalah water cannon dan mobil pengurai massa. Selain jatuh korban jiwa dari aksi unjuk rasa menolak revisi undang undang yang mengundang kontroversi di gedung DPRD Sultra itu, 15 orang lainnya mengalami luka-luka.

Korban luka-luka yang saat ini menjalani perawatan intensif di sejumlah rumah sakit terdiri dari sebelas orang peserta unjuk rasa, tiga personel kepolisian dan seorang staf sekretariat DPRD Sultra.(jpnn)

Baca Juga:  Akses Jalan Terputus, Pengendara Dialihkan ke Jalan Lingkar Km 4

Sumber : Jpnn.com
Editor    : Erizal

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari