PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kabut asap yang menutupi hampir sebagian wilayah Riau mengkhawatirkan. Pasalnya, tidak sedikit masyarakat yang merasakan dampak negatif akibat jerebu yang semakin pekat.
Di Pekanbaru, kualitas udara terus menurun, Jumat pagi (13/9). Berdasaran Indeks Parameter Partikular PM10, kualitas udara di level berbahaya. Yakni menyentuh angka 300. Jarak pandang juga sempat menurun menjadi 300 meter.
Yeti (36) warga Swakarya, Panam yang dalam kondisi hamil besar memilih menyalamatkan janin yang ada di dalam kandungannya dengan mengungsi ke posko pengungsian milik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jalan Soekarno-Hatta.
Keputusan Yeti mengungsi ke sana atas saran suaminya yang saat ini sedang di luar kota. Sudah dua hari dia menginap di posko pengungsian itu. Di situ Yeti tidak sendirian. Dia juga ditemani sejumlah ibu hamil dan anak-anak lainnya.
Saat Riau Pos menyambanginya, Yeti yang mengenakan jilbab hitam tengah duduk di kasur. Dia menceritakan, saat ini dia sedang dalam proses menunggu kelahiran bayinya.
"Jadi suami saya menyuruh saya untuk mengungsi ke posko PKS. Sekarang ini suami saya lagi di luar kota," ujarnya.
Hal senada disampaikan Ari (36) warga Purwodadi. Dia memilih mengungsi ke posko pengungsian milik PKS itu dikarenakan asapnya sudah masuk ke dalam rumah.
"Tempat tinggal kami sudah tidak aman bagi anak-anak. Asapnya sudah masuk ke dalam rumah. Kasihan anak saya umurnya baru kurang lebih satu bulan, makanya saya mengungsi ke sini," terangnya.
Ari sangat berharap kepada pemerintah, khususnya kepada Presiden RI Joko Widodo datang ke Riau dan melihat langsung kondisi kabut asap yang sedang melanda Bumi Lancang Kuning.
"Saya berharap Pak Jokowi datang ke Riau. Setidak-tidak memerintahkan kepada pemerintah di Riau untuk serius mengatasi persoalan kabut asap ini," jelasnya.
>>Berita selengkapnya baca Riau Pos hari ini.
Laporan : Tim Riau Pos
Editor Rinaldi
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kabut asap yang menutupi hampir sebagian wilayah Riau mengkhawatirkan. Pasalnya, tidak sedikit masyarakat yang merasakan dampak negatif akibat jerebu yang semakin pekat.
Di Pekanbaru, kualitas udara terus menurun, Jumat pagi (13/9). Berdasaran Indeks Parameter Partikular PM10, kualitas udara di level berbahaya. Yakni menyentuh angka 300. Jarak pandang juga sempat menurun menjadi 300 meter.
- Advertisement -
Yeti (36) warga Swakarya, Panam yang dalam kondisi hamil besar memilih menyalamatkan janin yang ada di dalam kandungannya dengan mengungsi ke posko pengungsian milik Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jalan Soekarno-Hatta.
Keputusan Yeti mengungsi ke sana atas saran suaminya yang saat ini sedang di luar kota. Sudah dua hari dia menginap di posko pengungsian itu. Di situ Yeti tidak sendirian. Dia juga ditemani sejumlah ibu hamil dan anak-anak lainnya.
Saat Riau Pos menyambanginya, Yeti yang mengenakan jilbab hitam tengah duduk di kasur. Dia menceritakan, saat ini dia sedang dalam proses menunggu kelahiran bayinya.
- Advertisement -
"Jadi suami saya menyuruh saya untuk mengungsi ke posko PKS. Sekarang ini suami saya lagi di luar kota," ujarnya.
Hal senada disampaikan Ari (36) warga Purwodadi. Dia memilih mengungsi ke posko pengungsian milik PKS itu dikarenakan asapnya sudah masuk ke dalam rumah.
"Tempat tinggal kami sudah tidak aman bagi anak-anak. Asapnya sudah masuk ke dalam rumah. Kasihan anak saya umurnya baru kurang lebih satu bulan, makanya saya mengungsi ke sini," terangnya.
Ari sangat berharap kepada pemerintah, khususnya kepada Presiden RI Joko Widodo datang ke Riau dan melihat langsung kondisi kabut asap yang sedang melanda Bumi Lancang Kuning.
"Saya berharap Pak Jokowi datang ke Riau. Setidak-tidak memerintahkan kepada pemerintah di Riau untuk serius mengatasi persoalan kabut asap ini," jelasnya.
>>Berita selengkapnya baca Riau Pos hari ini.
Laporan : Tim Riau Pos
Editor Rinaldi