PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kepulan dahsyat api dan asap tebal menyelimuti langit di Jalan Sukamaju, Kelurahan Lembah Damai, Kecamatan Rumbai, Sabtu (7/9) sekitar pukul 06.15 WIB. Si jago merah itu melalap pabrik limbah dan barang bekas yang didominasi bahan dasar karet, seperti ban mobil.
Atas kejadian itu pemilik bernama Meri melapor ke pihak pemadam kebakaran (Damkar) Kota Pekanbaru. Atas laporan itu pihak damkar pun menyisir ke lokasi.
Menurut keterangan Kasi Resque Damkar Kota Pekanbaru Ibas Sembiring mengatakan, untuk melakukan pemadaman dan pendinginan pihal damkar menurunkan empat mobil pemadam kebakaran (MPK).
“Pemadaman dan pendingin di pabrik limbah milik warga bernama Meri itu berlangsung selama satu jam,” ucapnya di lokasi kejadian RT 02 RT 03 pada Riau Pos.
Lebih lanjut, kepada warga yang mengalami tragedi kebakaran agar segera menghubungi pihak terkait, misalnya damkar. Dan saat berada di lokasi kejadian kiranya warga agar menghindar bukan mengerumun. Guna evakuasi cepat selesai, sebab menurutnya bencana bukan wisata.(*3)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kepulan dahsyat api dan asap tebal menyelimuti langit di Jalan Sukamaju, Kelurahan Lembah Damai, Kecamatan Rumbai, Sabtu (7/9) sekitar pukul 06.15 WIB. Si jago merah itu melalap pabrik limbah dan barang bekas yang didominasi bahan dasar karet, seperti ban mobil.
Atas kejadian itu pemilik bernama Meri melapor ke pihak pemadam kebakaran (Damkar) Kota Pekanbaru. Atas laporan itu pihak damkar pun menyisir ke lokasi.
- Advertisement -
Menurut keterangan Kasi Resque Damkar Kota Pekanbaru Ibas Sembiring mengatakan, untuk melakukan pemadaman dan pendinginan pihal damkar menurunkan empat mobil pemadam kebakaran (MPK).
“Pemadaman dan pendingin di pabrik limbah milik warga bernama Meri itu berlangsung selama satu jam,” ucapnya di lokasi kejadian RT 02 RT 03 pada Riau Pos.
- Advertisement -
Lebih lanjut, kepada warga yang mengalami tragedi kebakaran agar segera menghubungi pihak terkait, misalnya damkar. Dan saat berada di lokasi kejadian kiranya warga agar menghindar bukan mengerumun. Guna evakuasi cepat selesai, sebab menurutnya bencana bukan wisata.(*3)