JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Politisi Partai Gerindra, Permadi ikut menjadi sosok yang diperiksa polisi karena adanya seruan revolusi. Permadi dipanggil sebagai saksi untuk kali yang kedua.
’’Revolusi yang saya maksud kan revolusinya Bung Karno, yang multi kompleks seperti revolusi mental,’’ ungkap Permadi di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (27/5/2019). Permadi menyebutkan dia berbicara revolusi karena memang perjuangan revolusi belum selesai.
’’Kalau menurut saya tidak apa-apa, menurut Bung Karno kan revolusi memang belum selesai,’’ ungkapnya Karena itu, revolusi yang dia maksud adalah revolusi yang digaungkan oleh Bung Karno. Pasalnya, revolusi mental, revolusi politik, revolusi ekonomi, revolusi budaya, dan revolusi industri belum tuntas di negeri ini.
’’Bung karno menyebut harus diubah dari mental orang yang dijajah menjadi tidak di jajah, lalu menjadi bangsa yang berdikari itu harus,’’ ungkap Permadi. Sebelumnya, Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya telah memeriksa Permadi pada Senin (20/5/2019) pekan lalu. Usai diperiksa Permadi mengaku dicecar 15 pertanyaan oleh penyidik.
Permadi mengatakan, video yang mempertontonkan dirinya menyebut revolusi terjadi pada tanggal 8 Mei 2019. Saat itu, ia mengaku mengucapkan kata revolusi dalam kapasitas sebagai anggota lembaga pengkajian MPR.
Saat itu, ia juga mengaku diundang oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon untuk bertindak sebagai pembicara. Hanya saja, Permadi tak menjelaskan lokasi acara tersebut. ’’Saya diundang Fadli Zon untuk mendampingi berbicara di depan forum rektor, pembicaraan bersifat terbatas dan tertutup karena itu saya tidak tahu kalau dibuat video, disebarluaskan mungkin untuk menjerumuskan saya,’’ kata Permadi.(fir)
Sumber: Pojoksatu
Editor: Fopin A Sinaga