Jumat, 20 September 2024

Ajudan Kadiv Propam Polri Tewas, Isu Liar Bermunculan

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Ajudan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo, yakni Brigadir Polisi (Brigpol) Nofriansyah Yosua Hutabarat, dikabarkan tewas tertembak Jumat (8/7) lalu. Penembakan itu terjadi di rumah dinas (rumdin) Sambo di kompleks Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.

Keterangan resmi Polri, Yosua meninggal setelah terlibat baku tembak dengan anggota bhayangkara dua (bharada) berinisial E. Bharada merupakan tamtama tingkat satu di Polri yang secara kepangkatan berada di level terendah di kepolisian. ”Peristiwa itu (meninggalnya Brigpol Yosua, Red) benar. Telah terjadi (baku tembak) pada Jumat, 8 Juli 2022, kurang lebih jam 17.00 atau jam 5 sore,” kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan kepada wartawan kemarin (11/7).

Versi Polri, kematian Yosua bermula dari dugaan pelecehan yang dilakukan Yosua terhadap istri Kadiv propam. Yosua adalah sopir istri Kadiv propam. Sedangkan Bharada E merupakan anggota Brimob yang bertugas mengawal Kadiv propam. ”Itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv propam itu,” ungkap Ramadhan.

Ramadhan melanjutkan, pelecehan berujung penodongan senjata itu terjadi di kamar pribadi Kadiv propam. Karena merasa dilecehkan, istri Kadiv propam lantas berteriak minta tolong. Bharada E yang berada di lantai atas rumah kemudian turun memeriksa sumber suara.

- Advertisement -
Baca Juga:  Ternyata, hanya 1 dari 10 Orang yang Cukup Konsumsi Buah dan Sayur

Melihat kehadiran Bharada E, Yosua panik. Dia melepaskan tembakan ke arah Bharada E. Padahal, saat mendatangi kamar tersebut, Bharada E hanya bertanya tentang penyebab kenapa istri Kadiv propam berteriak. ”Pertanyaan Bharada E direspons oleh Brigpol Y dengan melepaskan tembakan pertama kali ke arah Bharada E,” ungkap Ramadhan.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara, Yosua disebut menembak sebanyak tujuh kali. Sedangkan Bharada E sebanyak lima kali. Saat kejadian baku tembak itu, Ramadhan menyebut Sambo sedang tidak berada di lokasi. Menurut dia, Sambo sedang melakukan tes PCR Covid-19.

- Advertisement -

Sambo baru mengetahui insiden tersebut setelah ditelepon istrinya. Saat tiba di rumah, Sambo mendapati Yosua sudah meninggal dunia. Atas kejadian itu, Sambo langsung menghubungi Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto. Aparat yang datang langsung melakukan olah TKP dan mengamankan Bharada E.

Sedangkan jenazah Yosua, lanjut Ramadhan, sudah dipulangkan ke rumah keluarganya di Jambi. Dari foto yang diterima Jawa Pos, tampak ada luka bekas sayatan di bagian wajah Yosua. Terkait hal itu, pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto melihat ada kejanggalan.

Menurut Bambang, insiden baku tembak di rumah Sambo yang dijelaskan Polri masih menyisakan pertanyaan. Pertama, terkait keberadaan Bharada E di rumah dinas Kadiv propam. ”Kalau dia (Bharada E) bagian dari pengamanan rumah, tentu dia tidak sendirian,” paparnya.

Baca Juga:  Ranah Hukum Skandal Sampah

Kedua, soal senjata api yang digunakan pelaku maupun korban. Menurut Bambang, sesuai ketentuan, bharada sebagai tamtama tidak diperkenankan memegang senjata. Kecuali dalam pengamanan tertentu. ”Itu pun (dalam pengamanan tertentu) senjatanya laras panjang, bukan senjata api pendek,” ujarnya kepada Jawa Pos.

Kejanggalan tersebut memunculkan asumsi liar di masyarakat. Bambang tak memungkiri adanya rumor yang mengaitkan tewasnya Yosua dengan kabar perselingkuhan. ”Untuk mencegah asumsi liar tersebut, Kapolri harus bertindak cepat dengan menonaktifkan Kadiv propam,” jelasnya.

Bambang juga menyarankan agar Kapolri membentuk tim pencari fakta (TPF) untuk mengungkap kasus penembakan tersebut. Bagaimanapun, lanjut Bambang, Kadiv propam merupakan jabatan vital. Karena itu, insiden penembakan yang terjadi di rumah dinasnya harus betul-betul diungkap secara profesional. ”Kasus ini terjadi hari Jumat, tapi baru dirilis hari Senin, itu saja sudah aneh,” imbuhnya.

Terkait isu perselingkuhan antara Yosua dan istri Kadiv propam, Ramadhan belum bisa memberikan komentar. Saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, jenderal polisi bintang satu itu belum memberikan respons. Begitu pula dengan Sambo. Dia belum bisa dimintai konfirmasi perihal peristiwa yang terjadi di rumah dinasnya itu.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Ajudan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo, yakni Brigadir Polisi (Brigpol) Nofriansyah Yosua Hutabarat, dikabarkan tewas tertembak Jumat (8/7) lalu. Penembakan itu terjadi di rumah dinas (rumdin) Sambo di kompleks Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.

Keterangan resmi Polri, Yosua meninggal setelah terlibat baku tembak dengan anggota bhayangkara dua (bharada) berinisial E. Bharada merupakan tamtama tingkat satu di Polri yang secara kepangkatan berada di level terendah di kepolisian. ”Peristiwa itu (meninggalnya Brigpol Yosua, Red) benar. Telah terjadi (baku tembak) pada Jumat, 8 Juli 2022, kurang lebih jam 17.00 atau jam 5 sore,” kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan kepada wartawan kemarin (11/7).

Versi Polri, kematian Yosua bermula dari dugaan pelecehan yang dilakukan Yosua terhadap istri Kadiv propam. Yosua adalah sopir istri Kadiv propam. Sedangkan Bharada E merupakan anggota Brimob yang bertugas mengawal Kadiv propam. ”Itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv propam itu,” ungkap Ramadhan.

Ramadhan melanjutkan, pelecehan berujung penodongan senjata itu terjadi di kamar pribadi Kadiv propam. Karena merasa dilecehkan, istri Kadiv propam lantas berteriak minta tolong. Bharada E yang berada di lantai atas rumah kemudian turun memeriksa sumber suara.

Baca Juga:  Ranah Hukum Skandal Sampah

Melihat kehadiran Bharada E, Yosua panik. Dia melepaskan tembakan ke arah Bharada E. Padahal, saat mendatangi kamar tersebut, Bharada E hanya bertanya tentang penyebab kenapa istri Kadiv propam berteriak. ”Pertanyaan Bharada E direspons oleh Brigpol Y dengan melepaskan tembakan pertama kali ke arah Bharada E,” ungkap Ramadhan.

Dari hasil olah tempat kejadian perkara, Yosua disebut menembak sebanyak tujuh kali. Sedangkan Bharada E sebanyak lima kali. Saat kejadian baku tembak itu, Ramadhan menyebut Sambo sedang tidak berada di lokasi. Menurut dia, Sambo sedang melakukan tes PCR Covid-19.

Sambo baru mengetahui insiden tersebut setelah ditelepon istrinya. Saat tiba di rumah, Sambo mendapati Yosua sudah meninggal dunia. Atas kejadian itu, Sambo langsung menghubungi Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto. Aparat yang datang langsung melakukan olah TKP dan mengamankan Bharada E.

Sedangkan jenazah Yosua, lanjut Ramadhan, sudah dipulangkan ke rumah keluarganya di Jambi. Dari foto yang diterima Jawa Pos, tampak ada luka bekas sayatan di bagian wajah Yosua. Terkait hal itu, pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto melihat ada kejanggalan.

Menurut Bambang, insiden baku tembak di rumah Sambo yang dijelaskan Polri masih menyisakan pertanyaan. Pertama, terkait keberadaan Bharada E di rumah dinas Kadiv propam. ”Kalau dia (Bharada E) bagian dari pengamanan rumah, tentu dia tidak sendirian,” paparnya.

Baca Juga:  TNI AL Tambah Satuan Kapal Selam

Kedua, soal senjata api yang digunakan pelaku maupun korban. Menurut Bambang, sesuai ketentuan, bharada sebagai tamtama tidak diperkenankan memegang senjata. Kecuali dalam pengamanan tertentu. ”Itu pun (dalam pengamanan tertentu) senjatanya laras panjang, bukan senjata api pendek,” ujarnya kepada Jawa Pos.

Kejanggalan tersebut memunculkan asumsi liar di masyarakat. Bambang tak memungkiri adanya rumor yang mengaitkan tewasnya Yosua dengan kabar perselingkuhan. ”Untuk mencegah asumsi liar tersebut, Kapolri harus bertindak cepat dengan menonaktifkan Kadiv propam,” jelasnya.

Bambang juga menyarankan agar Kapolri membentuk tim pencari fakta (TPF) untuk mengungkap kasus penembakan tersebut. Bagaimanapun, lanjut Bambang, Kadiv propam merupakan jabatan vital. Karena itu, insiden penembakan yang terjadi di rumah dinasnya harus betul-betul diungkap secara profesional. ”Kasus ini terjadi hari Jumat, tapi baru dirilis hari Senin, itu saja sudah aneh,” imbuhnya.

Terkait isu perselingkuhan antara Yosua dan istri Kadiv propam, Ramadhan belum bisa memberikan komentar. Saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, jenderal polisi bintang satu itu belum memberikan respons. Begitu pula dengan Sambo. Dia belum bisa dimintai konfirmasi perihal peristiwa yang terjadi di rumah dinasnya itu.

 

Sumber: Jawapos.com

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari