JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Satgas Covid-19 kini memonitor ketat peningkatan kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir seiring dengan menyebarnya sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 di Tanah Air yakni di Pulau Bali dan Jakarta.
"Penyebab kenaikan kasus penting untuk diperhatikan, setidaknya dua pekan ke depan. Karena perlu waktu melihat dampak dari sebuah kejadian atau faktor penyebab kenaikan kasus," kata Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito, Selasa (14/6).
Wiku mengungkapkan, kenaikan kasus mingguan di Tanah Air cukup signifikan. Pada akhir Mei lalu, tercatat total 1.800 kasus mingguan. Kemudian meningkat menjadi 3.600 kasus pada minggu pertama bulan Juni lalu.
Kasus aktif juga mengalami peningkatan dari 2.900 pada akhir Mei menjadi 4.900 per 13 Juni kemarin. "Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kenaikan kasus. Ini perlu menjadi perhatian," tambah Wiku.
Setidaknya ada beberapa dugaan tentang penyebab kenaikan kasus ini kata Wiku. Pertama adalah mobilitas penduduk yang semakin tinggi, interaksi antar masyarakat. Kemudian kegiatan-kegiatan berskala besar yang dihadiri banyak orang yang dilaksanakan baru-baru ini. Kemudian kedisiplinan prokes juga sudah mulai longgar.
Selain itu kata Wiku faktor penyebaran Sub Varian baru BA.4 dan BA.5 juga bisa menjadi faktor peningkatan. Hingga saat ini BA.4 dilaporkan sudah menyebar di 61 negara melalui 7.524 sekuens (urutan) virus yang telah dilaporkan melalui GISAID. Sekuen paling banyak berada Afrika selatan, Amerika Serikat, Inggris, Denmark dan Israel.
Sementara BA.5, telah teridentifikasi di 65 negara dengan total 10.442 sekuens dilaporkan pada GISAID. Terbanyak berada di Amerika Serikat, Portugal, Jerman, Inggris dan Afrika Selatan.
Sementara karakteristik dua varian ini memiliki penyebaran lebih cepat serta mampu menembus imun tubuh meskipun sudah pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya. "Tapi tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian Omicron lainnya. Menurut ECDC peluang penularan dua sub varian ini lebih rendah pada mereka yang sudah divaksinasi," jelas Wiku.
Sementara itu, mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa sub varian BA.4 dan BA.5 telah didaftarkan oleh ECDC sebagai variant of concern (VOC) sejak 12 Mei 2022 lalu.
Yoga menjelaskan, penularan BA.4 dan BA.5 di Indonesia dimulai dari laporan 4 kasus di Bali. Kemudian tambahan 4 kasus lagi di Jakarta sehingga menjadi total 8 orang. Namun pada Senin (13/6) Kemenkes telah mengkonfirmasi 12 kasus lagi yang sedang dianalisa. "Jadi dalam beberapa hari sudah menjadi 20 dari 4 orang awalnya, naik 5 kali lipat," kata Yoga.
Menurut ECDC kata Yoga, dua sub varian ini bakalan menjadi sebaran dominan di Eropa dalam pekan-pekan mendatang. Meskipun secara umum belum ada laporan peningkatan keparahan dari BA4. Dan BA.5 ini, Namun tetap harus diwaspadai peningkatan hospitalisasi (dan ICU) pada mereka yang berusia di atas 60 atau 65 tahun.
Di sisi lain, Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat sudah mulai bersiap diri mengantisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan kasus baru Covid-19. Sampai kemarin, jumlah total pasien yang mereka rawat sebanyak 43 orang. "Sebagian besar dari pelaku perjalanan luar negeri," ungkap Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayjen TNI Budiman, kemarin.
Angka tersebut berada jauh di bawah daya tampung maksimal rumah sakit yang dia kelola. Munculnya kasus baru yang terkonfirmasi sebagai BA.4 dan BA.5 di Indonesia, lanjut Budiman, turut mendorong RSDC Wisma Atlet Kemayoran menyiapkan dua tower dengan kapasitas 3.801 pasien.
"Walaupun beberapa waktu ke belakang jumlah pasien yang dirawat di RSDC sangat sedikit. Tapi, kami tetap disiapkan oleh pemerintah untuk berjaga-jaga," jelas dia.
Meski begitu, pihaknya cukup optimistis bahwa efek kemunculan BA.4 dan BA.5 tidak akan terlalu parah. Budiman menyebutkan bahwa kedua subvarian baru tersebut merupakan turunan varian Omicron. "Yang ternyata tidak signifikan menimbulkan gejala yang berat," ujarnya.
Sementara itu, pasien positif Covid-19 di Riau bertambah dua orang, Selasa (14/6). Kepala Dinas Kesehatan Riau, Zainal Arifin mengatakan, dengan penambahan tersebut, maka total penderita Covid-19 di Riau menjadi 150.470 orang.
Juga terdapat penambahan 2 pasien yang dinyatakan sembuh, sehingga total sudah 146.025 orang Riau yang sembuh. Kabar baiknya, tidak terdapat penambahan pasien meninggal dunia akibat positif Covid-19. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau sebanyak 4.438 orang.
Dari total pasien positif Covid-19 Riau, terdapat dua pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit dan lima orang yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 5 orang. "Sehingga saat ini jumlah kasus aktif Covid-19 di Riau sebanyak 7 orang," ujarnya.(tau/syn/sol)