WASHINGTON DC (RIAUPOS.CO) – Tragedi penembakan yang terjadi di Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas selatan, dan serangkaian teror penembakan lainnya membuat dunia bertanya mengapa semudah itu memiliki senjata di Amerika Serikat (AS)? Teror penembakan brutal juga tengah memicu perdebatan baru tentang undang-undang senjata di AS.
Diyakini bahwa tersangka berusia 18 tahun Salvador Ramos memiliki pistol, senapan semi-otomatis AR-15 dan magasin berkapasitas tinggi saat dia membunuh sedikitnya 21 orang, 19 di antaranya anak-anak. Sebagai tanggapan, Presiden AS Joe Biden telah menyerukan perubahan peraturan AS tentang senjata api.
“Kapan, demi Tuhan, kita akan memihak pada lobi senjata?” kata Biden.
“Mengapa kita rela hidup dengan pembantaian ini? Mengapa kita terus membiarkan ini terjadi?” sambungnya.
“Sudah waktunya untuk mengubah rasa sakit ini menjadi tindakan untuk setiap orang tua, setiap warga negara ini. Kami harus menjelaskan kepada setiap pejabat terpilih di negara ini: saatnya untuk bertindak. Sudah waktunya bagi mereka yang menghalangi atau menunda atau menghalangi undang-undang senjata,” tegas Biden.
Lalu sebenarnya bagaimana aturan hukum AS tentang kepemilikan senjata? Di AS, hak untuk menyimpan dan memanggul senjata dilindungi oleh Amandemen Kedua konstitusi negara.
Undang-undang senjata saat ini di negara itu memungkinkan seseorang bebas menentukan beberapa hal. Apa saja?
Buronan dari hukum, pecandu narkoba, Mereka yang didiagnosis dengan masalah mental, orang asing tidak berdokumen dengan tempat tinggal ilegal. Berikutnya, mantan personel militer yang telah diberhentikan dari angkatan bersenjata, orang-orang yang telah melepaskan kewarganegaraan AS mereka. Orang dengan perintah penahanan untuk menguntit atau melakukan kekerasan terhadap anak atau pasangannya, dan mereka yang dituduh melakukan kekerasan dalam rumah tangga.
Oleh karena itu, cukup mudah untuk memperoleh kesenangan melalui cara-cara legal dan melalui toko-toko dengan lisensi, sementara masalah lainnya adalah banyak kaum muda memperoleh senjata di pasar gelap. Pemerintahan Biden, seperti yang terjadi dengan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya, belum mampu menghentikan serentetan penembakan yang merupakan dampak dari mudahnya memiliki senjata api di AS.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Edwar Yaman