Komisi IV DPRD Pekanbaru akhirnya bisa menggelar hearing atau rapat dengar pendapat dengan sejumlah pihak terkait galian proyek yang ramai dikeluhkan masyarakat Kota Bertuah.
Laporan AGUSTIAR, Pekanbaru
DI Kota Pekanbaru sedang banyak dilakukan proyek dengan anggaran dari pemerintah pusat. Seperti proyek sistem pengolahan air limbah domestik terpadu (SPALD-T) dan proyek sistem penyediaan air minum (SPAM).
Proyek-proyek ini mengharuskan adanya penggalian di sejumlah ruas jalan. Masalah muncul saat pengerjaan galian, akses jalan untuk warga menjadi terganggu. Jalan-jalan menjadi rusak. Drainase penuh dengan material dari galian proyek. Hingga saat hujan turun, jalan menjadi tergenang dan banjir.
Bahkan ada akses jalan ke perumahan warga tertutup tidak bisa dilalui kendaraan.
Tak sampai di situ. Begitu galian selesai, kondisi jalan banyak dikeluhkan masyarakat. Pasalnya, perbaikan jalan tidak seperti semua. Di beberapa ruas jalan, ada belum dilakukan perbaikan jalan. Jalan-jalan dibiarkan rusak dan tergenang.
Atas situasi yang sudah cukup lama terjadi dan dikeluhkan warga kota ini, Komisi IV DPRD Pekanbaru memanggil sejumlah pihak terkait untuk mencari solusi. Hearing pun digelar, Senin (25/4).
Adapun pihak yang diundang adalah PDAM Tirta Siak Pekanbaru, Dinas PUPR Pekanbaru, Bappeda, dan Dishub. Hearing kemarin fokus membahas proyek SPAM.
Hadir dari perwakilan Pemko, Asisten II El Syabrina, Kepala Dinas PUPR Pekanbaru Indra Pomi, Kepala Bappeda Ahmad, Kepala Dishub Pekanbaru Yuliarso, serta kepala bidang lainnya.
"Kita tidak masalah ada pekerjaan itu. Tapi jangan sampai menutup akses jalan dan mematikan ekonomi masyarakat. Ini kita tidak setuju, dan ini harus menjadi perhatian pemerintah dan kontraktornya," tegas Ketua Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru Nurul Ikhsan kepada wartawan usai hearing.
Disampaikan politisi Gerindra ini, keluhan hingga penolakan dari pekerjaan yang merusak dan menghancurkan jalan ini banyak datang dari warga kepadanya.
Seperti pekerjaan pembangunan proyek SPALD-T atau IPAL di sejumlah titik jalan dalam kota Pekanbaru jadi rusak dan keriting, ini membuat masyarakat trauma. Jalan sudah dihancurkan, sementara pemulihan jalan tidak seperti yang diharapkan.
Dalam hearing, Nurul Ikhsan didampingi anggota Komisi IV lainnya Sigit Yuwono, Roni Pasla, Robin Eduar, Wan Agusti ,dan Zulfahmi. Mereka mengkritisi model pekerjaan yang dinilai tiada hari tanpa merusak jalan.
Dalam suasana hearing, manajemen PDAM Tirta Siak Pekanbaru memaparkan secara umum, terkait pembangunan Sistem Pengelolaan Air Bersih ini, dan termasuk sistem kerja, dan target kerja penggantian pipa PDAM di seluruh Kota Pekanbaru.
Dikabarkan pihak PDAM, pekerjaan ini akan selesai secara keseluruhan pada tahun 2027 mendatang.
"Keluhan masyarakat lah yang melatarbelakangi hearing ini, karena masyarakat Kota Pekanbaru sudah trauma dengan galian sebelumnya, galian IPAL. Hancur lebur sektor ekonomi masyarakat, terutama yang dilintasi galian tersebut. Galian IPAL saja masih dikeluhkan, datang lagi galian PDAM," tegasnya.
Untuk itu dalam hearing ditegaskan Nurul meminta kepada PDAM dan kontraktor pelaksana agar benar-benar berkomitmen dengan target yang sudah ada sejak awal. Artinya, jangan sampai gara-gara galian PDAM, ekonomi masyarakat jadi terhambat lagi.
"Sebab akibat galian itu, ekonomi di sekitar galian tersebut jadi mati suri. Galian IPAL kemarin harus menjadi pelajaran, itu menjadi mimpi buruk bagi masyarakat, sehingga berharap tidak pernah terjadi kegiatan yang sama. Saat ini saja masih ada pekerjaan IPAL, dan kita akan awasi itu juga," ungkapnya.
Oleh sebab itu, ditegaskan Nurul dengan adanya proyek ini, jangan ada lagi keluhan masyarakat. "Bekerjalah dengan tidak mematikan urusan lain. Kita tegaskan terhadap jalan yang sudah dirusak akibat galian cepat diperbaiki lagi. Jangan tunggu warga protes," sebutnya lagi.
Untuk mengaspal lagi, diingatkan juga untuk tidak asal-asalan. "Jangan asal-asalan aspalnya, dan harus cepat kerjanya, serta harus lebih baik dari aspal sebelum dibongkar. Sehingga penataan kota tetap indah. Masyarakat dan pengguna jalan nyaman," sebutnya lagi.
Dishub Arahkan dengan Rambu-rambu
Dalam pada itu, soal gangguan akibat galian-galian di badan jalan ini, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Pekanbaru Yuliarso mengatakan, pihak sudah mengeluarkan izin amdal lalin untuk pekerjaan itu. Namun berharap lalu lintas warga tetap dapat berjalan baik.
"Amdal lalin sudah kita berikan untuk pekerjaan itu, dan tentunya dapat membantu percepatan pekerjaan," kata Yuliarso.
Kondisi saat ini memang ada berbagai galian jalan yang membuat arus lalu lintas menjadi perhatian. Baik itu dari pekerjaan pembangunan IPAL, maupun PDAM, dan juga ada pekerjaan kabel bawah tanah.
Untuk mencapai tujuannya, warga harus memutar dengan jalur yang diarahkan oleh petugas ditunjukkan dengan rambu-rambu yang sudah dipasang Dishub Pekanbaru.
"Kami selalu ada untuk membantu melancarkan arus lalin, dan ini kita pasangkan rambu-rambu untuk mengarahkan warga ke jalan alternatif," ungkapnya lagi.
Tidak sampai pada tahap pemasangan rambu-rambu saja, Yuliarso menambahkan bahwa Dishub Pekanbaru juga aktif melakukan pengawasan untuk mengontrol titik kemacetan bersama Polresta Pekanbaru.
"Kami juga rutin melakukan pengawasan untuk membantu melancarkan arus lalin, dan kita bantu dengan rambu-rambu," tuturnya.(gus)